Universitas Trisakti Kembali Bersatu Bersama Yayasan Trisakti Dalam Menyiapkan SDM Unggul Berwawasan Kebangsaan

Universitas Trisakti Kembali Bersatu Bersama Yayasan Trisakti Dalam Menyiapkan SDM Unggul Berwawasan Kebangsaan

Sengketa Pengelolaan Universitas Trisakti dengan Yayasan Trisakti berakhir sudah, dengan Amar Putusan Mahkamah Agung (MA) bernomor 410K/PDT/2004 yang diperkuat dengan putusan Peninjauan Kembali (PK) MA Nomor 575PK/PDT/2011, telah memperkuat putusan yang sudah berketetapan hukum (inkracht), sehingga Yayasan Trisakti kembali berhak dalam pengelolaan Universitas Trisakti, dan penyatuan tersebut juga dilakukan ungkapan syukur yang digelar tepat pada Peringatan HUT Yayasan Trisakti yang ke 54, di Bollroom JW Marriott Jakarta, pada Senin 27 Januari 2020.

Tampak hadir dalam acara tersebut, Ketua Dewan Pembina Yayasan Trisakti, Dr Harry Tjan Silalahi, Ketua Yayasan Trisakti, Dr Bimo Prakoso bersama seluruh Dewan Pengawan Yayasan, serta hadir Rektor Universitas Trisakti, Prof. Dr Ali Ghufron Mukti, M.Sc, PhD serta para Wakil Rektor Universitas, juga Rektor Institute Transportasi dan Logisitk Trisakti, Dr Tjuk Sukardiman dan para Warek, serta seluruh Ketua dan Wakil Ketua, Sekolah Tinggi dibawah Yayasan Trisakti, diantaranya Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Fetty Asmaniati, SE,MM, Ketua Trisakti School of Management/STIE Trisakti, Arya Pradipta, SE, Ak, ME,CA, Ketua Trisakti School of Multimedia, Budi Suyanto, S.Sn, M.Si dan Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti, Ir. Ariyanti Suliyanto, MM, CRMP. Serta seluruh Wakil Ketua Sekolah Tinggi dibawah Yayasan Trisakti.

Disela HUT Yayasan Trisakti ke 54 tersebut, Pendiri yang juga Ketua Dewan Pembina Yayasan Trisakti, Dr Harry Tjan Silalahi, pada sejumlah media mengatakan, bahwa dirinya yang diserahi Bung Karno untuk mengorganisir untuk tetap perlangsungnya pendidikan di Universitas Trisakti, dan kini tinggal satu-satunya pendiri, berharap agar Universitas Trisakti mampu mendidik Sumber Daya Manusia di Indonesia yang Unggul berkarakter Nasionalis.
Kalau dalam perjalanannya timbul kekisruhan masalah yuridis, karena ada anak yang nakal ingin menguasai keuangan, itu hanya karena yang bersangkutan lupa terhadap “Trisakti”, bahwa sebenarnya lembaga pendidikan tinggi ini adalah Nirlaba, bukan komoditas yang diperjual belikan, melainkan “Pengorbanan” yang harus diberikan, dimana sebagai seorang pendidik harus bisa melaksanakan apa yang sudah diletakkan 3 dasar-dasar pendidikan oleh Ki Hajar Dewantoro.

Yang pertama Ing Ngarsa Sung Tuladha, yang artinya didepan harus bisa memberi contoh, yang kedua Ing madya Mangun Karsa, arti ditengah memberi semangat, yang harus bisa memberi inisiatif/ memotivasi, dan yang ketiga adalah Tut Wuri Handayani, artinya di belakang memberikan daya kekuatan, atau memberi dukungan. Yang mau maju Monggo kita beri jalan untuk kemajuan. Syukur Alhamdulillah hari ini Universitas itu sudah mulai ada perubahan, serta sudah mulai mengakui bahwa “Babon” pendidikan swasta yang terbesar di Indonesia adalah Trisakti.

Karena anggota yayasannya dan lain-lainnya adalah orang-orang yang “bermoral”, dan Trisakti adalah investasi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, tidak ada pemilik perorangan, kalau saya mati saya sekarang Pembina ya itu sudah selesai, tidak ini di turun-temurun kan sebagai organisasi dagang, itu saya kira ini nanti kita rayakan karena kita mau mangayubagyo, mudah-mudahan Setapak demi setapak bisa kembali pada asal kodratnya Trisakti, yang dasarnya sudah di tancapkan Bung Karno, bahwa bangsa Indonesia harus di dalam persatuan dan kesatuan, serta dilandasi oleh Sumpah Pemuda, dan saya sudah Handayani, ungkap Dr Harry Tjan Silalahi.

Jendral TNI (Purn) Dr (HC) Agum Gumelar, M.Sc Ketua IKAL LEMHANNAS RI, yang juga Keluarga Besar Yayasan Trisakti, juga menegaskan, bahwa Yayasan Trisakti dengan 1 Universitas, 1 Institut serta 4 Sekolah Tinggi hingga saat ini merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi terbesar di Indonesia, dan dengan ulang tahun yang ke 54 ini, saya yakin kedepan menjadi lebih “Kredibel” dalam mengantisipasi suasana kekinian, serta mampu menghadapi persaingan yang keras, Ketat dan tinggi di era persaingan global saat ini. Jadi harapan saya, bawa ke depan ini, seluruh lembaga pendidikan tinggi yang ada di di Yayasan Trisakti ini, bisa menelurkan serta menghasilkan manusia-manusia Indonesia yang berdaya saing, mampu menciptakan daya saing bangsa, Karena eranya era persaingan, disamping itu saya juga sangat menekankan serta berharap, Yayasan Trisakti bisa juga menekankan kepada anak didik kita, agar supaya disamping Cerdas dan Unggul, juga Berwawasan Kebangsaan, Berjiwa/Bersemangat nasionalisme.
Karena salah satu syarat sebuah bangsa ini akan menjadi Bangsa yang besar, adalah adanya jiwa semangat nasionalisme dan rasa cinta, rasa bangga, rasa ingin berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara. serta mengedepankan kepentingan Bangsa dan Negara.
Pada seluruh Civitas Pendidikan Tinggi Trisakti kedepan, disamping orientasi mengembangkan mutu pendidikan yang menghasilkan manusia-manusia Indonesian berdaya saing, harus juga menghasilkan manusia-manusia yang berjiwa/berwawasan kebangsaan.
Menanggapi kebersamaan yang kembali terbangun antara Universitas Trisakti dengan Yayasan Trisakti, menurut saya kedua-duanya juga ke arah sama, ingin menciptakan manusia-manusia unggul dan berjiwa kebangsaan, dengan jiwa dan semangat yang sama, saya yakin bisa kembali bersatu untuk kepentingan yang lebih besar berdasarkan realitas yang benar, ungkap Agum Gumelar.

Ketua Yayasan Trisakti, Dr Bimo Prakoso juga menambahkan, bahwa sebagaimana tema HUT Yayasan Trisakti ke 54 ini, “Bersatu Kita Kuat”, jadi seluruh Perguruan Tinggi dibawah Yayasan Trisakti harus bersatu untuk berjuang bersama, menuju kea rah yang lebih baik, sebagaimana yang diungkapkan Dewan Pembina Yayasan Trisakti, Bapak Harry Tjan Silalahi maupun Ketua IKAL LEMHANNAS RI, Jenderal TNI (Purn) Dr Agum Gumelar, kita bersyukur konflik sudah berakhir, mari kita maju bersama mewujudkan cita-cita Trisakti, yaitu Berdaulat dalam Politik, Berdikasi di bidang Ekonomi dan Berkepribadian dalam Kebudayaan, kita semua harus mampu mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur, sebagaimana cita-cita Founding Father, tegasnya.

Ditempat yang sama, Rektor Universitas Trisakti, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D juga menegaskan, bahwa pihaknya juga terus berupaya untuk rekonsiliasi dengan Yayasan Trisakti, setelah sekian lama tidak bisa menyelesaikan perbedaan, namun kami bersyukur sekarang ini kemudian kita bisa bersatu, jadi dengan demikian bergabungnya Universitas Trisakti pada Yayasan Trisakti, ini merupakan satu komitmen dan upaya kita bersama-sama, sehingga kita ingin semuanya ini betul-betul ada Win-win solution dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.


Surat Kesepahaman bersama sudah ditandatangani, jika ada yang belum lengkap bisa dilengkapi, kemudian kita tentukan nanti, dibentuk semacam “Kelompok Kerja”, ada dari Yayasan ada dari Usakti, ada dari Pemerintah. itu sudah disepakati langkah-langkahnya, dan berikutnya tentu sebagaimana disampaikan di dalam itu, untuk segera kita selesaikan masalah hal-hal yang perlu secara detil dilanjutkan, umpamanya untuk semacam tata kelola, kelembagaannya secara lebih detil, itu akan dibicarakan secara bersama-sama, tapi yang jelas komitmen dan niat bersama untuk kita berjalan bersama-sama, ke depan Kami optimis Universitas Trisakti dan seluruh perguruan tinggi dibawah Yayasan Trisakti akan berkembang lebih baik, tegas Prof Ali Ghufron Mukti. (Nrl).

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA