Seniman Betawi alumni Institute Kesenian Jakarta (IKJ) jurusan Teater yang telah menyelesaikan Pendidikan S2 bidang Manajemen Pemasaran ini, kini kembali mengejar Program Doktor, (Strata 3) program Studi Sastra Budaya dari Universitas Indonesia.
Saat ditemui wartawan
usai melihat daftar penerimaan Seleksi Masuk (SIMAK) Universitas Indonesia, yaitu
salahsatu pola seleksi yang tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras,
kedudukan sosial dan tingkat kemampuan ekonomi Universitas Indonesia, dan
Syaiful Amri merupakan calon mahasiswa S3 yang lolos diterima di Program Studi
Sastra Budaya,
Sebagaimana
yang diinformasikan Humas Universitas Indonesia, SIMAK-UI sebagai upaya seleksi
masuk untuk jenjang program Doktor, serta upaya pemerataan kesempatan belajar
di UI, maka SIMAK-UI dilaksanakan secara serentak, sehingga siswa atau siapapun
yang ingin masuk UI dapat mengikuti seleksi di beberapa lokasi kota terdekat
dengan tempat tinggalnya, sebagai warga Jakarta, Syaiful Amri mengaku bersyukur
dapat diterima dalam Program Sastra Budaya, sehingga diharapkan akan mampu
meningkatkan kiprahnya dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi.
Diakui Syaiful,
yang juga Sutradara Komedi Betawi serta banyak menghiasi layar kaca Sinetron televisi
swasta ini mengaku, akan terus memfasilitasi
para seniman Betawi untuk terus berkreasi, dimana Yayasan Komedi Betawi yang ia
bentuk, kini telah banyak melakukan sosialisasi ke masyarakat, dimana seniman
Kombet telah menghibur masyarakat ibukota Jakarta, dengan berkeliling Jakarta,
hal tersebut juga sebagai bentuk menghibur masyarakat secara langsung.
Syaiful Amri yang juga
dikenal sebagai sosok penggerak seni budaya Betawi ini, orasi ilmiah dalam
mengikuti seleksi SIMAK –UI tersebut, lebih memilih tema Teater Rakyat Betawi
atau yang lebih dikenal Lenong. Dimana Kesenian Lenong yang berkembang mulai
abad 19 tersebut, sebelumnya dikenal dengan nama Komedi Stambul dan Teater
Bangsawan, yang ditampilkan dengan bahasa Melayu, dan orang Betawi meniru
pertunjukan tersebut dan kemudian disebut Lenong Betawi.
Lebih jauh ditegaskan, bahwa pertunjukan
Lenong diiringi oleh musik Gambang Kromong, dimana dalam gambang kromong juga
dipengaruhi oleh unsur alat musik dari Cina (Tehyan, Konghyan dan Sukong) dan
Betawi (Gambang, Kromong, Kendang, Gong, Kempor, Ningnong dan Kesrek), kuatnya unsur
musik Cina tersebut, taklain karena orkes Gambang Kromong dibina dan
dikembangkan oleh masyarakat keturunan Cina, paparnya.
Diakuinya bahwa
perkembangan Lenong hingga saat ini masih digemari masyarakat, dan dirinya
yakin Leong masih punya potensi unik untuk dikembangkan, namun sebagai seniman
Betawi, Syaiful Amri mengaku sangat prihatin dimana saat ini banyak seniman
yang bermain lenong, namun telah keluar dari pakem yang ditentukan, oleh sebab
itu melalui jenjang Program Doktor Program Sastra Budaya ini, dirinya ingin
terus melakukan penelitian akan pakem-pakem lenong, ungkapnya tegas.
0 komentar:
Posting Komentar