Silaturahmi dan Dialog FKUB DKI dengan Umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta

Kekerasan yang mengatasnamakan agama masih juga sering ditemukan di beberapa daerah di Jakarta, padahal sebenarnya kekerasan tersebut bukan suatu bagian dari ajaran agama, sehingga kekerasan yang terjadi adalah kekerasan seseorang atau oknum yang mengatasnamakan agama, dan untuk mengulas hal tersebut, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta menggelar Silaturahmi dan Dialog dengan Umat Katolik Keuskupan Agung Jakarta, dengan mengambil temat di Aula Gereja Katolik Santo Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Menurut Pembicara dari Keuskupan Agung Jakarta, Romo Samuel, bahwa sebagaimana yang kita kritisi bersama, sebenarnya kekerasan selama ini bukan kekerasan atas nama agama, tetapi  yang ada, adalah kekerasan oknum yang beragama, dan oknum tersebutlah yang harus mempertanggungjawabkan kekerasan tersebut, jadi jangan disamakan antara kekerasan dengan agama, agar kita semua tau kalau semua agama di Indonesia itu baik, dan tidak pernah mengajarkan kekerasan seperti itu. Jadi jangan salah tafsir, oleh sebab itu saya berharap ada pendidikan khusus baik di sekolah, keluarga maupun di masyarakat.

Disamping itu saat ini yang dibutuhkan adalah peningkatan ekonomi masyarakat, menuju keluarga sejahtera, dan juga harus diperjelas apa peran Pemerintah, Peran DPR, peran Kepolisian dan peran masyarakat itu sendiri untuk menekan adanya kekerasan di masyarakat, semua harus bersinergi membangun bangsa dan Negara.

Adanya siaran di media telavisi maupun pemberitaan di beberapa media yang menampilkan kekerasan juga harus di hindari, demikian juga peran Pemerintah seperti Kementrian Kominfo, Lembaga Penyiaran maupun DPRRI juga harus dapat duduk bersama, supaya diatur yang baik, di tataran bawah seluruh tokoh agama, pimpinan umat dan FKUB juga akan terus mensosialisasikan dan akan mengajak untuk berkomunikasi dengan yang lain, memang dengan kemajuan teknologi dan informasi saat ini turut mempengaruhi adanya kekerasan, padahal masyarakat Indonesia memiliki budaya yang santun, memiliki tatakrama dan adat budaya ketimuran, yang saling menghargai serta gotong royong, oleh sebab itu jika ada persoalan perlu ada solusi dengan duduk bersama, sehingga bangsa ini semakin hari semakin baik, dan bangsa ini adalah bangsa yang besar, Indonesia harus bangkit kembali menjadi bangsa yang maju dan makmur, pinta Romo Samuel.


Pembicara Dialog yang juga Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta, DR.KH Ahmad Syafi’i Mufid disela acara tersebut pada wartawan juga menegaskan, bahwa intinya di dunia ini tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan, tetapi ada orang atau kelompok kecil yang mencatut agama untuk pembenaran kekerasan yang mereka lakukan.

Menurut KH Syafii, bahwa kekerasan yang seringkali timbul, tumbuh karena banyak hal, seperti adanya ketidak adilan dan ketidaksejahteraan, dan hal tersebut dicarikan dalil didalam agama, kemudian orang melakukan perlawanan ketidak adilan dengan menggunakan agama, seperti aksi Demo, masalah tanah, bahkan masalah politik maupun persoalan yang tidak jelas, kemudian menggunakan agama atau mengatasnamakan suku dan golongan tertentu, yang lebih memprihatinkan kekerasan yang ditayangkan maupun yang disiarkan media cetak maupun elektronik, adalah kekerasan yang mengatasnamakan agama, oleh sebab itu FKUB akan terus membangun dialog, agar kita bisa bersama-sama membangun kedamian dan kerukunan yang sejati, paparnya.


Ditempat yang sama, Romo Antonius Suyadi juga menekankan, bahwa melalui dialog ini kita ingin memberikan semangat untuk pembaruan dalam hidup, bahwa nilai-nilai kemanusiaan itu mengatasi dari nilai-nilai dasar kepercayaan, karena keyakinan setiap orang itu ingin memuliakan setiap orang, apapun yang diyakininya, bahkan orang yang tidak percaya Allah-pun, pada Tuhan Allah tetap harus kita muliakan, karena mereka sebagai pribadi manusia, oleh sebab itu pandangan perbedaan bagi setiap pribadi-pribadi orang seyogyanya jangan kemudian mengatasnamakan agama atau mengatasnamakan ajaran agama, untuk membenarkan dirinya, sehingga meniadakan orang lain yang beda pandangan, dalam kehidupan ini, oleh karena itu dengan semangat dan jiwa yang melatarbelakangi setiap pribadi umat beragama, juga harus melihat pribadi yang lain itu adalah tanda kehadiran Allah ke dunia ini, sehingga boleh berbeda pandangan, tetapi semangat kebersamaan harus tetap disatukan, karena melihat orang lainpun itu juga makhluk dari Allah sendiri, jadi

tidak boleh kekerasan dimunculkan karena membela Agama atau membela Allah, karena Allah tidak perlu dibela karena Allah itu Maha Besar dan Maha Kuasa, demikian juga Agama tidak perlu dibela, karena Agama itu memuliakan manusia, membela manusia untuk menemukan jatidirinya, menemukan nilai hidupnya, menghantarkan manusia untuk mencari siapa itu penciptanya bagi dia, kita tidak perlu menyamakan semua orang  dalam iman dalam kehidupan, dalam kebribadian, dan insan ini menjadi tanda kehadiran yang Maha Pencipta bagi kita semua, jadi tidak perlu kawatir satu sama yang lain akan saling mempengaruhi, karena satu dengan yang lain akan saling menghormati, kalau merasa kita sama-sama makluk Tuhan dalam kehidupan sendiri.

Sementara Forum Kerukunan Umat Beragama sebagai kehadiran perwakilan umat beragama, hendaknya dalam membangun kerukunan yang sudah baik ini, nantinya bisa membawa kembali ketempatnya masing-masing dengan tetap membangun semangat kebersamaan dan kerukunan persaudaraan sejati yang kita bangun bersama, dan bisa menjadi lilin-lilin kecil serta cahaya-cahaya perdamaian ditempatnya masing-masing, sehingga terbangun kerukunan yang sesuai dengan Pancasila khususnya sila ke tiga, “Persatuan Indonesia”, yang dijiwai dengan 4 sila lainnya, ungkap Romo Suyadi. (Sostenes).

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA