Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana Nasional, Tingkatkan Partisipasi Seluruh Komponen Bangsa

Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana Nasional, setelah tahun lalu digelar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tahun 2013 ini dipusatkan di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), karena daerah tersebut dinilai lebih siap, baik dibidang lokasi, letak dan anggaran, dimana banyak tempat yang disiapkan sebagai pilot projek maupun anggaran kepanitiaan lokal, yang dibiayai dengan APBD serta letak wilayah yang mudah di akses dari Provinsi lain.

Dalam acara Jumpa PERS seusai acara rapat persiapan kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana Nasional di salahsatu hotel di Jakarta, Direktur Pengurangan Risiko Bencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Lilik Kurniawan menjelaskan, bahwa dalam acara tersebut akan diikuti oleh seluruh kementerian dan lembaga terkait tingkat pusat, seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian PU, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Agama, Kementerian Kelautan dan Perikanan,  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,  termasuk Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, Dunia Usaha, Lembaga Non Pemerintah, LSM, Perguruang Tinggi dan seluruh BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Acara  yang digelar pada tanggal 7-11 Oktober 2013 tersebut akan diisi dengan berbagai kegiatan, dengan 12 agenda utama, sementara untuk tema adalah “Pengurangan Risiko Bencana, Investasi untuk Ketangguhan Bangsa”, ke dua belas kegiatan tersebut meliputi pameran dan panggung PRB, seminar riset kebencanaan, lomba PRB, bedah buku, penanaman mangrove, pawai/rally PRB, sosialisasi PRB, bakti sosial kesehatan, mitigasi struktur, pelatihan kesiapsiagaan, pertemuan Forum PRB se-Indonesia dan evakuasi mandiri.

Dalam Pameran dan Panggung PRB akan ditampilkan peralatan, tools, poster, foto, buku, stand kuliner, kerajinan khas NTB dan lain-lain terkait dengan kegiatan-kegiatan PRB serta kesenian daerah dan populer terkait tema PRB. Pada kegiatan Seminar Riset Kebencanaan akan dibahas mengenai hasil-hasil 12 perguruan tinggi yang telah bekerja sama dengan BNPB dalam membuat Masterplan Ancaman Bencana di Indonesia. Keduabelas perguruan tinggi itu adalah ITB (gempa bumi), Unsyiah (tsunami), UPN Veteran Yogyakarta (gunung api), UGM (tanah longsor), Undip (banjir), Univ. Udayana (kekeringan), UI (cuaca ekstrim), Unand (gelombang ekstrim), IPB (kebakaran hutan dan lahan), Unhas (banjir bandang), Unair (epidemi dan wabah penyakit), dan ITS (kecelakaan industri).

Ada sembilan kegiatan dalam Lomba PRB, yaitu Pertunjukan Drama SLTA, Cerdas Cermat BPBD, Lomba Pertolongan Pertama SLPT dan SLTA, Lomba Poster SD dan SLTP, Lomba Membuat Mading SLTP, Lomba Menggambar tingkat SD kelas 3-6, Lomba Mewarnai tingkat TK dan SD kelas 1-2, Lomba Pemetaan BPBD, dan Lomba Rally Foto PRB. Sebagai peserta dalam lomba-lomba PRB ini adalah para pelajar dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, serta BPBD dan Umum. Yang sangat menarik dalam kegiatan ini ada Lomba Cerdas Cermat yang para pesertanya adalah staf-staf BPBD, dan kemungkinan ada 33 tim BPBD yang akan ikut berlomba.

Dalam kegiatan Pawai/Rally PRB akan ditampilkan kendaraan-kendaraan yang biasa digunakan dalam kegiatan penanggulangan bencana, seperti mobil rescue, mobil dapur umum, mobil ambulance, motor trail, kendaraan organisasi otomotif, dan lain-lain.

Pada bagian kegiatan Pelatihan Kesiapsiagaan akan diikuti oleh peserta BPBD seluruh Indonesia dan guru se-NTB. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) dan Save The Children. Tema kegiatan ini adalah “Adaptasi Perubahan Iklim dan PRB” (DNPI) dan “Penguatan Kapasitas Tokoh Agama dan Guru dalam Menghadapi Bencana” (Save The Children).

Acara di Mataram ini juga akan menghadirkan Forum PRB di seluruh Indonesia, khususnya daerah-daerah yang sudah membentuk Forum PRB. Tema kegiatan Pertemua Forum PRB adalah “Strategi Implementasi Deklarasi Yogyakarta”.
 
Saat disinggung akan pelatihan khusus Kebencanaan bagi Eselon III dan eselon IV, Lilik Kurniawan menegaskan, bahwa pelatihan Pengurangan Resiko Bencana tersebut akan diikuti oleh seluruh Kepala Badang Penanggulangan Bencana Daerah tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, untuk membekali mereka akan upaya pengurangan resiko bencana, sebagai pimpinan di daerah bagaimana mereka memiliki keahlian manajerial baik dalam penanganan bencana, pemberian bantuan sosial serta bagaimana berhadapan dengan publik saat mengatasi bencana. Skema pelatihan untuk kepala BPBD Provinsi dengan Kepala BPBD Kabupaten/Kota berbeda, sehingga mereka benar-benar sigap dalam mengkoordinasi dan berhadapan dengan bencana, paparnya. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA