DIES NATALIS 51, STP TRISAKTI GELAR TALKSHOW SECARA ONLINE DENGAN VITUR WEBINAR “Peluang dan Tantangan Pendidikan Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi COVID -19”
Dalam upaya memperingati Dies Natalis Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti (STP Trisakti) yang ke 51, pada Selasa 2 Juni 2020, Civitas STP Trisakti mengelar Seminar Nasional dengan menggunakan metode Online Webinar, dan tema yang diangkat adalah “Peluang dan Tantangan Pendidikan Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi COVID -19”, dengan menampilkan Pembicara Kunci Ketua MPRRI, H Bambang Soesatyo serta bebepa pembicara dalam dan luar negeri, seperti Wikan Sakarinto ST,M.Sc Ph.D, (Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI), DR Wawan Rusiawan (Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwsa dan Ekonomi kreatif RI), Prof Theodore Benetatos, CEO dan Dekan IMI Switzereland, serta Moderator adalah Dosen STP Trisakti, Prof Sundring Pantja Djati. Dan diikuti 925 peserta dari 14 Negara dan 29 Provinsi di Indonesia.
Ketua MPRRI, H Bambang Soesatyo, SE, M.B.A dalam ungkapannya menegasakan, bahwa Indonesia juga sebagai negara terdampak Pandemi Covid -19, sehingga melumpuhkan semua sektor, termasuk Sektor Pariwisata termasuk turunannya, seperti Perhotelan, Restoran, Perjalanan Wisata dan Ekonomi kecil, namun kita harus tetap optimis, karena sektor Pariwisata merupakan sektor yang berkembang pesat, dimana dari data, devisa 2019 melampaui 20 milyar dolar, merupakan jumlah yang luar biasa, untuk itu kita berharap agar Pemerintah menyadari hal ini, sehingga sektor pariwisata nantinya menjadi prioritas dalam pemulihan nasional, karena selama ini Indonesia merupakan tujuan wisata Favorit bagi Wisatawan Mancanegara.
Untuk itu Pendidikan Pariwisata juga perlu ditumbuhkembangkan dalam sistem pendidikan, dalam pendidikan kualitas termasuk aspek Sumber Daya Manusia, guna mendorong recoveri ekonomi, saya yakin kedepan sektor pariwisata akan semakin besar, karena ini menjadi industry terbesar di dunia dan di Indonesia, sektor Pariwisata akan buming, karena pasca Pandemi nanti maka sektor Pariwisata akan semakin seksi, karena setiap orang akan mencari hiburan, sehingga saat ini merupakan waktu yang tepat dan strategis dalam menghadapi New Normal nantinya, tegasnya.
Dalam sambutannya, Ketua STP Trisakti Fetty Asmaniati, SE, MM dalam menegaskan, bahwa kegiatan Talk Show ini, merupakan kegiatan dalam rangkaian Dies Natalis STP Trisakti ke 51, dimana negara kita merupakan salahsatu negara di dunia yang turut terdampak adanya penyebaran Virus Corona (Covid -19), demikian juga Dunia Pendidikan maupun Sektor Pariwisata yang harus mengikuti Protokol Pencegahan Pandemi Covid -19.
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti yang didirikan tahun 1969, kini 51 tahun telah berkiprah dalam penyediaan Sumber Daya Manusia bidang Pariwisata dan Hospitality, serta terus mengembangkan Ilmu Pariwisata di Indonesia, sehingga STP Trisakti terus perupaya sebagaimana Visinya, menjadi Pusat Unggulan dan Pengembangan Ilmu Pariwisata dan Hospitality.
Sebagaimana kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sebagaimana diatur dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka kita harus menerapkan kebijakan pendidikan dengan metode pembelajaran jarak jauh (Metode Daring), dimana metode tersebut menjadi jalan keluar dalam menghadapi tantangan saat ini dan kedepan, dalam upaya menghasilkan lulusan dan pemenuhan tenaga kerja sektor Pariwisata nasional dan internasional.
STP Trisakti bersyukur masih dipercaya oleh Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri, sehingga saat ini STP Trisakti masih menyelenggarakan perkuliahan bagi Mahasiswa Luar Negeri, dari 11 Negara ASIA dan Eropa, dengan metode pembelajaran secara Daring, STP Trisakti juga terus mendukung program Pendidikan Tinggi melalui “Kampus Merdeka”, yang telah dirancang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, papar Fetty Asmaniati, SE, MM.
Sementara Ketua Yayasan Trisakti, Dr. Djanadi Bimo Prakoso, mengapresiasi Kinerja STP Trisakti yang 51 tahun telah turutserta mewujudkan Visi dan Misi Yayasan Trisakti dalam mencerdaskan anak-anak bangsa sesuai UUD 45, serta berkiprah banyak dalam pengembangan Pariwisata Indonesia melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta telah berkontribusi menyiapkan Sumber Daya Manusia bidang Pariwisata dan Hospitality.
Yayasan Trisakti meminta pada seluruh Civitas STP Trisakti maupun Lembaga Pendidikan tinggi Lain, agar melakukan kajian menyambut kehidupan baru (New Normal), kita harus kerja keras dan dengan semangat gotong-royong dalam menghadapi hambatan yang ada, Yayasan mengapresiasi kerja keras seluruh Civitas STP Trisakti, bagaimana menanggapi tuntutan pembelajaran Kampus Merdeka, yang sudah dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, pinta Dr Bimo Prakoso.
Sementara dalam paparannya, Wikan Sakarinto ST,M.Sc Ph.D, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, dengan peran Kampus Merdeka Pasca Covid 19 diera Tema “Mencari Pola Baru Arah Pendidikan Vokasi”, menekankan, agar seluruh Lembaga Pendidikan Vokasi agar Link and Match dengan Dunia Industri, sebagaimana arahan Presiden RI, Ir H Joko Widodo, dalam percepatan pembanguan SDM UNGGUL 2020 -2024, dimana Link and Match tersebut, harus dilakukan oleh pendidikan SMK, Kampus VOKASI dan Lembaga Ketrampilan, agar “Menikah” dengan industry dan dunia kerja.
Demikian juga diungkapkan DR Wawan Rusiawan, Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwsa dan Ekonomi kreatif RI, dengan tema “Strategi Kebijakan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mengadahap Kenormalan Baru, (New Normal)”, dimana dalam paparannya lebih menyoroti akan dampak Covid -19 pada Kunjungan Wisata , dalam dan luar negeri serta upaya menghadapi New Normal.
Sebagaimana data yang terus bergerak, saat ini kunjungan wisata luar negeri (Wisman) hingga 850 juta orang, dengan hilangnya penerimaan devisa negara mencapai 1,2 milyar dolar Amerika, sehingga butuh strategi dalam pemulihan ekonomi pasca Covid -19, (New Normal), dan Lembaga Pendidikan Tinggi dibutuhkan peran kerjasama, serta lembaga lain agar ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali.
Sebagaimana kebijakan dalan New Normal agar Sektor Pariwisata tetap mengutamakan Protokol Kesehatan menuju era baru, mungkin untuk Wisatan Mancanegara akan berkurang, karena menyangkut masalah keamanan, kesehatan di era Pandemi Covid -19 ini, namun untuk sektor Wisatawan Domestik justru akan naik, dan akan mengisi Wisata Indonesia, disinilah perlu strategi menghadapi pesaing negara-negara lain yang lebih dahulu membuka untuk Wisatawan Asing, ungkapnya. (Nurul).
Dalam upaya memperingati Dies Natalis Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti (STP Trisakti) yang ke 51, pada Selasa 2 Juni 2020, Civitas STP Trisakti mengelar Seminar Nasional dengan menggunakan metode Online Webinar, dan tema yang diangkat adalah “Peluang dan Tantangan Pendidikan Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi COVID -19”, dengan menampilkan Pembicara Kunci Ketua MPRRI, H Bambang Soesatyo serta bebepa pembicara dalam dan luar negeri, seperti Wikan Sakarinto ST,M.Sc Ph.D, (Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI), DR Wawan Rusiawan (Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwsa dan Ekonomi kreatif RI), Prof Theodore Benetatos, CEO dan Dekan IMI Switzereland, serta Moderator adalah Dosen STP Trisakti, Prof Sundring Pantja Djati. Dan diikuti 925 peserta dari 14 Negara dan 29 Provinsi di Indonesia.
Ketua MPRRI, H Bambang Soesatyo, SE, M.B.A dalam ungkapannya menegasakan, bahwa Indonesia juga sebagai negara terdampak Pandemi Covid -19, sehingga melumpuhkan semua sektor, termasuk Sektor Pariwisata termasuk turunannya, seperti Perhotelan, Restoran, Perjalanan Wisata dan Ekonomi kecil, namun kita harus tetap optimis, karena sektor Pariwisata merupakan sektor yang berkembang pesat, dimana dari data, devisa 2019 melampaui 20 milyar dolar, merupakan jumlah yang luar biasa, untuk itu kita berharap agar Pemerintah menyadari hal ini, sehingga sektor pariwisata nantinya menjadi prioritas dalam pemulihan nasional, karena selama ini Indonesia merupakan tujuan wisata Favorit bagi Wisatawan Mancanegara.
Untuk itu Pendidikan Pariwisata juga perlu ditumbuhkembangkan dalam sistem pendidikan, dalam pendidikan kualitas termasuk aspek Sumber Daya Manusia, guna mendorong recoveri ekonomi, saya yakin kedepan sektor pariwisata akan semakin besar, karena ini menjadi industry terbesar di dunia dan di Indonesia, sektor Pariwisata akan buming, karena pasca Pandemi nanti maka sektor Pariwisata akan semakin seksi, karena setiap orang akan mencari hiburan, sehingga saat ini merupakan waktu yang tepat dan strategis dalam menghadapi New Normal nantinya, tegasnya.
Dalam sambutannya, Ketua STP Trisakti Fetty Asmaniati, SE, MM dalam menegaskan, bahwa kegiatan Talk Show ini, merupakan kegiatan dalam rangkaian Dies Natalis STP Trisakti ke 51, dimana negara kita merupakan salahsatu negara di dunia yang turut terdampak adanya penyebaran Virus Corona (Covid -19), demikian juga Dunia Pendidikan maupun Sektor Pariwisata yang harus mengikuti Protokol Pencegahan Pandemi Covid -19.
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti yang didirikan tahun 1969, kini 51 tahun telah berkiprah dalam penyediaan Sumber Daya Manusia bidang Pariwisata dan Hospitality, serta terus mengembangkan Ilmu Pariwisata di Indonesia, sehingga STP Trisakti terus perupaya sebagaimana Visinya, menjadi Pusat Unggulan dan Pengembangan Ilmu Pariwisata dan Hospitality.
Sebagaimana kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah maupun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sebagaimana diatur dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maka kita harus menerapkan kebijakan pendidikan dengan metode pembelajaran jarak jauh (Metode Daring), dimana metode tersebut menjadi jalan keluar dalam menghadapi tantangan saat ini dan kedepan, dalam upaya menghasilkan lulusan dan pemenuhan tenaga kerja sektor Pariwisata nasional dan internasional.
STP Trisakti bersyukur masih dipercaya oleh Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri, sehingga saat ini STP Trisakti masih menyelenggarakan perkuliahan bagi Mahasiswa Luar Negeri, dari 11 Negara ASIA dan Eropa, dengan metode pembelajaran secara Daring, STP Trisakti juga terus mendukung program Pendidikan Tinggi melalui “Kampus Merdeka”, yang telah dirancang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, papar Fetty Asmaniati, SE, MM.
Sementara Ketua Yayasan Trisakti, Dr. Djanadi Bimo Prakoso, mengapresiasi Kinerja STP Trisakti yang 51 tahun telah turutserta mewujudkan Visi dan Misi Yayasan Trisakti dalam mencerdaskan anak-anak bangsa sesuai UUD 45, serta berkiprah banyak dalam pengembangan Pariwisata Indonesia melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta telah berkontribusi menyiapkan Sumber Daya Manusia bidang Pariwisata dan Hospitality.
Yayasan Trisakti meminta pada seluruh Civitas STP Trisakti maupun Lembaga Pendidikan tinggi Lain, agar melakukan kajian menyambut kehidupan baru (New Normal), kita harus kerja keras dan dengan semangat gotong-royong dalam menghadapi hambatan yang ada, Yayasan mengapresiasi kerja keras seluruh Civitas STP Trisakti, bagaimana menanggapi tuntutan pembelajaran Kampus Merdeka, yang sudah dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, pinta Dr Bimo Prakoso.
Sementara dalam paparannya, Wikan Sakarinto ST,M.Sc Ph.D, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, dengan peran Kampus Merdeka Pasca Covid 19 diera Tema “Mencari Pola Baru Arah Pendidikan Vokasi”, menekankan, agar seluruh Lembaga Pendidikan Vokasi agar Link and Match dengan Dunia Industri, sebagaimana arahan Presiden RI, Ir H Joko Widodo, dalam percepatan pembanguan SDM UNGGUL 2020 -2024, dimana Link and Match tersebut, harus dilakukan oleh pendidikan SMK, Kampus VOKASI dan Lembaga Ketrampilan, agar “Menikah” dengan industry dan dunia kerja.
Demikian juga diungkapkan DR Wawan Rusiawan, Direktur Kajian Strategis Kementerian Pariwsa dan Ekonomi kreatif RI, dengan tema “Strategi Kebijakan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mengadahap Kenormalan Baru, (New Normal)”, dimana dalam paparannya lebih menyoroti akan dampak Covid -19 pada Kunjungan Wisata , dalam dan luar negeri serta upaya menghadapi New Normal.
Sebagaimana data yang terus bergerak, saat ini kunjungan wisata luar negeri (Wisman) hingga 850 juta orang, dengan hilangnya penerimaan devisa negara mencapai 1,2 milyar dolar Amerika, sehingga butuh strategi dalam pemulihan ekonomi pasca Covid -19, (New Normal), dan Lembaga Pendidikan Tinggi dibutuhkan peran kerjasama, serta lembaga lain agar ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali.
Sebagaimana kebijakan dalan New Normal agar Sektor Pariwisata tetap mengutamakan Protokol Kesehatan menuju era baru, mungkin untuk Wisatan Mancanegara akan berkurang, karena menyangkut masalah keamanan, kesehatan di era Pandemi Covid -19 ini, namun untuk sektor Wisatawan Domestik justru akan naik, dan akan mengisi Wisata Indonesia, disinilah perlu strategi menghadapi pesaing negara-negara lain yang lebih dahulu membuka untuk Wisatawan Asing, ungkapnya. (Nurul).
0 komentar:
Posting Komentar