Disela kesibukannya, bertempat di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, berkesempatan menghadiri peringatan Hari Bumi yang digelar Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSINDO), hadir juga dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tuti Hendarwati Mintarsih.
Dalam laporannya, Ketua Umum APPSINDO, H Hasan Basri, SH, MH menegaskan, bahwa Peringatan Hari Bumi di Pasar Induk Kramatjati ini merupakan upaya para pedagang pasar, dalam menjadikan pasar disamping sebagai sarana belanja, juga sebagai tempat wisata belanja, dan salahsatunya adalah komitmen pedagang untuk menjadikan pasar yang bersih, hijau dan ramah lingkungan.
Momen hari bumi ini juga upaya para pedagang untuk membantu Pemerintah, khususnya Pemda DKI Jakarta, kedepan para pedagang bersama PD Pasar Jaya harus mampu menjadikan pasar yang hijau, bersih dan dapat menggunakan kantong plastik yang ramah lingkungan, dan jika pasar bersih maka pembeli juga senang berbelanja di pasar tradisional, bahkan kedepan diharapkan akan ada Pasar ASEAN, dimana pada pasar tersebut dijual produk Asean, dan dapat dibuka di 10 negara Asean, sehingga produk Indonesia juga mampu bersaing di luar negari, karena kalau Indonesia hanya sebagai importir, serta konsumen produk Asean, maka hal tersebut bisa membahayakan perekonomian Nasional, oleh sebab itu APPSINDO berharap ada keberpihakan Pemerintah pada sektor UKM, sehingga produk UKM juga akan mampu bersaing secara global, tegas H Hasan Basri.
Sementara Wagub Djarot Saiful Hidayat menegaskan, bahwa pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di Pasar Induk Kramat Jati harus segera diwujudkan. Keberadaan ITF tersebut sangat dibutuhkan di Pasar Induk Kramat Jati. Mengingat ada sebanyak 3.500 pedagang yang menghasilkan sekitar 60 ton sampah per hari. "Dari 60 ton sampah itu, 95 persennya adalah sampah organik. Jadi, kita harus bangun tempat pengolahan sampah organik disini," katanya.
Dengan adanya ITF di Pasar Induk Kramat Jati, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. "Sambil terus mendisiplinkan para pedagang untuk benar-benar membatasi penggunaan sampah tas plastik," ujarnya.
Menurutnya, sudah ada lahan dibelakang Pasar Induk Kramat Jati yang akan dibangun ITF. Rencananya. PT Jakarta Utilitas Propertindo, anak perusahaan PT Jakarta Propertindo akan membangun ITF berkapasitas 50 ton sampah per hari. ITF tersebut akan dibangun diatas lahan seluas 3.600 meter persegi yang terletak dibelakan Pasar Induk Kramat Jati. Pemda DKI sudah membebaskan lahan di belakan untuk pengelolaan sampah. Nantinya sampah akan diolah menghasilkan energi dengan teknologi bio decomposer. Sehingga lampu-lampu disini akan menggunakan energi itu, dipakai masak juga bisa. Kemudian limbahnya digunakan untuk pupuk,” jelasnya.
Djarot Syaiful Hidayat mengakui, saat ini masih sulit mengubah kebiasaan masyarakat Ibu Kota yang terbiasa menggunakan kantong Plastik, Itu berbanding terbalik dengan masyarakat di masa lalu yang gemar membawa tas sendiri untuk berbelanja.
Bahkan hingga saat ini, ketika kebijakan kantong plastik berbayar sebesar Rp 200 diterapkan, masih banyak warga yang enggan membawa kantong belanjaan sendiri. Padahal, kebijakan itu bertujuan mengurangi sampah plastik, paparnya.
Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Tuti Hendrawati, juga mengatakan, pihaknya mendukung rencana tersebut. Keberadaan ITF tersebut dapat mengurangi beban TPST Bantargebang. Juga energi listrik yang dihasilkan nantinya dapat mengurangi biaya listrik yang dikeluarkan pengelola pasar, tegasnya.
Dalam laporannya, Ketua Umum APPSINDO, H Hasan Basri, SH, MH menegaskan, bahwa Peringatan Hari Bumi di Pasar Induk Kramatjati ini merupakan upaya para pedagang pasar, dalam menjadikan pasar disamping sebagai sarana belanja, juga sebagai tempat wisata belanja, dan salahsatunya adalah komitmen pedagang untuk menjadikan pasar yang bersih, hijau dan ramah lingkungan.
Momen hari bumi ini juga upaya para pedagang untuk membantu Pemerintah, khususnya Pemda DKI Jakarta, kedepan para pedagang bersama PD Pasar Jaya harus mampu menjadikan pasar yang hijau, bersih dan dapat menggunakan kantong plastik yang ramah lingkungan, dan jika pasar bersih maka pembeli juga senang berbelanja di pasar tradisional, bahkan kedepan diharapkan akan ada Pasar ASEAN, dimana pada pasar tersebut dijual produk Asean, dan dapat dibuka di 10 negara Asean, sehingga produk Indonesia juga mampu bersaing di luar negari, karena kalau Indonesia hanya sebagai importir, serta konsumen produk Asean, maka hal tersebut bisa membahayakan perekonomian Nasional, oleh sebab itu APPSINDO berharap ada keberpihakan Pemerintah pada sektor UKM, sehingga produk UKM juga akan mampu bersaing secara global, tegas H Hasan Basri.
Sementara Wagub Djarot Saiful Hidayat menegaskan, bahwa pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) di Pasar Induk Kramat Jati harus segera diwujudkan. Keberadaan ITF tersebut sangat dibutuhkan di Pasar Induk Kramat Jati. Mengingat ada sebanyak 3.500 pedagang yang menghasilkan sekitar 60 ton sampah per hari. "Dari 60 ton sampah itu, 95 persennya adalah sampah organik. Jadi, kita harus bangun tempat pengolahan sampah organik disini," katanya.
Dengan adanya ITF di Pasar Induk Kramat Jati, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. "Sambil terus mendisiplinkan para pedagang untuk benar-benar membatasi penggunaan sampah tas plastik," ujarnya.
Menurutnya, sudah ada lahan dibelakang Pasar Induk Kramat Jati yang akan dibangun ITF. Rencananya. PT Jakarta Utilitas Propertindo, anak perusahaan PT Jakarta Propertindo akan membangun ITF berkapasitas 50 ton sampah per hari. ITF tersebut akan dibangun diatas lahan seluas 3.600 meter persegi yang terletak dibelakan Pasar Induk Kramat Jati. Pemda DKI sudah membebaskan lahan di belakan untuk pengelolaan sampah. Nantinya sampah akan diolah menghasilkan energi dengan teknologi bio decomposer. Sehingga lampu-lampu disini akan menggunakan energi itu, dipakai masak juga bisa. Kemudian limbahnya digunakan untuk pupuk,” jelasnya.
Djarot Syaiful Hidayat mengakui, saat ini masih sulit mengubah kebiasaan masyarakat Ibu Kota yang terbiasa menggunakan kantong Plastik, Itu berbanding terbalik dengan masyarakat di masa lalu yang gemar membawa tas sendiri untuk berbelanja.
Bahkan hingga saat ini, ketika kebijakan kantong plastik berbayar sebesar Rp 200 diterapkan, masih banyak warga yang enggan membawa kantong belanjaan sendiri. Padahal, kebijakan itu bertujuan mengurangi sampah plastik, paparnya.
Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Tuti Hendrawati, juga mengatakan, pihaknya mendukung rencana tersebut. Keberadaan ITF tersebut dapat mengurangi beban TPST Bantargebang. Juga energi listrik yang dihasilkan nantinya dapat mengurangi biaya listrik yang dikeluarkan pengelola pasar, tegasnya.
0 komentar:
Posting Komentar