Satrio Wibowo: Para Pekerja Terancam PHK, Kemenkes Agar Secepatnya Membayar Tagihan APD
Jakarta - Indonesia merasakan dampak akibat pandemi Virus Corona (Covid-19) dirasakan merambat hingga berbagai daerah. Perekonomian nasionalpun terpuruk diterjang Covid-19. Dirasakan semua lini usaha masyarakat, banyak pengusaha menyatakan sulit bertahan saat situasi pandemi saat ini, banyak faktor yang harus dihadapi untuk tetap survive.
Tindakan yang dilakukan antara lain melakukan pekerjaan dirumah, merumahkan mereka saat pandemi, hingga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan sampai memberikan penawaran kepada karyawannya untuk mengambil cuti tak berbayar (unpaid leave) alias di rumahkan, ini dilakukan agar perusahaan tetap bertahan saat mereka mengalami tekanan yang sangat berat akibat pandemi Covid-19.
PT. Daehan Global merupakan salah satu konsorsium Energi Kita Indonesia pembuat Alat Pelindung Diri (APD) sebagai pemasok APD ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
yang tetap beroperasi walaupun dalam kondisi keuangan yang sulit dan tetap mempertahankan para pekerjanya tetap berusaha memenuhi pesanan APD untuk tenaga medis di Indonesia. Kabarnya belum menerima pembayaran," ujar Satrio Wibowo Dirut dari PT. Energi Kita Indonesia (EKI) saat mendatangi pabrik Daehan Global menemui para pekerja dan bertatap muka beberapa hari lalu.
PT. EKI mengakui kondisi keuangan perusahaannya kini tengah mengalami pasang-surut lantaran tagihan pembayaran APD belum dilunasi pihak Kemenkes RI. Kondisi macetnya tagihan pembayaran APD membuat dana cadangan diperusahaannya tersedot habis guna membayar gaji para pekerja.
"Saya sudah sampaikan secara langsung kepada para pekerja, kami belum bisa membayarkan THR lebaran, karena kondisi keuangan perusahaan. Tapi saya sekuat tenaga berupaya agar jangan sampai ada PHK, total pekerja di konsorsium ini mencapai 100 ribuan yang berada di beberapa tempat. Ini situasi sulit," ujar Dirut PT. EKI.
"Satrio Wibowo saat tatap muka dengan para pekerja PT. Daehan Global meminta maaf karena belum bisa membayar THR, kalian tidak bisa membelikan pakaian baru untuk anak-anak kalian,” tutur Satrio.
“Saya mengetuk hati Kemenkes agar secepatnya membayar tagihan APD ke PT. EKI, doakan semoga pembayaran dari Kemenkes cepat terealisasi dan saya bisa membayarkan kewajiban kepada kalian, kalian semua adalah pahlawan kemanusiaan bagi para tenaga medis diIndonesia, tetap semangat dalam menghadapi Covid 19,” ucap Satrio disambut tepuk tangan para pekerja.
"Jika hal ini tak segera di respon, semua operasional perusahaan akan sangat terganggu dalam pekerjaan sehingga pekerjaan dapat terhambat, kami membutuhkan kerja sama dari Kemenkes untuk segera menyelesaikan kewajiban serta kami juga bisa menyelesaikan pembayaran kepada para pekerja pabrik," pungkas Satrio.
"Apabila Kemenkes tidak secepatnya membayarkan tagihan APD kepada PT. EKI, dikhawatirkan kami akan merumahkan para pekerja, untuk itu saya memohon kepada Kemenkes agar segera merealisasikan pembayarannya agar kami bisa beroperasi dan tetap bisa memenuhi kebutuhan APD untuk para tenaga medis di Indonesia," tutupnya.(Guffe)
Jakarta - Indonesia merasakan dampak akibat pandemi Virus Corona (Covid-19) dirasakan merambat hingga berbagai daerah. Perekonomian nasionalpun terpuruk diterjang Covid-19. Dirasakan semua lini usaha masyarakat, banyak pengusaha menyatakan sulit bertahan saat situasi pandemi saat ini, banyak faktor yang harus dihadapi untuk tetap survive.
Tindakan yang dilakukan antara lain melakukan pekerjaan dirumah, merumahkan mereka saat pandemi, hingga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan sampai memberikan penawaran kepada karyawannya untuk mengambil cuti tak berbayar (unpaid leave) alias di rumahkan, ini dilakukan agar perusahaan tetap bertahan saat mereka mengalami tekanan yang sangat berat akibat pandemi Covid-19.
PT. Daehan Global merupakan salah satu konsorsium Energi Kita Indonesia pembuat Alat Pelindung Diri (APD) sebagai pemasok APD ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
yang tetap beroperasi walaupun dalam kondisi keuangan yang sulit dan tetap mempertahankan para pekerjanya tetap berusaha memenuhi pesanan APD untuk tenaga medis di Indonesia. Kabarnya belum menerima pembayaran," ujar Satrio Wibowo Dirut dari PT. Energi Kita Indonesia (EKI) saat mendatangi pabrik Daehan Global menemui para pekerja dan bertatap muka beberapa hari lalu.
PT. EKI mengakui kondisi keuangan perusahaannya kini tengah mengalami pasang-surut lantaran tagihan pembayaran APD belum dilunasi pihak Kemenkes RI. Kondisi macetnya tagihan pembayaran APD membuat dana cadangan diperusahaannya tersedot habis guna membayar gaji para pekerja.
"Saya sudah sampaikan secara langsung kepada para pekerja, kami belum bisa membayarkan THR lebaran, karena kondisi keuangan perusahaan. Tapi saya sekuat tenaga berupaya agar jangan sampai ada PHK, total pekerja di konsorsium ini mencapai 100 ribuan yang berada di beberapa tempat. Ini situasi sulit," ujar Dirut PT. EKI.
"Satrio Wibowo saat tatap muka dengan para pekerja PT. Daehan Global meminta maaf karena belum bisa membayar THR, kalian tidak bisa membelikan pakaian baru untuk anak-anak kalian,” tutur Satrio.
“Saya mengetuk hati Kemenkes agar secepatnya membayar tagihan APD ke PT. EKI, doakan semoga pembayaran dari Kemenkes cepat terealisasi dan saya bisa membayarkan kewajiban kepada kalian, kalian semua adalah pahlawan kemanusiaan bagi para tenaga medis diIndonesia, tetap semangat dalam menghadapi Covid 19,” ucap Satrio disambut tepuk tangan para pekerja.
"Jika hal ini tak segera di respon, semua operasional perusahaan akan sangat terganggu dalam pekerjaan sehingga pekerjaan dapat terhambat, kami membutuhkan kerja sama dari Kemenkes untuk segera menyelesaikan kewajiban serta kami juga bisa menyelesaikan pembayaran kepada para pekerja pabrik," pungkas Satrio.
"Apabila Kemenkes tidak secepatnya membayarkan tagihan APD kepada PT. EKI, dikhawatirkan kami akan merumahkan para pekerja, untuk itu saya memohon kepada Kemenkes agar segera merealisasikan pembayarannya agar kami bisa beroperasi dan tetap bisa memenuhi kebutuhan APD untuk para tenaga medis di Indonesia," tutupnya.(Guffe)
0 komentar:
Posting Komentar