Klaten - Babinsa Koramil 03 Delanggu Serka Jumar melaksanakan panen raya padi Srinuk bersama Hj Sri Mulyani di lahan sawah petani Desa Bowan Kec Delanggu Kab Klaten. 30/04/21.
Kabupaten Klaten sebagai salah satu wilayah lumbung beras di Provinsi Jawa Tengah makin menunjukkan eksistensinya. Selain jenis beras Rojolele yang menjadi unggulan, varietas jenis baru persembahan Bupati Klaten yaitu Srinuk dan kini telah dikembangkan petani di wilayah Delanggu dan telah membuahkan hasil.
Hal ini terlihat saat Bupati Klaten berkesempatan melaksanakan Panen Raya Padi Srinuk di area persawahan Desa Bowan Delanggu, didampingi Wakapolres, Plt Asisten II Setda, Kepala DPKPP, serta unsur Forkompimcam Delanggu.
Padi jenis Srinuk yang dipanen kali ini merupakan hasil tanam dari Kelompok Tani Krida Tani Desa Bowan.
“Padi varietas Srinuk ini telah ditanam di wilayah Kecamatan Delanggu di area sawah seluas 20 hektar dengan hasil produksi 7 ton per hektar gabah kering panen,” ujar Koordinator PPl Kecamatan Delanggu Sugiyo di hadapan Bupati.
Lebih lanjut Sugiyo menyampaikan, Padi jenis Srinuk nantinya akan dikembangkan dibeberapa desa dengan menggunakan pupuk organik.
Pada bulan Mei Srinuk akan dikembangkan di Desa Jetis di area lahan seluas 12 hektar dan desa Delanggu 6 hektar, dengan minimal area tanam 5 hektar untuk desa lain.
Menurut salah satu anggota tani yang juga pengusaha penggilingan padi desa setempat Srihadi, padi jenis srinuk memiliki beberapa keunggulan dibanding yang lain.
“Padi Srinuk hasilnya lebih banyak bisa sekitar 7 ton dan memiliki rasa lebih pulen dan wangi,” ujar Srihadi.
Terkait harga Srihadi menjelaskan, untuk jenis Padi Srinuk bisa dijual Rp. 8800 per kilogram di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp. 8300 per kilogram.
Srihadi berharap, dengan harga beras bisa lebih tinggi, tentunya akan menarik minat generasi muda terhadap pertanian khususnya komoditas padi, meskipun nantinya dalam pengerjaan tidak mengandalkan pupuk bersubsidi.
Bupati dalam penjelasannya dihadapan petani menyampaikan bagaimana ketertarikan petani terhadap varietas padi Srinuk ini, bila memang animonya tinggi maka tidak menutup kemungkinan untuk ditingkatkan penggunaannya dikalangan petani agar bisa berkembang.
“Yang penting hasilnya sudah dilihat petani, untuk itu petani harus tertarik dulu, bila sudah tertarik maka bisa dikembangkan,” ucap Bupati.
Pada kesempatan tersebut Babinsa juga berharap agar program Srinuk bisa berjalan baik dan banyak diminati petani, serta harga jual tinggi.
Sehingga dengan harga jual yang tinggi petani bisa membuktikan bahwa tanpa subsidi pupuk pun petani tetap bisa berkembang. (Red)
0 komentar:
Posting Komentar