Bertempat di Gedung Juang
45, Menteng, Jakarta, tokoh-tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Pemuda menggelar
Deklarasi Pilkada Damai, hal tersebut dilakukan setelah menggelar Diskusi dan
terjadi kesepakatan.
Butir - butir deklarasi juga hasil diskusi tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda, yang meminta politisi agar menjaga persatuan dan kesatuan, semua harus menjaga ketertiban dan keamanan, Isu sara harus di hindari, Cagub agar memaparkan program terbaik,dalam memimpin daerahnya, tegas Gus Sholeh saat jumpa Pers usai Deklarasi.
Butir - butir deklarasi juga hasil diskusi tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda, yang meminta politisi agar menjaga persatuan dan kesatuan, semua harus menjaga ketertiban dan keamanan, Isu sara harus di hindari, Cagub agar memaparkan program terbaik,dalam memimpin daerahnya, tegas Gus Sholeh saat jumpa Pers usai Deklarasi.
Direktur Yayasan Peduli
Kasih, Y.W Junardy pada wartawan juga menegaskan, bahwa Pilkada serantak tahun
2017 nanti, haruslah dianggap sebagai bentuk Pesta Demokrasi yang harus sukses
untuk memilih pemimpin daerah, baik Gubernur, Walikota maupun Bupati, jadi
seluruh masyarakat dan komponen di dalamnya harus bisa menyelenggarakan dengan
cara damai, aman sesuai prosedur yang sudah di atur dalam UU Pilkada, jangan
main intrik, jangan menistakan pihak lawan, tetapi harus menonjolkan program
yang akan diusung, demikian juga masyarakat pemilih, juga harus jeli dalam
melihat program yang di usung, bagaimana mereka akan membuat strategi maupun
mengelola sebuah pemerintahan, dari sudut ekonomi, budaya, sosial, hukum maupun
politik, bagaimana suatu daerah memiliki program berkelanjutan, untuk keadilan sosial
masyarakatnya.
Menanggapi adanya isu SARA
yang kini sudah bergulir di DKI Jakarta, Junardy meminta pada masyarakat untuk
tetap tidak terprovokasi, dan janganlan menggunakan sara sebagai model pilihan,
tetapi harus lebih rasional melihat program maupun strategi calon gubernur jika
nantinya terpilih, sehingga masyarakat akan lebih sejahtera dan daerahnya juga
semakin maju, tegasnya.
Ditempat yang sama,
Direktur Eksekutif Jakarta Center yang juga Waketum Aliansi Indonesia, Norman Sopan juga menegaskan, bahwa cara-cara
menjatuhkan lawan dengan isu SARA, bukanlah cara yang baik, marilah kembali
pada falsafah sebagai orang Indonesia, mari kembali pada jatidiri bangsa
Indonesia, yang berazaskan pada Pancasila, tokoh-tokoh Agama hendaknya
menyampaikan hal yang baik dalam Pilkada serentak ini, dengan menegaskan bahwa
NKRI merupakan satu kesatuan, dan kita Bhineka Tunggal Ika, meski berbeda suku,
ras maupun Agama, tetapi kita adalah satu saudara, kita boleh berdemokrasi
tetapi jangan membawa isu SARA. Kita boleh fanatik tetapi jangan sempit,
ciptakan kerukunan dan saling menghormati, bangsa ini bisa berdiri kokoh
sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia, justru karena berbeda-beda tetapi
tetapi satu bangsa, satu bahasa, dalam Pilkada silahkan gunakan Hak Pilih,
tetapi jangan memaksakan orang lain untuk memilih salahsatu calon, karena Pilkada
adalah memilih pemimpin kepala daerah, dan bukan memilih pemimpin agama, tetapi
lebih memilih pemimpin untuk manajemen kota, jadi jangan membawa-bawa Agama
dalam Pilkada 2017 nanti, tegas KP Norman. (Nurul).
0 komentar:
Posting Komentar