Tim Kesenian Kabupaten Jepara Promosikan Potensi Daerah

Seiring dengan mengisi kegiatan liburan sekolah di Anjungan Jawa Tengah TMII, serta dalam mempromisikan potensi yang ada di Kabupaten Jepara, Duta Seni dari Kabupaten Jepara, kali ini menampilkan berbagai kesenian tradisional dan modern, yang tumbuh dan berkembang Jepara, acara yang juga dihadiri Paguwuban Masyarakat Jepara yang ada di Jabodetabek, serta para mahasiswa yang saat ini sedang menempuh study di Jakarta tersebut juga diisi dengan penyerahan penghargaan dari USAID pada Bupati Jepara, Drs Hendro Martojo,MM.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kab Jerapa, Khaeron Syariefudin, SH, MSi, saat ditemui disela acara tersebut pada wartawan menjelaskan, bahwa Pergelaran Kesenian ini, merupakan upaya untuk mempromosikan budaya lokal tradisional Kabupaten Jepara, yang saat ini hampir dilalaikan masyarakat, karena perkembangan jaman di era global, sehingga Disparbud terus berupaya menguri-uri kesenian tradisional lokal yang hampir punah ini.

Penampilan Tari Emprak, Tari Encik serta Teater dengan cerita Ratu Kalinyamat di TMII ini, juga sebagai upaya untuk memperkenalkan kesenian, agar masyarakat Jepara yang ada di Jabodetabek pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya untuk bisa mengetahui seni budaya tradisional lokal yang rata-rata di setiap daerah kurang diminati, kalai ini bisa dikemas dengan baik, kita berharap seni tradisional ini tidak kalah dengan seni modern saat ini, tegas Khaeron.

Sementara Bupati Jepara Drs Hendro Martojo,MM juga menambahkan, bahwa kesenian daerah seperti Emprak, kalau tidak kita bina, maka dikawatirkan akan tenggelam karena waktu, dengan penampilan ini diharapkan akan tetap eksis, sementara lakon Laskar Kalinyamat, merupakan gambaran penyerangan Ratu Kalinyamat mengusir Portugis dari Malaka, pada tahun 1500, bahkan penyerangan tersebut dilakukan dua kali, lewat pangkalan Jepara untuk mengusir penjajah, yang dipimpin oleh ibu Ratu Kalinyamat, sorang Raja Jawa Wanita yang berani serta kaya raya, ini gambarah bahwa pasukan kita luar biasa waktu itu, tegas Drs Hendro Martojo,MM.

Pergelaran Anjungan Jawa Timur

Anjungan Jawa Timur pada malam hari, juga menampilkan kesenian dari Kabupaten Nganjuk, salahsatu kesenian masyarakat yang ditampilkan adalah Tayub, kesenian tersebut hampir sama dengan kesenian Jaipong di Jawa Barat, dimana kesenian ini lebih menonjolkan jogetan para penari Waranggono, dimana penonton di ajak aktif untuk menari, dan diharuskan untuk nyawer sebelum nari bersama.

Beberapa penonton yang hadir, rata-rata hanyut dengan suguhan Tayub, namun taksedikit suara-suara yang menyesalkan adanya suguhan minuman Bir oleh pengelola Anjungan Jawa Timur, karena dalam pergelaran kesenian tersebut juga banyak anak-anak kecil yang hadir.

Dahulu sebelum menari, orang meminum anggur, agar besukharinya bisa segar kembali, dan kini anjungan Jawa Timur menyuguhkan Bir untuk mereka yang akan menari, yang sebenarnya mengandung alkohol, entah apakah hal tersebut juga sebagai tradisi dalam Tayub, atau tradisi di anjungan Jawa Timur, mungkin Katno sebagai kepala anjungan yang bisa menjawab. (Py).

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA