KRI REGAL 933 salahsatu Kapal Perang tercanggih milik TNI buatan Perancis sebagai Kapal Perang jenis bantu Hidro-Oseanografi kini memasuki Perairan Indonesia dan kehadirannya di Pelabuhan Tanjung Priuk disambut olah KSAL Laksamana TNI Ade Supandi.SE.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan, dengan pengadaan kapal tersebut diharapkan dapat semakin menambah kekuatan alutsista dan mengemban tugas penting dalam memperkuat visi misi Indonesia untuk membuat tol laut.
"Kapal ini tidak terlalu besar tapi cukup tangguh untuk sampai datang ke Indonesia, satu kapal lagi akan tiba pada Juli atau Agustus untuk pemuktahiran data-data kelautan perairan Indonesia untuk kepentingan navigasi," ujar KASAL
Menurut Ade, kapal tersebut selain memiliki kemampuan untuk mendeteksi objek di bawah laut, juga dapat mendeteksi ranjau yang dipasang di perairan. "Peran kapal ini penting karena kita punya program tahunan updating peta laut, apalagi saat ini Indonesia memiliki banyak daerah pesisir yang digunakan untuk pembangunan dermaga dan reklamasi," kata Ade.
Kegiatan-kegiatan perairan di Indonesia yang padat membutuhkan peta laut berbentuk elektronik yang dapat dideteksi oleh KRI Rigel 933. Hal itu untuk mendukung penyediaan data dan secara tidak langsung mendukung pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi.
Kapal perang bantu Hidro Oseanografi buatan Prancis yang diberi nama KRI Rigel 933 itu merupakan kapal survei yang dimiliki Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL. Kapal yang bertolak dari Prancis pada 26 Maret 2015 itu bernilai US$ 93 juta.
KRI Rigel 933 merupakan kapal survei tercanggih di Asia. Pengadaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan RI bekerja sama dengan pihak galangan OCEA Prancis.
Kapal yang dikomando oleh Mayor Laut (P) M. Wirda Prayogo ini dapat digunakan dalam mendukung operasi damai militer TNI AL, seperti Search And Rescue (SAR) bila terjadi kecelakaan di laut dan membutuhkan pendeteksian objek tertentu di bawah laut.
Kapal yang memiliki bobot 560 ton dengan dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter ini, dilengkapi pula dengan peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang memiliki fungsi pencitraan objek di bawah laut sampai kedalaman maksimal 1.000 meter.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan, dengan pengadaan kapal tersebut diharapkan dapat semakin menambah kekuatan alutsista dan mengemban tugas penting dalam memperkuat visi misi Indonesia untuk membuat tol laut.
"Kapal ini tidak terlalu besar tapi cukup tangguh untuk sampai datang ke Indonesia, satu kapal lagi akan tiba pada Juli atau Agustus untuk pemuktahiran data-data kelautan perairan Indonesia untuk kepentingan navigasi," ujar KASAL
Menurut Ade, kapal tersebut selain memiliki kemampuan untuk mendeteksi objek di bawah laut, juga dapat mendeteksi ranjau yang dipasang di perairan. "Peran kapal ini penting karena kita punya program tahunan updating peta laut, apalagi saat ini Indonesia memiliki banyak daerah pesisir yang digunakan untuk pembangunan dermaga dan reklamasi," kata Ade.
Kegiatan-kegiatan perairan di Indonesia yang padat membutuhkan peta laut berbentuk elektronik yang dapat dideteksi oleh KRI Rigel 933. Hal itu untuk mendukung penyediaan data dan secara tidak langsung mendukung pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi.
Kapal perang bantu Hidro Oseanografi buatan Prancis yang diberi nama KRI Rigel 933 itu merupakan kapal survei yang dimiliki Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL. Kapal yang bertolak dari Prancis pada 26 Maret 2015 itu bernilai US$ 93 juta.
KRI Rigel 933 merupakan kapal survei tercanggih di Asia. Pengadaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan RI bekerja sama dengan pihak galangan OCEA Prancis.
Kapal yang dikomando oleh Mayor Laut (P) M. Wirda Prayogo ini dapat digunakan dalam mendukung operasi damai militer TNI AL, seperti Search And Rescue (SAR) bila terjadi kecelakaan di laut dan membutuhkan pendeteksian objek tertentu di bawah laut.
Kapal yang memiliki bobot 560 ton dengan dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter ini, dilengkapi pula dengan peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang memiliki fungsi pencitraan objek di bawah laut sampai kedalaman maksimal 1.000 meter.
0 komentar:
Posting Komentar