Seminar Nasional bertema penanggulangan kemiskinan dan dampaknya guna mengakselerasi pencapaian kesejahteraan rakyat dalam rangka ketahanan nasional yang diselenggarakan Lemhanas, dalam rangka untuk memperingati Hari Ulang Tahun Lemhanas ke 47, pada hari Rabu (16/5) di kantor Lemhanas, Jakarta.
Menteri
Koordinasi dan Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Agung Laksono, memberikan
keynote speech dan membuka Seminar Nasional ttg Penanggulangan Kemiskinan pd
program 2012, menurut nya, penurunan angka kemiskinan saat ini belum sesuai
harapan.
Agung mengatakan, jika penurunan per tahunnya kurang dari satu persen, penurunan tersebut tidak akan tercapai.Tidak hanya itu, ketidaktepatan sasaran dalam program yang dilakukan pemerintah menyebabkan angka kemiskinan tidak akan berubah. Oleh karena itu, Pemerintah masih terus berupaya menjamin agar orang miskin dapat memperoleh program penanggulangan kemiskinan.
“Kita belum tahu posisi tahun 2012 itu seperti apa. Saya berharap ada dalam angka yang cukup signifikan. Karena tahun lalu agak melambat. Dengan demikian bila pencapaian di atas 1 persen, di akhir masa bakti akan mencapai di bawah 10 persen. Kalau anggaran untuk usaha penanggulangan kemiskinan setiap tahunnya terus bertambah”, jelasnya.
Agung mengatakan, jika penurunan per tahunnya kurang dari satu persen, penurunan tersebut tidak akan tercapai.Tidak hanya itu, ketidaktepatan sasaran dalam program yang dilakukan pemerintah menyebabkan angka kemiskinan tidak akan berubah. Oleh karena itu, Pemerintah masih terus berupaya menjamin agar orang miskin dapat memperoleh program penanggulangan kemiskinan.
“Kita belum tahu posisi tahun 2012 itu seperti apa. Saya berharap ada dalam angka yang cukup signifikan. Karena tahun lalu agak melambat. Dengan demikian bila pencapaian di atas 1 persen, di akhir masa bakti akan mencapai di bawah 10 persen. Kalau anggaran untuk usaha penanggulangan kemiskinan setiap tahunnya terus bertambah”, jelasnya.
Lemhanas Tingkatkan Peran Menuju World Class
Institution
Dalam memperingati
HUT Lemhannas RI ke 47 tahun beberapa hari lalu, Gubernur Lemhanas RI, Prof Budi Soesilo Supandji didepan
wartawan menegaskan, bahwa Lemhanas RI
kini terus berupaya melakukan penguatan
peran, menuju world class institution.
Guna merealisasikan pemaksimalan kinerja organisasi Lemhanas.
Kita terus
berupaya melakukan pendekatan pada Negara tetangga dan Negara lain di dunia
untuk dapat mengikuti kelas World Class Institution tersebut, agar memahami
bagaimana kajian-kajian Lembaga Ketahanan Nasional, saat ini Negara Timur
Tengah, Asia Timur, sementara untuk Eropa dan
Amerika masih dalam pendekatan.
Kelas World
Class Institution tersebut tetap mengacu pada pemikiran Asli mengenai Ketahanan
Nasional Lemhannas, serta tetap mengacu pada 4 Pilar Kebangsaan, dan bukan
ikut-ikutan menjadi seperti yang ada di Negara asing. Bahkan dalam pengajaran
kelas World Class Institution tidak melulu menggunakan bahasa asing, tetapi
kita gunakan bahasa Indonesia, hal tersebut agar mereka juga memahami sejauhmana
pemikiran kita tentang Ketahanan Nasional Indonesia, bagaimana mereka memahami
pola fikir orang Indonesia, tegasnya.
Lemhanas juga akan meningkatkan
peran dalam wacana publik dan meningkatkan keterlibatan seluruh komponen bangsa
dalam pembentukan opini, ketika pergeseran kekuasaan bergerak dari state
centered ke people centered. Langkah lain yang akan dilakukan Lemhanas yaitu
memastikan kurikulum dan kajian yang up to date, sejalan dengan apa yang
terjadi dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara, serta
meningkatkan upaya membangun karakter bangsa.
Lemhanas ingin meyakinkan bahwa
dalam upaya mencapai lembaga berkelas dunia, tidak akan menghilangkan dan
meninggalkan jati dirinya. Sungguh merupakan kesalahan besar jika karena
globalisasi, jati diri Indonesia terkikis oleh jati diri lain. Jati diri
Indonesia yang kuat adalah prakondisi yang baik untuk mempertahankan dan
meningkatkan ketahanan nasional," jelasnya.
0 komentar:
Posting Komentar