Bertempat di Galeri Café Taman Ismail Marzuki Jakarta, TANDEM sebagai salahsatu organisasi kemasyarakan yang berlandaskan Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan sangat peduli dengan penanaman nilai-nilai nasionalisme menggelar Diskusi Publik dengan tema ”Carut Marut Nasionalisme Indonesia, Tanggung Jawab Siapa ?”, acara yang dibuka secara resmi oleh Sekjen TANDEM,yang diwakili Riski, diskusi dengan nemampilkan para pembicara, dari Akademisi dan Pakar Politik.
Dalam sambutannya, Sekjen TANDEM menekankan akan keprihatinannya dengan kondisi bangsa saat ini, dimana rasa nasionalisme di masyarakat sudah luntur, oleh sebab itu dengan diskusi ini, diharapkan akan mampu membangun kembali rasa nasionalisme di masyarakat,tegasnya.
Sementara dalam paparannya, Peneliti dari LIPI, R Siti Suro menegaskan, bahwa perubahan tata pemerintahan saat ini juga telah mempengaruhi menurunnya nilai-nilai nasionalesme, seperti kebijakan Otonomi daerah yang lebih menitikberatkan pada semangat kedaerahan, untuk membantun kembali semangat nasionalime perlu upaya bersama-sama, untuk menanamkan kembali semangat nasionalisme, serta merajut persatuan dan kesatuan diera otonomi daerah saat ini.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Dekan Fisip UI, Edy Prasetiyono bahwa rasa nasionalisme kini banyak tantangan seperti radikalisme, karena radikalisme tidak toleran terhadap perbedaan, telah menghancurkan bangsa, tantangan nasionalisme yang lain adalah globalisasi, yang ketiga adalah hubungan pusat daerah, karena banyak daerah yang berbeda masalah kebijakan, banyak pemerintah daerah yang meminta hak wilayah laut, yang keempat masalah system pemerintahan dan system kepartaian, inilah beberapa hal yang menurunkan rasa nasionalisme masyarakat. Ungkapnya.
Sementara Pengamat Politik Bima Arya Sugiarto menegaskan, bahwa saat ini telah berkembang isu Indonesia adalah Negara gagal, namun menurutnya Indonesia dalam kondisi sangat kritis, kalau kita tidak mampu menguasai kondisi ini, maka kita akan mengubur mimpi NKRI sampai 2020, segala sesuatu yang terjadi sebenarnya hanya para elit, untuk berdemokrasi yang belum siap adalah para elit itu sendiri, terbukti banyak elit yang tidak siap menang dan kalah.
Bagaimana mungkin Indonesia dapat mengejar kemajuan China, sementara setiap saat ada isu-isu, siapakah yang menciptakan isu itu ?, adakah jaringan-jaringan yang menciptakan hal tersebut ?, banyak terror disana-sini, sepertinya ada jaringan lama yang terorganisir, dan hal tersebut telah mengancam demokrasi Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar