API Perjuangan Ibu Tien Yang Takpernah Padam




Gagasan besar yang diluncurkan ibu Negara Siti Hartinah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Suharto, 36 tahun silam, untuk melestarikan dan mengembangkan budaya asli Indonesia, yang tersebar diseluruh Nusantara, bukanlah hal yang mudah, karena saat gagasan membangun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tersebut, banyak pihak-pihak yang tidak setuju, bahkan komentar miring hingga demo menolak pembangunan TMII juga berlangsung lama. Namun semangat kebhineka tunggal ika-an tersebut, bagai Api yang terus berkobar yang takpernah kunjung padam, sebagaimana yang kita lihat, saat kita memasuki areal TMII, suatu bangunan tinggi megah dihalaman Sasono Langen Utomo. Yaitu bangunan Tugu Api.

Bagi penerus dan pelestari, dilingkungan TMII, baik mereka yang berada diwilayah Pengelola Taman Mini, maupun Anjungan serta Museum dan sarana hiburan lainnya, seperti Taman Akuarium Air Tawar, Teater Imax Keong Emas, maupun Water Park Snow Bay, semua terus berupaya mengembangkan taman mini, sebagai sarana hiburan dan Pariwisata berbasis budaya dan pendidikan, dan Api Perjuangan yang dahulu digagas oleh ibu Tien tersebut, kini terus dikobarkan hingga seluruh nusantara, bahkan dunia.

Direktur Operasional TMII, Ade F Meliala, dalam jumpa PERS menyambut hari jadi TMII yang ke 36 beberapa waktu lalu juga mengaku, terus melakukan inovasi dan terobosan sesuai komitmen taman mini, sebagai sarana wisata budaya yang terkemuka, serta menjadikan TMII sebagai wahana pelestarian, pengenalan dan pengembangan budaya bangsa serta sarana konservasi Flora - Fauna.

Lebih jauh Ade F Meliala juga menegaskan, bahwa Bangunan bercirikan Rumah Adat Nusantara yang kini berjumlah 33 anjungan, serta didukung dengan koleksi pakaian adat, senjata tradisional maupun informasi potensi sumber daya alam dan potensi Wisata serta kerajinan masyarakat setempat, dalam menyambut hari Jadi ke 36 TMII kali ini, juga akan menampilkan berbagai seni pertunjukan daerah, bahkan dalam iven khusus akan ditampilkan makanan tradisional nusantara, yang akan menyajikan aneka masakan dan kue khas masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

Fasilitas lain diseluruh Anjungan TMII, adalah sarana pendidikan Warisan Budaya, masyarakat khususnya generasi penerus bangsa, dapat sejak dini berlatih seni sesuai selera masing-masing, anak-anak dapat memilih jenis kesenian tradisional, apakah kesenian Aceh, Sumetera Utara, Sumatera Barat, Seni Sunda, Kesenian Betawi, kesenian masyarakat Jawa Tengah, Bali hingga Keseninan tradisional masyarakat Papua juga dapat dipelajari dan diperdalam di anjungan masing-masing, bahkan bagi investor yang ingin memperoleh informasi potensi Wisata serta SDA lain, juga dapat diperoleh di Anjungan, hal tersebut sebagai upaya Anjungan sebagai sarana Promosi potensi daerah.

Diakuinya berbagai iven kesenian tingkat nasional juga digelar di TMII, mulai dari Parade Budaya Nusantara, Festival Tari Nusantara, Parede Lagu Daerah hingga Festival Reog maupun iven lomba lainnya, bahkan taksedikit organisasi masyarakat turut mengembangkan budaya Nusantara di TMII, seperti Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia yang telah menggelar Vestival Sambel Nusantara, Vestival Kue Nusantara, Vestival Masakan Nusantara hingga Vestival Hantaran, ini semua sebagai wujud kecintaan masyarakat terhadap pengembangan dan pelestarian warisan budaya nusantara, dan diharapkan dengan keberadaan dan peran Taman Mini Indonesia Indah ini, dapat juga menjadi pijakan penentuan proses pembangunan masyarakat dan bangsa Indonesia, dimasa kini dan masa depan, tegas Ade F Meliala.




TMII Sarana Pengembangan Budaya Nusantara
Dalam upaya meningkatkan motivasi kreativitas bagi para seniman yang ada di daerah-daerah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), senantiasa menggelar berbagai pertunjukan Seni dan Iven Lomba tingkat Nasional, baik dengan Parade Lagu Daerah, Parade Tari Nusantara, maupun iven Festival seperti yang digelar Anjungan DKI dengan Festival Band, Festival Nasyid, Festival Marawis, Festival Musik Jalanan, Festival Band maupun Anjungan Jawa Timur dengan Festival Reog, serta anjungan lain seperti Anjungan NAD, Anjungan Sumatera Barat, Anjungan Sumatera Utara serta yang lain, yang aktif memberikan ruang bagi seniman untuk terus berkreasi.
Direktur  Operasional Ade F Meyliala mengaku bahwa Pergelaran Parade Lagu Daerah, Parade Tari Nusantara maupun berbagai perlombaan seni dilingkungan TMII, merupakan bagian dari upaya pembinaan TMII para seniman, karena dengan mereka berlomba, maka kreativitas seni akan terus ditingkatkan, apalagi iven Parade Lagu dan Parade Tari Nusantara adalah Tari Kreasi Baru, sehingga dengan kegiatan tersebut,  banyak juga hasil kreasi seni yang sangat spektakuler, layak tonton dan layak jual, sehingga kesejahteraan para seniman otomatis juga akan meningkat. Iven tersebut  juga diharapkan akan dapat meningkatkan Persatuan dan Kesatuan, dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.
Sarana Apresiasi lain yang digelar di TMII adalah Pesona Budaya maupun paket Kesenian yang digelar oleh Anjungan. Dimana pergelaran tersebut disamping memperkenalkan seni budaya lokal, juga sarana promosi potensi Budaya, Wisata, SDA maupun Produk Kerajinan dan makanan tradisional masyarakat setempat, yang pada akhirnya diharapkan mampu menarik investasi asing maupun investor lokal untuk menanamkan  modalnya di daerah, ungkap Ade F Meyliala.
Hal yang sama juga diungkapkan Bupati Poso Drs.Piet Inkirawang, MM saat mendampingi para seniman Kabupaten Poso yang tampil di TMII dalam Malam Pesona Budaya Anjungan Sulawesi Tengah TMII, pihaknya merasa bersyukur dapat menampilkan kesenian masyarakat Poso di TMII yang juga dihadiri para Duta Besar Negara Sahabat, sehingga masyarakat ibukota maupun internasional akan lebih mengenal jenis kesenian masyarakat Poso, kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor untuk menanamkan modalnya dibidang Pariwisata, Kelautan, Perkebunan maupun Tambang ke Kabupaten Poso, paparnya.
 Hal senada juga diungkapkan Bupati Demak, Drs H Tafta Zani,MM yang selalu mendukung Duta Seni Kabupaten Demak di Anjungan Jawa Tengah TMII, dalam mempromosikan potensi daerah ke luar Demak, Pergelaran Kesenian juga sebagai upaya untuk mempromosikan seni budaya maupun potensi lain pada masyarakat luas, agar kesenian Indonesia tidak di klaim oleh Negara tetangga, dan pihaknya yakin dengan seringnya Tim Kesenian Daerah menggelar pertunjuka keluar Demak, maka Kabupaten Demak juga akan semakin dikenal, sehingga diharapkan akan lebih banyak lagi masyarakat untuk mengunjungi Kabupaten Demak, harapnya.(Pry).



0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA