Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC PB) sebagai satuan khusus dalam mengantisipasi adanya bencana di Indonesia, dibawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat ini terbagi dalam 2 wilayah, untuk wilayah Timur bermarkas di Lanut Abdulrachman Saleh Malang, Jawa Timur, sementara untuk wilayah Barat bermarkas di Bandara Halim Perdana Kusuma Jaktim, dimana dari lokasi tersebut seluruh personil maupun bantuan bahan makanan untuk pengungsi, siap dikirim sewaktu-waktu, dan untuk meningkatkan kesiapan menghadapi bencana banjir dan longsor lahar dingin, bertempat di Sungai Ciliwung, Kalibata Jaktim, SRC PB wilayah Barat menggelar Simulasi penanggulangan bencana, acara tersebut juga disaksikan warga sekitar sungai, yang kerapkali terkena luapan air sungai tersebut.
Sekretaris Utama BNPB, Ir. Facthul Hadi Dipl.HE dalam acara jumpa PERS menegaskan, bahwa kegiatan saat ini merupakan peningkatan kapasitas SRC PB, dengan skenario banjir lahar dingin dan tanah longsor, sampai sejauhmana kesiapan SRC PB wilayah Barat dalam mengantisipasi banjir lahar dingin dan longsor, bagaimana melakukan evakuasi korban dengan baik dan benar dan terkoordinasi dengan baik, kondiri daerah atas dan bawah harus dievakuasi dengan baik, sehingga korban harta dan jiwa dapat dikurangi, bagi yang sakit agar tidak parah atua meninggal, dan kalau memungkinkan dilakukan rujukan ke rumah sakit terdekat, dan dengan disaksikan warga disekitar sungai yang kerap kali terkena banjir diharapkan mereka juga memiliki kesiapan jika bencana banjir kembali melanda Jakarta, tegasnya.
Sementara Kepala Pusat Informasi data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, bahwa Satuan Reaksi Cepat Wilayah Barat ini memiliki 4.500 personil yang sewaktu-waktu bisa ditugaskan, mereka terdiri dari 3.000 personil TNI dan 1500 personil POLRI, dengan dukungan dana dan logistik oleh BNPB, sementara untuk personil tingkat daerah seperti Satpol PP dan Damkar, Tagana dan Ormas Peduli Bencana, tergantung daerah masing-masing dibawah binaan BPBD setempat.
Diakuinya cuaca di Jakarta sebagaimana data pada BMG, sampai dengan akhir tahun curah hujan di Jakarta sedang, dan tidak ada ancaman membahayakan seperti gejala Elnino, Lanina maupun suhu air laut juga dalam kondisi normal, hanya saja curah hujan tinggi akan muncul pada bulan Januari dan Februari, dan hujan besar akan terjadi di Bogor dan Depok, sehingga Jakarta masih terancam banjir.
Upaya yang dilakukan Pemda DKI sudah sangat bagus, dengan pengerukan sungai, peningkatan pompa air, kesiapan bencana maupun upaya lain dalam menghadapi bencana, tetapi karena banyaknya perubahan penggunaan lahan, serta makin bertambahnya pendidik Jakarta, maka kemungkinan jumlah titik-titik rawan banjir juga meningkat, sekitar 62 titik, ini membutuhkan partisipasi seluruh komponen di Jakarta termasuk dunia usaha dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
Sutopo juga mengaku bahwa BNPB telah menyiapkan dana antisipasi hingga 100 milyar yaitu dana siap pakai, jika kurang akan ditambah, karena pada Desember anggaran sudah habis dan Januari, Februari APBD belum cair, sementara bantuan mendesak dibutuhkan untuk mengatasi bencana yang ada, baik dalam penanganan bencana, membantu pengungsi serta rekonstuksi pasca banjir, oleh sebab BNPB telah menyiapkan dana siap pakai, oleh sebab itu, kita harapkan koordinasi dengan BPBD dapat terus dilakukan, dalam penanganan setiap terjadi bencana yang ada, untuk peta kemungkinan terjadi bencana sudah didistribusikan ke daedrah, sehingga diharapkan BPBD akan menyiapkan lebih detail, baik personil maupun logistik jika bencana benar-benar terjadi. Gladi sudah dilakukan secara nasional dengan skenario terbutuk, di wilayah Timur digelar di Bojonegoro dan wilayah Barat digelar disini, sementara untuk dareah digelar oleh BPBD setempat. BNPB akan selalu memberikan pendampingan pada BPBD, baik pendanaan maupun menejemen penangangan bencana, tegas DR.Ir.Sutopo Purwo Nurgroho.
Sekretaris Utama BNPB, Ir. Facthul Hadi Dipl.HE dalam acara jumpa PERS menegaskan, bahwa kegiatan saat ini merupakan peningkatan kapasitas SRC PB, dengan skenario banjir lahar dingin dan tanah longsor, sampai sejauhmana kesiapan SRC PB wilayah Barat dalam mengantisipasi banjir lahar dingin dan longsor, bagaimana melakukan evakuasi korban dengan baik dan benar dan terkoordinasi dengan baik, kondiri daerah atas dan bawah harus dievakuasi dengan baik, sehingga korban harta dan jiwa dapat dikurangi, bagi yang sakit agar tidak parah atua meninggal, dan kalau memungkinkan dilakukan rujukan ke rumah sakit terdekat, dan dengan disaksikan warga disekitar sungai yang kerap kali terkena banjir diharapkan mereka juga memiliki kesiapan jika bencana banjir kembali melanda Jakarta, tegasnya.
Sementara Kepala Pusat Informasi data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, bahwa Satuan Reaksi Cepat Wilayah Barat ini memiliki 4.500 personil yang sewaktu-waktu bisa ditugaskan, mereka terdiri dari 3.000 personil TNI dan 1500 personil POLRI, dengan dukungan dana dan logistik oleh BNPB, sementara untuk personil tingkat daerah seperti Satpol PP dan Damkar, Tagana dan Ormas Peduli Bencana, tergantung daerah masing-masing dibawah binaan BPBD setempat.
Diakuinya cuaca di Jakarta sebagaimana data pada BMG, sampai dengan akhir tahun curah hujan di Jakarta sedang, dan tidak ada ancaman membahayakan seperti gejala Elnino, Lanina maupun suhu air laut juga dalam kondisi normal, hanya saja curah hujan tinggi akan muncul pada bulan Januari dan Februari, dan hujan besar akan terjadi di Bogor dan Depok, sehingga Jakarta masih terancam banjir.
Upaya yang dilakukan Pemda DKI sudah sangat bagus, dengan pengerukan sungai, peningkatan pompa air, kesiapan bencana maupun upaya lain dalam menghadapi bencana, tetapi karena banyaknya perubahan penggunaan lahan, serta makin bertambahnya pendidik Jakarta, maka kemungkinan jumlah titik-titik rawan banjir juga meningkat, sekitar 62 titik, ini membutuhkan partisipasi seluruh komponen di Jakarta termasuk dunia usaha dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
Sutopo juga mengaku bahwa BNPB telah menyiapkan dana antisipasi hingga 100 milyar yaitu dana siap pakai, jika kurang akan ditambah, karena pada Desember anggaran sudah habis dan Januari, Februari APBD belum cair, sementara bantuan mendesak dibutuhkan untuk mengatasi bencana yang ada, baik dalam penanganan bencana, membantu pengungsi serta rekonstuksi pasca banjir, oleh sebab BNPB telah menyiapkan dana siap pakai, oleh sebab itu, kita harapkan koordinasi dengan BPBD dapat terus dilakukan, dalam penanganan setiap terjadi bencana yang ada, untuk peta kemungkinan terjadi bencana sudah didistribusikan ke daedrah, sehingga diharapkan BPBD akan menyiapkan lebih detail, baik personil maupun logistik jika bencana benar-benar terjadi. Gladi sudah dilakukan secara nasional dengan skenario terbutuk, di wilayah Timur digelar di Bojonegoro dan wilayah Barat digelar disini, sementara untuk dareah digelar oleh BPBD setempat. BNPB akan selalu memberikan pendampingan pada BPBD, baik pendanaan maupun menejemen penangangan bencana, tegas DR.Ir.Sutopo Purwo Nurgroho.
0 komentar:
Posting Komentar