Wisuda Ke 34 Usahid Jakarta, Siapkan SDM Hadapi MEA

Universitas Sahid Jakarta (USAHID)  menggelar Wisuda yang ke 34, di Puri Agung Grand Sahid Jaya Hotel, hadir dalam acara prosesi pelepasan mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas akademik tersebut,  Ketua Pendiri dan Pembina Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya Sukamdani Sahid Gitosardjono (kedua dari kiri) bersama wakilnya, Juliah Sukamdani, Rektor Universitas Sahid (Usahid) Jakarta Tony Atyanto Dharoko, dan Direktur Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Illah Sailah, Ketua Umum Yayasan Kesejahteraan, Pendidikan dan Sosial Sahid Jaya, Dr. H. Nugroho B. Sukamdani, MBA, BET didampingi Rektor Usahid Prof. Toni Atyanto Dharoko.

Dalam Orasi Ilmiahnya, Menteri Negara Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi Prof. Muhammad Nasir, mengatakan, pendidikan tinggi Indonesia harus bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional. Selain itu, dapat berinovasi dan berkontribusi secara nyata kepada peningkatan daya saing bangsa agar mampu menyejajarkan diri dengan negara-negara lain.

’’Inovasi yang berbasis produk litbang akan memberi dampak langsung pada peningkatan produktivitas berkelanjutan yang pada akhirnya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa,’’ kata Menristek Dikti dalam orasi ilmiahnya di hadapan 428 wisudawan dari 5 Fakultas dalam Wisuda ke-34 Universitas Sahid Tahun Akademik 2014/2015 bertema ’Peranan Sumber Daya Manusia yang Unggul dalam Memperkuat Daya Saing Bangsa Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean’ di Jakarta,

Menurut Menristek Dikti, untuk mengejar ketertinggal Indonesia, pembangunan iptek dilaksanakan dengan menggunakan wahana sistem inovasi nasional (SiNas). Into dari SiNas ini adalah interaksi antar aktor inovasi yaitu akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha untuk menghasilkan produk inovasi.

’’Interaksi tripel helix ini di mana akademisi menjadi aktor dalam pengembangan iptek, pemerintah sebagai regulator dan fasilitator, pengusaha sebagai ujung tombak inovasi dan pembangunan ekonomi nasional,’’ tambahnya.

Sementara Rektor Usahid Jakarta, Prof. DR. Ir Toni Atyanto Dharoko, M. Phil, PhD pada wartawan menjelaskan,  bahwa Wisuda kali ini merupakan wisuda yang ke 34 dengan melepas 428 Wisudawan program Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2) serta Program Doktor S3. Dengan orasi Ilmiah Menteri Riset dan Teknologi

Lebih jauh Prof Toni Atyanto Dharoko menegaskan, bahwa Universitas Sahid Jakarta terus menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang mampu bersaing di era pasar bebas, dimana Indonesia telah masuk dalam Pasar Bebas Asean (MEA), dibidang pendidikan tinggi diakuinya seluruh perguruang tinggi di Indonesia harus mampu bersatu menghadapi persaingan global tersebut.

Saat ini Indonesia memiliki 3.000 perguruan tinggi, maka jika seluruh perguruan tinggi tersebut digabung, maka akan menghasilkan kualitas SDM yang luar biasa serta mampu bersaing di era pasar bebas, sejumlah perguruang tinggi tersebut memiliki kekuatan bidang ilmu yang berbeda-beda, misalkan Universitas Sahid Jakarta yang kuat dibidang ilmu pariwisata dan kewirausahaan dengan fasilitas laboratorium, sarana pariwisata dan SDM kepariwisataan, harus didukung oleh sekolah tinggi pariwisata yang lain, demikian juga universitas lain dengan kekhususannya jika disatukan akan memiliki kekuatan yang luar biasa dan akan mampu bersaing di pasar global, hal tersebut harus di kembangkan dan dukungan Pemerintah. Sebab kalau tidak maka kita hanya buang energi dan bisa lemah, kembangkan keanekaragaman ilmu pengetahuan untuk bersama-sama menghadapi pasar bebas Asean. Dan Usahid Jakarta siap melakukan kerjasama memperkuat daya saing, dan saya yakin dibidang kualitas dan kuantitas Indonesia tidak akan kalah dengan Negara lain, tegas Prof Toni Atyanto.


Sementara Wisudawan Usahid yang juga Duta Besar Indonesia untuk Perancis, Hotman Raja Panjaitan SH menegaskan, bahwa dirinya bersyukur telah menyelesaikan tugas akademik dibidang ilmu Hukum di Usahid Jakarta, serta telah dapat melangkapi S2 Hukum dan S3 Hukum, diakuinya sebagai duta besar, dirinya terus berupaya membangun kerjasama dibidang Ekonomi maupun Hukum, dan ingin lebih meyakinkan kerjasama ekonomi pada Pasar Bebas, bahkan pro kontra hukuman mati juga telah menjadi isu di Negara-negar Eropa, karena saat ini beberapa Negara Eropa sudah tidak lagi menerapkan hukuman mati, namun mereka juga harus memahami bahwa hukuman mati di Indonesia telah melalui proses hukum yang panjang, kita terus memberikan penjelasan pada mereka memang Undang-Undang di Indonesia masih melakukan hukuman mati, kerjasama juga dilakukan dibidang pendidikan, dimana Pemuda Indonesia bisa mengikuti program beasiswa S2 dan S3 ke Perancis, dan bantuan juga diberikan untuk kegiatan
penelitian, tegas Hotman Raja Panjaitan putra pahlawan Indonesia Jenderal TNI Panjaitan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA