Masyarakat Mendukung Pemberantasan Terorisme di Indonesia


Masyarakat Mendukung Pemberantasan Terorisme di Indonesia

Bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral Makassar dan serangan teroris di Mabes Polri menunjukan bahwa ancaman terorisme tidak  surut di tengah pandemi Covid-19
Ancaman aksi terorisme sebenarnya sudah sering disampaikan oleh  berbagai pihak khususnya aparat keamanan. Penangkapan puluhan terduga teroris oleh aparat kepolisian  menunjukkan bahwa ancaman terorisme bukanlah isapan jempol

Ancaman pun menjadi semakin nyata saat bom bunuh diri terjadi di gerbang Gereja Katedral Hati Kudus Yesus, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).

Terkait pemberantasan terorisme di Indonesia, Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Argo Yuwono pernah menyatakan, langkah antisipasi terorisme dilakukan dengan mengedepankan sistem preventif strike. Salah satunya, ialah gabungan TNI-Polri akan turun ke bawah berkomunikasi langsung dengan warga masyarakat. 

Argo mengatakan pihaknya melakukan soft power dengan mengedepankan preventif strike. Mulai dari Babinkamtibas dan babinsa serta masyarakat dari tingkat bawah akan di komunikasikan terus agar tak terjadi ancaman teror.Selain itu, Kepolisian RI terus melakukan operasi terhadap pihak-pihak yang diduga sebagai terorisme. 

Ali Fauzi eks pentolan Jamaah Islamiyah (JI) mengatakan aparat keamanan  dinilai perlu  meningkatkan kewaspadaan menjelang perayaan hari besar keagamaan, karena menurutnya, potensi ancaman dan serangan teror menjelang peringatan hari besar keagamaan. Ali Fauzi adalah mantan instruktur perakit bom di Filipina. Kini ia aktif sebagai Ketua Yayasan Lingkaran Perdamaian (YLP). Dirinya bergerak merangkul orang-orang terpapar radikalisme agar kembali ke pangkuan NKRI. 

Sementara itu, Ketua Komisi III DPR, Herman Hery mendukung Polri mengusut tuntas dan terus mengungkap jaringan terorisme di Tanah Air. Menurutnya, tindakan teroris sangat melukai rasa kemanusiaan dan tidak dibenarkan oleh seluruh umat beragama.

"Saya mengecam dan mengutuk aksi terorisme yang belakangan terjadi di Tanah Air. Saya mendesak Polri untuk mengusut tuntas jaringan terorisme di Indonesia," katanya.
Lebih lanjut Herman mengatakan, fungsi intelijen juga harus terus ditingkatkan karena penangkapan terduga teroris belum efektif membenamkan potensi aksi teror.

"Saya meminta kepada Polri dan BNPT sebagai mitra kami untuk memperkuat fungsi intelijen dalam mendeteksi kejadian serupa di kemudian hari. Kejar dan tangkap pelaku teror ini hingga akarnya," katanya.

Senada dengan Herman, Anggota Komisi III DPR, Adde Rosi Khoerunnisa mengatakan berdasarkan data BNPT, jumlah teroris mencapai 6.000 lebih. Hal ini bisa meresahkan dan mengganggu keamanan dan ketenteraman masyarakat.

"Saya mendorong BNPT dan Densus terus menelusuri, menangkap, serta melakukan pencegahan dengan menggandeng kementerian/lembaga. Misal dengan Kominfo, agar situs-situs penyebar paham radikal diblokir, sehingga tidak bisa diakses masyarakat," kata Adde.

Ade menjelaskan, dalam rapat dengan Komisi III DPR, BNPT pernah menyampaikan terkait minimnya anggaran, ia menyatakan Komisi III DPR berkomitmen selalu mendukung setiap kebutuhan baik untuk penangkapan maupun program deradikalisasi.

"Secara pribadi saya mendukung agar pengungkapan jaringan teroris ini diusut tuntas sampai ke akarnya serta pemenuhan informasi yang akurat kepada masyarakat, agar tidak timbul kepanikan,".

Anggota Komisi III DPR lainnya, Wihadi Wiyanto mengatakan pemberantasan terorisme tidak bisa hanya dengan menangkap tokoh-tokohnya. Pencegahan harus diperkuat, sebab terorisme berkaitan dengan ideologi dan pemahaman yang berbeda.

"Di sini, BNPT harus lebih berperan," kata Wihadi.

Wihadi mendorong penguatan BNPT sebagai role model dalam pencegahan terorisme. Ia berharap, BNPT bisa memberikan program-program yang lebih mengena dengan dasar Undang-Undang Antiterorisme.

"Tidak hanya penindakan, tetapi pencegahan dan itu ada di BNPT. Instrumennya sudah jelas ada di UU Antiteroris yang baru," katanya.

Yang jelas masalah terorisme kita sepakat untuk memberantas sampai akar-akarnya. Kita semua anak bangsa harus menjalin persatuan dan kesatuan lebih kokoh lagi, karena teroris sengaja menebar kekacauan untuk memecah belah persatuan. Berperilaku bijaksana termasuk menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama adalah wajib kita kembangkan. Dan terakhir, kita mendukung upaya pemerintahan dalam membasmi aksi-aksi terorisme di negeri ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA