Kesenian Lenong tahun demi tahun terus mengalami perubahan mengikuti perkembangan zaman, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas seni dan daya jual, para seniman betawi telah sepakat untuk membentuk kesenian Lenong Modern menjadi Komedi Betawi yang kini telah banyak menghiasi dunia hiburan komedi di beberapa stasiun televisi nasional dan TV Swasta di Indonesia.
Menurut Sutradara Komedi Betawi Syaiful Amrie, bahwa Komedi Betawi tetap mengacu pada Seni Lenong, sebagai sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi Kesenian tradisional ini diiringi musik gambang kromong dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrekan, serta alat musik unsur Tionghoa seperti tehyan, kongahyang, dan sukong. Lakon atau skenario lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela, serta ceritera Toponimi yaitu menceriterakan akan asal muasal nama daerah atau nama jalan maupun cerita perjuangan para pahlawan dalam memerangi penjajah kala itu.
Kesenian Lenong masa dahulu juga banyak terdapat diwilayah Jakarta Timur, dan kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bersama Balai Latihan Kesenian Jakarta Timur terus melestarikan dan mengembangkan Lenong, menjadi Lenong Modern atau lebih dikenal dengan istilah Komedi Betawi (Kombet) yang tersebut juga dilakukan agar kualitas tampil menjadi lebih menarik dan makin dicintai masyarakat, khususnya generasi muda, ungkap Ketua Yayasan Kombet yang juga artis layar kaca ini.
Sementara disela acara Pergelaran Kesenian Hasil Pelatihan Di Ruang Publik, Balai Latihan Kesenian Kota Jakarta Timur di Anjungan Jawa Barat yang menampilkan Lenong Modern/Kombet, Kepala BLK Jaktim Abdilah juga menambahkan, bahwa Pergelaran seni kali ini merupakan apresiasi seni bagi para seniman Lenong Modern serta Seni Tari Betawi yang telah belajar di BLK Jaktim, beberapa materi khusus telah diberikan pada mereka, seperti penguasaan panggung, Make Up karakter hingga Manajeman hiburan, sehingga diharapkan mereka akan lebih menguasai seni peran maupun pengelolaan panggung hiburan, tegasnya.
Pengamat Seni Tradisi, Abas Sudiana, S.Sn disela acara tersebut pada wartawan mengaku bangga dengan upaya yang dilakukan Pemprov DKI melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang memiliki komitmen dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi sebagai Budaya asli masyarakat Betawi, dimana Disparbud memiliki 5 unit pelaksana teknis Balai Latihan Kesenian di lima wilayah Kota, yang terus memfasilitasi pada seniman maupun warga dalam mengembangkan seni budaya, khususnya Betawi. Sehingga kedepan akan muncul seniman-seniman muda sebagai generasi pelestari budaya Betawi.
Kegaitan Pergelaran Kesenian Hasil Pelatihan Di Ruang Publik seperti ini harus terus didukung, karena selama ini mereka berlatih tanpa disaksikan oleh banyak penonton, sementara untuk tampil didepan penonton, para seniman harus dapat tampil maksimal dalam membawakan, sesuai karakter mereka, dan itu juga harus seringkali dilakukan oleh para seniman, sehingga mereka akan mampu mengevaluasi diri menjadi seniman terbaik, tegas Abas Sudiana, S.Sn.
Menurut Sutradara Komedi Betawi Syaiful Amrie, bahwa Komedi Betawi tetap mengacu pada Seni Lenong, sebagai sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi Kesenian tradisional ini diiringi musik gambang kromong dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrekan, serta alat musik unsur Tionghoa seperti tehyan, kongahyang, dan sukong. Lakon atau skenario lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela, serta ceritera Toponimi yaitu menceriterakan akan asal muasal nama daerah atau nama jalan maupun cerita perjuangan para pahlawan dalam memerangi penjajah kala itu.
Kesenian Lenong masa dahulu juga banyak terdapat diwilayah Jakarta Timur, dan kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bersama Balai Latihan Kesenian Jakarta Timur terus melestarikan dan mengembangkan Lenong, menjadi Lenong Modern atau lebih dikenal dengan istilah Komedi Betawi (Kombet) yang tersebut juga dilakukan agar kualitas tampil menjadi lebih menarik dan makin dicintai masyarakat, khususnya generasi muda, ungkap Ketua Yayasan Kombet yang juga artis layar kaca ini.
Sementara disela acara Pergelaran Kesenian Hasil Pelatihan Di Ruang Publik, Balai Latihan Kesenian Kota Jakarta Timur di Anjungan Jawa Barat yang menampilkan Lenong Modern/Kombet, Kepala BLK Jaktim Abdilah juga menambahkan, bahwa Pergelaran seni kali ini merupakan apresiasi seni bagi para seniman Lenong Modern serta Seni Tari Betawi yang telah belajar di BLK Jaktim, beberapa materi khusus telah diberikan pada mereka, seperti penguasaan panggung, Make Up karakter hingga Manajeman hiburan, sehingga diharapkan mereka akan lebih menguasai seni peran maupun pengelolaan panggung hiburan, tegasnya.
Pengamat Seni Tradisi, Abas Sudiana, S.Sn disela acara tersebut pada wartawan mengaku bangga dengan upaya yang dilakukan Pemprov DKI melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang memiliki komitmen dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Betawi sebagai Budaya asli masyarakat Betawi, dimana Disparbud memiliki 5 unit pelaksana teknis Balai Latihan Kesenian di lima wilayah Kota, yang terus memfasilitasi pada seniman maupun warga dalam mengembangkan seni budaya, khususnya Betawi. Sehingga kedepan akan muncul seniman-seniman muda sebagai generasi pelestari budaya Betawi.
Kegaitan Pergelaran Kesenian Hasil Pelatihan Di Ruang Publik seperti ini harus terus didukung, karena selama ini mereka berlatih tanpa disaksikan oleh banyak penonton, sementara untuk tampil didepan penonton, para seniman harus dapat tampil maksimal dalam membawakan, sesuai karakter mereka, dan itu juga harus seringkali dilakukan oleh para seniman, sehingga mereka akan mampu mengevaluasi diri menjadi seniman terbaik, tegas Abas Sudiana, S.Sn.
0 komentar:
Posting Komentar