Jangan lupa Hadir dan Saksikan, Dua Dalang Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Adipati Benowo dan KRAT Ki Gunarto Gunotalijendro SH.MH. Akan Meriahkan Penutupan Bulan Suro Jumat 25 Juli 2025


Dua Dalang Keraton Kasunanan Surakarta Akan Tampil Dalam Penutupan Bulan Suro Jimawal 1959/2025

Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat secara rutin menggelar wayang kulit untuk memperingati tutupnya Bulan Suro 2025 atau Suro 1959 tahun DAL. HajadDalem Ringgitan (Wayangan) Tutup Suro Jimawal 1959/ Tahun 2025 diadakan atas persembahan Kusumo Hondrowino Korwil DKI Jakarta dan diselenggarakan di Kamandungan, Kompleks Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Jawa Tengah, Jumat (Malam Sabtu). Tanggal 25 Juli 2025.

Gelaran wayang kulit semalam suntuk tersebut terbuka untuk masyarakat luas, jadi warga Surakarta dan sekitarnya diperkenankan untuk hadir bersama menyaksikan Pergelaran Wayang Kulit yang akan dibawakan oleh dalang KGPH Adipati Benowo, adik dari SISKS Pakoe Boewono XIII, serta Dalang Millenial yang juga Dalang Duta Internasional yang telah Sukses Tampil di Eropa, Amerika, Australia, Jepang, Vatikan, Roma, Italia, yaitu Dalang KRAT Ki Gunarto Gunotalijendro SH.MH.

Dua Dalang Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tersebut akan mempergelarkan Wayang Kulit dengan lakon "Werkudoro Antuk Nugroho, Wahyu Kasantosan".

Lakon Werkudara Antuk Nugroho" merujuk pada tokoh Werkudara (Bima) mengisahkan tentang perjalanan Werkudara (Bima) dalam mencari air kehidupan, Tirta Prawitasari, atas perintah gurunya, Resi Durna. Perjalanan ini membawanya pada berbagai rintangan dan petualangan, termasuk bertemu dengan raksasa kembar Rukmuka dan Rukmakala, serta akhirnya bertemu dengan Dewa Ruci, wujud dirinya yang lebih kecil, yang mengajarkannya tentang hakikat kehidupan dan kebenaran spiritual.

Dimana pencarian Tirta Prawitasari, Werkudara diutus gurunya, Resi Durna, untuk mencari air kehidupan, Tirta Prawitasari. Pertemuan dengan Raksasa dalam perjalanannya, Werkudara menghadapi raksasa Rukmuka dan Rukmakala, yang merupakan penguasa Gunung Reksamuka.

Pertemuan dengan Dewa Ruci setelah mengalahkan rintangan tersebut, dan Werkudara bertemu dengan Dewa Ruci, sosok kecil yang menyerupai dirinya, yang memberikan ajaran spiritual tentang makna kehidupan dan kebenaran, dan Dewa Ruci mengajarkan Werkudara tentang kesatuan alam semesta, pentingnya mencari kebenaran hakiki, dan bagaimana jagad kecil (diri manusia) sama luasnya dengan jagad besar (alam semesta). 
Makna cerita ini mengandung pesan tentang pentingnya keberanian, kejujuran, ketekunan dalam mencari kebenaran, serta kesadaran akan kesatuan diri dengan alam semesta.

 "Werkudara Antuk Nugroho" adalah kisah perjalanan spiritual Werkudara yang mengajarkan tentang pentingnya mencari kebenaran, menghadapi rintangan, dan kesadaran akan kesatuan diri dengan alam semesta.

Sosok Dalang KRAT H. Ki Gunarto Gunotalijendro SH, MM dikenal akan seni atraktif Dalang Millenial yang juga dikenal dengan sebutan Sang Dalang Salto, dengan sabetan - sabetan Wayang Kulit serta Salto yang selalu menghipnotis penonton hingga tidak menyurutkan perhatian masyarakat yang menyaksikan, sebagai momentum yang akan menjadi kenangan. Masyarakat pecinta Wayang Kulit pasti akan menikmati sabetan yang luwes dari "Sang Dalang Salto" Ki Gunarto Gunotalijendro dalang yang mampu menghidupkan wayang kulit dengan sentuhan milenial, sehingga dapat menarik perhatian generasi muda. Beliau memiliki kemampuan unik dalam mendalang yang mencakup gaya bahasa yang mudah dipahami, keahlian memerankan adegan perang, juga dikenal sebagai dalang yang mampu menyentuh emosi penonton dan melestarikan wayang kulit di era modern. Serta mampu menyampaikan cerita wayang dengan bahasa yang mudah dipahami oleh generasi muda, termasuk menyelipkan humor dan lelucon yang sedang tren. mampu menciptakan suasana yang hidup dan menarik, sehingga penonton tidak ingin beranjak hingga pertunjukan selesai.

Pangarso Kusumo Hondrowino Nusantara Korwil Jakarta, KP Mulyatno Prawirodiningrat, SH, MH mengaku bersyukur bisa menyuguhkan pergelaran Wayang Kulit dalam Hajat Ndalem Penutupan Bulan Suro 2025 ini. Semoga dengan pergelaran wayang tersebut dapat meningkatkan minat generasi muda terhadap seni pewayangan, serta menjadi media hiburan masyarakat Surakarta, ungkapnya. (Wartadipuro)

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA