Dialog dan Buka Puasa PHDI bersama Pengurus FKUB DKI

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta, sebagaimana program rutin tahunan FKUB DKI, terus membangun kebersamaan bersama seluruh jajaran anggota, salahsatunya adalah dengan menggelar Safari Ramadhan dengan berkeliling ke seluruh anggota, untuk menggelar Dialog Interaktif yang juga dibarengi dengan kegiatan buka puasa bersama, setelah menggelar Dialog dan Buka Puasa di Matakin dan PGI DKI, pada Jumat (17/7) kembali menggelar acara Buka Puasa dan Dialog bersama jajaran Pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi DKI Jakarta, di Gedung Dharma Sevanam Pura Aditya Jaya Rawamangun.

Sebagai tuan rumah Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi DKI Jakarta yang diwakili Pedanda Panji Sogata, mengaku bersyukur dapat melakukan buka puasa bersama dengan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama serta mengadakan dialog tentang Makna Puasa, dan kegiatan ini sudah digelar di Pura Aditya Jaya Rawamangun yang ke tiga kalinya,  sehingga umat Hindu juga mengerti akan pentingnya umat Islam untuk berpuasa serta berbuka bersama, sehingga pada akhirnya bisa saling mengenal dan saling menghargai serta saling menghormati dalam menjalankan ibadah agamanya masing-masing, paparnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta, DR. KH. Ahmad Syafi’i Mufid, bahwa Safari Ramadhan FKUB DKI dengan melakukan Buka Puasa berkeliling ke anggota FKUB, merupakan kegiatan ketiga sejak didirikannya Forum Kerukunan Umab Beragama DKI Jakarta, dan ini sebagai bagian pendidikan multi kultural, kalau umat beragama lain tidak memahami akan Ramadhan maupun Salam secara Islam, maka dengan kegiatan seperti ini umat Hindu juga memahami, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman, kita bisa saling menghargai satu sama lain.

Kegiatan seperti ini juga sebagai wujud implementasi dari pengamalan nilai-nilai luhur yang ada pada Pancasila untuk saling menghargai penganut agama yang satu dengan yang lain, FKUB terus mencari waktu untuk saling berkomunikasi, kita tidak ingin memperdebatkan perbedaan, karena kita sudah sepakat dalam satu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.



Diakuinya untuk berbicara perbedaan memang mudah, karena NKRI ini terdiri dari berbagai Suku, Budaya, Ras maupun Agama, tentusaja yang kelihatan adalah perbedaan, Kebhinekaan ini realitas, dan kita sudah sepakat menjadi satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yaitu Indonesia. Dan kita juga sudah sepakat satu tujuan yaitu keadilan dan kemakmuran, oleh sebab itu kita tidak perlu berbicara perbedaan namun marilah kita bangun kebersamaan untuk mencapai tujuan Masyarakat yang adil dan makmur, pintanya.

Saat disinggung akan Pilpres 2014 yang sudah digelar pada 9 Juli, dan kini menunggu hasil penghitungan KPU pada 22 Juli, KH. Ahmad Syafi’i Mufid berharap Masyarakat Indonesia akan menerima putusan KPU tersebut, kita sudah cukup lelah karena sejak tahun 1955, 1971 dan terus setiap 5 tahun melakukan pemilihan Presiden, namun bangsa ini seringkali ribut, padahal sudah ada aturan yang dilaksanakan, oleh sebab itu keputusan tertinggi nantinya harus bisa diterima, karena setelah pengumuman KPU, apabila ada hal-hal yang kurang sesuai dan dianggap tidak jujur dan adil, dapat melakukan gugatan di Mahkamah Konstitusi, namun apabila sudah dip roses dan di putuskan oleh MK, maka putusan tersebut hendaknya pendukung kedua Capres tersebut dapat saling menghormati dan menghargai, tidak bolehlagi ada persoalan lain, dan kita harus menjunjung tinggi putusan MK tersebut, karena kalau bangsa ini ribut, maka yang diuntungkan adalah bangsa lain, karena bangsa Indonesia juga memiliki kompetiter dengan Negara lain, dan kita tidak akan mampu bersaing dengan bangsa lain, kita semua tidak ingin bangsa ini terpecahbelah maupun kembali di jajah oleh Negara lain, oleh sebab itu mari kita sikapi keputusan KPU, maupun MK sebagai lembaga hukum tertinggi, siapapun Capres terpilih adalah pilihan Rakyat Indonesia dan ini adalah takdir dari Allah SWT, dan kita wajib untuk menerimanya, seluruh pimpinan umat beragama agar dapat menjelaskan kebenaran yang hakiki, sehingga masyarakat dapat hidup tentram dan damai, papar , KH. Ahmad Syafi’i Mufid. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA