Orang Tua Cerdas Bisa Cegah Anak Pakai Narkoba

Banyak kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dipicu oleh lemahnya kontrol keluarga. Orangtua umumnya lengah dan cenderung kurang peduli dengan kondisi yang dialami oleh anak-anaknya.

Kepala Seksi Dunia Maya Radio dan Televisi, Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), M Affan Eko Budi mengatakan, sikap otoriter memang bukan solusi mengatasi penyalahgunaan narkoba.

"Perlu kita ketahui dan tanamkan dalam pikiran kita masing-masing, keluarga merupakan benteng utama dalam upaya mencegah anak-anak menjadi penyalahguna narkoba," kata Affan dalam Focus Group Discusion dengan keluarga Graha Sawangan Residence Bojong Sari, Kota Depok, Minggu (18/5/2014).

Oleh karenanya, keluarga perlu keterampilan di bidang pencegahan dan menjadikan keluarga sebagai salah satu target grup dalam upaya dini. Untuk mencegah anak dari penyalahgunaan narkoba sejak usia dini dan untuk melaksanakan pencegahan.

Guna mewujudkan target grup, keluarga tersebut memerlukan pemahaman mengenai faktor protektif dan faktor resiko. "Seperti pola komunikasi yang kurang harmonis antara orangtua dengan anak," ucapnya.

"Di mana hal itu juga bisa berpengaruh bagi seorang anak atau anggota keluarga serta kemungkinan mereka menjadi penyalahguna narkoba, serta metode dan teknik intervensi yang dipilih untuk disajikan di dalam program pelatihan," imbuhnya.

Menurut Affan, aspek proteksi pada kelurga sudah jadi harga mati. Kemajuan jaman dan skema pergaulan yang terus berkembang, ditambah lagi dengan teknologi informasi yang sulit difilter menjadi tantangan orangtua masa kini untuk tetap mendampingi perkembangan anak-anaknya.

"Untuk membangun faktor protektif di dalam keluarga, orangtua perlu berupaya untuk selalu dekat dengan anak, menciptakan suasana kehangatan dan saling percaya di antara anggota keluarga, serta menerapkan disiplin di dalam keluarga secara konsisten dan efektif," terang Affan.

Dia berharap, informasi yang disampaikan oleh BNN bisa menjadi acuan dan motivasi bagi orangtua untuk ikut mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba terutama di lingkungan keluarga dan masyarakat.

"Kuncinya tentu sebagai orangtua harus menjadi orangtua yang cerdas, anti gaptek dan mengetahui sedikitnya masalah-masalah yang akan timbul seperti penyalahgunaan narkoba tersebut," jelasnya.

Sementara, salah seorang tokoh masyarakat, Ahmad Syahrir mengatakan, hubungan keluarga yang dekat, serta kepedulian orangtua dapat mendukung ketahanan anak selama proses pertumbuhan hingga menjadi dewasa.

"Kalau perlu kita sebagai orangtua zaman sekarang jangan tutup mata dengan teknologi. Jangan sampai kita ketinggalan dengan anak-anak kita sendiri, kita perlu mengimbangi dan mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan anak-anak muda dengan pemanfaatan teknologi yang ada," tuntas Syahrir.

Banyak kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dipicu oleh lemahnya kontrol keluarga. Orangtua umumnya lengah dan cenderung kurang peduli dengan kondisi yang dialami oleh anak-anaknya.

Kepala Seksi Dunia Maya Radio dan Televisi, Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN), M Affan Eko Budi mengatakan, sikap otoriter memang bukan solusi mengatasi penyalahgunaan narkoba.

"Perlu kita ketahui dan tanamkan dalam pikiran kita masing-masing, keluarga merupakan benteng utama dalam upaya mencegah anak-anak menjadi penyalahguna narkoba," kata Affan dalam Focus Group Discusion dengan keluarga Graha Sawangan Residence Bojong Sari, Kota Depok, Minggu (18/5/2014).

Oleh karenanya, keluarga perlu keterampilan di bidang pencegahan dan menjadikan keluarga sebagai salah satu target grup dalam upaya dini. Untuk mencegah anak dari penyalahgunaan narkoba sejak usia dini dan untuk melaksanakan pencegahan.

Guna mewujudkan target grup, keluarga tersebut memerlukan pemahaman mengenai faktor protektif dan faktor resiko. "Seperti pola komunikasi yang kurang harmonis antara orangtua dengan anak," ucapnya.

"Di mana hal itu juga bisa berpengaruh bagi seorang anak atau anggota keluarga serta kemungkinan mereka menjadi penyalahguna narkoba, serta metode dan teknik intervensi yang dipilih untuk disajikan di dalam program pelatihan," imbuhnya.

Menurut Affan, aspek proteksi pada kelurga sudah jadi harga mati. Kemajuan jaman dan skema pergaulan yang terus berkembang, ditambah lagi dengan teknologi informasi yang sulit difilter menjadi tantangan orangtua masa kini untuk tetap mendampingi perkembangan anak-anaknya.

"Untuk membangun faktor protektif di dalam keluarga, orangtua perlu berupaya untuk selalu dekat dengan anak, menciptakan suasana kehangatan dan saling percaya di antara anggota keluarga, serta menerapkan disiplin di dalam keluarga secara konsisten dan efektif," terang Affan.

Dia berharap, informasi yang disampaikan oleh BNN bisa menjadi acuan dan motivasi bagi orangtua untuk ikut mencegah bahaya penyalahgunaan narkoba terutama di lingkungan keluarga dan masyarakat.

"Kuncinya tentu sebagai orangtua harus menjadi orangtua yang cerdas, anti gaptek dan mengetahui sedikitnya masalah-masalah yang akan timbul seperti penyalahgunaan narkoba tersebut," jelasnya.

Sementara, salah seorang tokoh masyarakat, Ahmad Syahrir mengatakan, hubungan keluarga yang dekat, serta kepedulian orangtua dapat mendukung ketahanan anak selama proses pertumbuhan hingga menjadi dewasa.

"Kalau perlu kita sebagai orangtua zaman sekarang jangan tutup mata dengan teknologi. Jangan sampai kita ketinggalan dengan anak-anak kita sendiri, kita perlu mengimbangi dan mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan anak-anak muda dengan pemanfaatan teknologi yang ada," tuntas Syahrir.


0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA