Menanggapi adanya pernyataan Ghafar yang mengaku Tokoh Masyarakat Jakarta Selatan di beberapa media ibukota yang menyudutkan Ketua Umum Ormas RCC yang juga anggota DPRD DKI Jakarta, Drs H Rukun Santoso, MSi, Ormas RCC mengaku geram dan akan melaporkan Ghafar ke pihak berwajib, dan mendesar agar Ghafar segera meminta maaf melalui media sebagaimana yang sudah merilis pernyataan Ghafar tersebut.
Dalam acara jumpa PERS di Sekretariat RCC, Sekjen RCC, Yanwar menegaskan, bahwa pernyataan Ghafar yang menyatakan diri sebagai tokoh Lenteng Agung adalah bohong belaka, dan dirinya bukanlah pengurus Partai Hanura, namun mengapa berani mengeluarkan pernyataan dengan mengatasnamakan partai Hanura, apalagi telah menuduh anggota DPRD DKI Partai Hanura H Rukun Santoso tidak menepati janji serta tidak pernah turun ke masyarakat konstituennya, itu pernyataan yang tidak benar dan sebagai bentuk profokatif melalui media, oleh sebab itu saya memberikan waktu 2X24 jam agar Ghafar meminta maaf melalui sejumlah media yang merilisnya, namun apabila hal tersebut tidak dilakukan maka RCC akan segera melaporkan Ghafar dengan pencemaran nama baik, tegas Yanwar.
Hal senada juga diungkapkan Pengurus RCC lainnya, Rudi Priatminto yang juga warga Jagakarsa kelurahan Lenteng Agung tersebut menilai "Pernyataan dia (Ghafar) sangat mengada-ngada terkesan ada muatan 'sponsor'. Kami sendiri warga asli Kelurahan Lenteng Agung dan Jagakarsa, Jakarta Selatan, tidak mengenal sosok yang bernama Ghafar. Kami dari konstituen Rukun Santoso meminta Ghafar untuk menarik ucapannya di sejumlah media massa.
Pria yang sudah 10 tahun mengikuti Rukun Santoso ini mengatakan, pernyataan Ghafar, mantan RW04, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, ini tidak benar jika Rukun Santoso telah mengingkari janji-janjinya selama menjabat anggota DPRD DKI periode 2009-2014. "Fitnah yang ditujukan ke Rukun Santoso, tidak benar. Bahkan, saya mengaku senang dengan program-program yang dilakukan Rukun Santoso. Dan sangat bermanfaat bagi masyarakat,seperti Bantuan pengurusan Akte Kelahiran, Ambulance Gratis, Santunan anak Yatim, Asuransi Jiwa serta program lain, jadi selama menjabat menjadi anggota dewan, H Rukun Santoso telah banyak yang dilakukan ditengah Masyarakat, tegasnya.
Oleh karena itu, pernyataan Ghafar sangat jauh dari kenyataan. Malah, sambungnya, selama menjabat menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, beberapa kali telah memberikan gajinya ke sejumlah konstituen sesuai dengan janjinya pada waktu itu.
Hal serupa juga diutarakan Bang Doel, warga RT11/4 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, yang mengaku sudah kenal tabiat Ghafar. "Saya tahu persis track record Ghafar yang sudah banyak mengecewakan warga Lenteng Agung, khususnya RT10 dengan LA City. Dia (Ghafar) lebih membela LA City ketimbang warga Lenteng Agung. Apakah itu dinamakan tokoh masyarakat," katanya.
"Saya minta Ghafar mencabut ucapannya di media massa. Dan meminta maaf sebelum saya membeberkan siapa itu Ghafar. Asal tahu saja dia itu pernah masuk sel polisi karena kasus penipuan," katanya lagi.
Sementara itu Rukun Santoso, membenarkan Ghafur pada 2009 lalu pernah menjadi bagian dari timnya. Namun demikian tidak sampai selesai karena dia mengingini upaya money politic yang tak sejalan dengan H Rukun Santoso yang menolak money politic, sesuai dengan slogan partainya yaitu bersih, tegas, dan peduli. "Karena saya tidak mau money politic. Ghafar hengkang, jadi tidak sampai selesai. Bahkan dia tak ada andil dalam kemenangan saya pada periode lalu," jelas H Rukun.
Dalam kesempatan tersebut H Rukun Santoso juga mengaku kecewa, atas pernyataan Ketua DPD Hanura DKI Jakarta, Mohammad Ongen Sangaji, di Stasiun TV Swasta serta beberapa surat kabar ibukota, yang menuding soal dirinya adalah 'anak durhaka' dan tidak pernah memberikan kontribusi ke Partai Hanura maupun dirinya, padahal upaya sengketa Pemilu dirinya dengan Caleg Wahyu Dewanto merupakan hak sebagai warga Negara, karena RCC memiliki banyak bukti politik uang yang dilakukan Tim Sukses Wahyu Dewanto.
"Sebenarnya siapa yang anak durhaka? Kontribusi yang seperti apa? Saat mengajukan jadi caleg tentunya saya sudah memberikan kontribusi sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga/ADRT partai yang berlaku, saya adalah pendiri Partai Hanura di Jakarta Selatan dengan membentuk DPC, PAC,Ranting hingga anak ranting hingga mampu memperoleh satu kursi DPRD DKI saat itu, dan saat ini insyaallah 2 kursi DPRD DKI" jelasnya.
Jika mau buka-bukaan, sambungya, dirinya lah dulu yang mendukung pencalonan Mohammad Ongen Sangaji sebagai Ketua DPD Partai Hanura DKI, yang memiliki visi misi, bersih, tegas dan menolak Money Politic, tetapi mengapa sekarang malah dibilang anak durhaka. "Saya dulu Ketua tim suksesnya, karena dulu dia konsen tidak mau money politic. Tetapi kenapa sekarang jadi sebalikya," tandas pria yang masih menjabat anggota Komisi A DPRD DKI ini. (Red)
Dalam acara jumpa PERS di Sekretariat RCC, Sekjen RCC, Yanwar menegaskan, bahwa pernyataan Ghafar yang menyatakan diri sebagai tokoh Lenteng Agung adalah bohong belaka, dan dirinya bukanlah pengurus Partai Hanura, namun mengapa berani mengeluarkan pernyataan dengan mengatasnamakan partai Hanura, apalagi telah menuduh anggota DPRD DKI Partai Hanura H Rukun Santoso tidak menepati janji serta tidak pernah turun ke masyarakat konstituennya, itu pernyataan yang tidak benar dan sebagai bentuk profokatif melalui media, oleh sebab itu saya memberikan waktu 2X24 jam agar Ghafar meminta maaf melalui sejumlah media yang merilisnya, namun apabila hal tersebut tidak dilakukan maka RCC akan segera melaporkan Ghafar dengan pencemaran nama baik, tegas Yanwar.
Hal senada juga diungkapkan Pengurus RCC lainnya, Rudi Priatminto yang juga warga Jagakarsa kelurahan Lenteng Agung tersebut menilai "Pernyataan dia (Ghafar) sangat mengada-ngada terkesan ada muatan 'sponsor'. Kami sendiri warga asli Kelurahan Lenteng Agung dan Jagakarsa, Jakarta Selatan, tidak mengenal sosok yang bernama Ghafar. Kami dari konstituen Rukun Santoso meminta Ghafar untuk menarik ucapannya di sejumlah media massa.
Pria yang sudah 10 tahun mengikuti Rukun Santoso ini mengatakan, pernyataan Ghafar, mantan RW04, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, ini tidak benar jika Rukun Santoso telah mengingkari janji-janjinya selama menjabat anggota DPRD DKI periode 2009-2014. "Fitnah yang ditujukan ke Rukun Santoso, tidak benar. Bahkan, saya mengaku senang dengan program-program yang dilakukan Rukun Santoso. Dan sangat bermanfaat bagi masyarakat,seperti Bantuan pengurusan Akte Kelahiran, Ambulance Gratis, Santunan anak Yatim, Asuransi Jiwa serta program lain, jadi selama menjabat menjadi anggota dewan, H Rukun Santoso telah banyak yang dilakukan ditengah Masyarakat, tegasnya.
Oleh karena itu, pernyataan Ghafar sangat jauh dari kenyataan. Malah, sambungnya, selama menjabat menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, beberapa kali telah memberikan gajinya ke sejumlah konstituen sesuai dengan janjinya pada waktu itu.
Hal serupa juga diutarakan Bang Doel, warga RT11/4 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, yang mengaku sudah kenal tabiat Ghafar. "Saya tahu persis track record Ghafar yang sudah banyak mengecewakan warga Lenteng Agung, khususnya RT10 dengan LA City. Dia (Ghafar) lebih membela LA City ketimbang warga Lenteng Agung. Apakah itu dinamakan tokoh masyarakat," katanya.
"Saya minta Ghafar mencabut ucapannya di media massa. Dan meminta maaf sebelum saya membeberkan siapa itu Ghafar. Asal tahu saja dia itu pernah masuk sel polisi karena kasus penipuan," katanya lagi.
Sementara itu Rukun Santoso, membenarkan Ghafur pada 2009 lalu pernah menjadi bagian dari timnya. Namun demikian tidak sampai selesai karena dia mengingini upaya money politic yang tak sejalan dengan H Rukun Santoso yang menolak money politic, sesuai dengan slogan partainya yaitu bersih, tegas, dan peduli. "Karena saya tidak mau money politic. Ghafar hengkang, jadi tidak sampai selesai. Bahkan dia tak ada andil dalam kemenangan saya pada periode lalu," jelas H Rukun.
Dalam kesempatan tersebut H Rukun Santoso juga mengaku kecewa, atas pernyataan Ketua DPD Hanura DKI Jakarta, Mohammad Ongen Sangaji, di Stasiun TV Swasta serta beberapa surat kabar ibukota, yang menuding soal dirinya adalah 'anak durhaka' dan tidak pernah memberikan kontribusi ke Partai Hanura maupun dirinya, padahal upaya sengketa Pemilu dirinya dengan Caleg Wahyu Dewanto merupakan hak sebagai warga Negara, karena RCC memiliki banyak bukti politik uang yang dilakukan Tim Sukses Wahyu Dewanto.
"Sebenarnya siapa yang anak durhaka? Kontribusi yang seperti apa? Saat mengajukan jadi caleg tentunya saya sudah memberikan kontribusi sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga/ADRT partai yang berlaku, saya adalah pendiri Partai Hanura di Jakarta Selatan dengan membentuk DPC, PAC,Ranting hingga anak ranting hingga mampu memperoleh satu kursi DPRD DKI saat itu, dan saat ini insyaallah 2 kursi DPRD DKI" jelasnya.
Jika mau buka-bukaan, sambungya, dirinya lah dulu yang mendukung pencalonan Mohammad Ongen Sangaji sebagai Ketua DPD Partai Hanura DKI, yang memiliki visi misi, bersih, tegas dan menolak Money Politic, tetapi mengapa sekarang malah dibilang anak durhaka. "Saya dulu Ketua tim suksesnya, karena dulu dia konsen tidak mau money politic. Tetapi kenapa sekarang jadi sebalikya," tandas pria yang masih menjabat anggota Komisi A DPRD DKI ini. (Red)
0 komentar:
Posting Komentar