April Masuk Musim Kemarau, BMKG Ingatan Aktivitas Resiko Bencana

Setelah melewati musim penghujan pada Desember hingga Februari, pada April  hingga Juni 2015 ini, Indonesia akan masuk musim Kemarau, dimana di sebagian besar daerah tidak lagi diguyur hujan, dan musim kemarau tersebut juga rentan terhadap bencana, oleh sebab itu aktivitas masyarakat harus juga melihat resiko bencana yang mungkin timbul, seperti resiko Kebakaran, Angin Puyuh, Angin Putting Beliung, serta dalam menanam produk pertanian dan perkebunan. Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya dalam Jumpa Pers mengenai prakiraan musim kemarau 2015 di kantor BMKG, Jakarta beberapa waktu lalu.

Lebih jauh Andi Eka Sakya menjelaskan, bahwa secara umum di sebagian besar daerah diprakirakan pada bulan April (29.8%), Mei (28.9%) dan Juni (24.6%).  "Dibandingkan dengan rata-rata awal musim kemarau (1981-2010), sebagain besar daerah diprakirakan sama (34.5%), kemudian maju (33%) dan mundur (32,5%), ", Menurut dia, sifat hujan musim kemarau 2015, sebagian besar daerah diprakirakan normal (63,9%).

Andi Lebih jauh mengemukakan, pada Bulan Maret wilayah-wilayah yang mulai memasuki musim kemarau antara lain Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian utara seperti wilayah Nunukan hingga Sulawesi bagian utara seperti Ternate. Curah hujan di kawasan tersebut cukup rendah yaitu kurang dari 150 mm.

Kemudian pada Bulan April, wilayah yang mengalami curah hujan kurang dari 150 mm semakin berkembang, yaitu hingga Bali, NTT dan NTB. Sulawesi Selatan seperti Makassar dan bagian selatannya juga mulai memasuki musim kemarau. Sementara itu pada bulan Juni nanti diperkirakan 85 persen wilayah Indonesia curah hujannya sudah kurang dari 150 mm. "84 persen memang normal Dan 20 persen wilayah lainnya kemarau tapi basah", jelasnya.

Menurut Andi, puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada bulan September, dimana seluruh wilayah curah hujannya akan sangat minim. "Yang dikawatirkan tetunya potensi kebakaran hutan saat kemarau. Untuk itu. BMKG menyediakan data wilayah kering yang potensial mudah terbakar, seperti Provinsi Riau,"pungkasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widada Sulistya menjelaskan, musim kemarau akan mulai merata pada Juni mendatang. Kemudian puncak kemarau akan terasa pada September. ”Kapan kemarau terasa, yaitu di ujung September ketika sudah beberapa bulan tidak terasa hujan,” tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA