T
MMD Menjawab Tantangan Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19
Semarang - Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional sudah merubah pola pendidikan di Indonesia. Siap tidak siap, semua pelaku pendidikan harus melaksanakan proses belajar mengajar dari rumah. Apalagi dengan penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown. Suatu kota mengharuskan warganya harus membatasi diri dalam segala. Hal ini perlu dilakukan agar penyebaran Covid-19 dapat ditekan.
Seperti yang dialami anak-anak Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang saat ini menjadi sasaran pembangunan melalui TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas. Sudah hampir 3 bulan mereka harus belajar dari rumah.
Dengan adanya Covid-19, pembelajaran daring mulai dari tingkat dasar (SD-SMP) sampai Perguruan Tinggi (PT) menjadi tidak terelakkan lagi. Tetapi dari situ terlihat sangat jelas ada ketimpangan antara satuan pendidikan (sekolah) yang sudah mapan di perkotaan dengan sekolah yang berada di wilayah jauh dari kota.
Kapendam IV/Diponegoro Letkol Kav Susanto, S.I.P., M.A.P. mengungkapkan pada Senin (27/7/2020) bahwa pembelajaran berkualitas belum berjalan secara optimal dan merata antar wilayah. Selain itu kompetensi siswa di berbagai wilayah masih sangat membutuhkan pendampingan. Dengan adanya Covid ini semakin menyadarkan kita bahwa guru dan sekolah tidak menjadi satu-satunya tempat dan sumber belajar bagi anak-anak.
“Oleh sebab itu kegiatan yang diinisiasi oleh Koptu Hasan, salah satu Babinsa Koramil 15 Pekuncen, Kodim Banyumas ini sangat bagus sekali”
Selaku Babinsa yang bertugas membantu Satgas TMMD Reguler Banyumas, Koptu Hasan berupaya meningkatkan minat baca anak agar kemampuan literasinya lebih baik lagi. Hal itu dilakukan melalui pendampingan belajar kepada anak-anak Desa Petahunan.
Setidaknya ini mampu meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas. Seperti ungkapan Ki Hajar Dewantara bahwa setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah; Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya.
“Pandemi Covid-19 hendaknya dijadikan pembelajaran bersama bahwa semua harus bersatu dan bergotong royong dalam segala hal termasuk dalam pendidikan dan tertib atau disiplin dalam segala hal” pungkas Kapendam.
MMD Menjawab Tantangan Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19
Semarang - Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional sudah merubah pola pendidikan di Indonesia. Siap tidak siap, semua pelaku pendidikan harus melaksanakan proses belajar mengajar dari rumah. Apalagi dengan penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown. Suatu kota mengharuskan warganya harus membatasi diri dalam segala. Hal ini perlu dilakukan agar penyebaran Covid-19 dapat ditekan.
Seperti yang dialami anak-anak Desa Petahunan, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang saat ini menjadi sasaran pembangunan melalui TMMD Reguler 108 Kodim 0701 Banyumas. Sudah hampir 3 bulan mereka harus belajar dari rumah.
Dengan adanya Covid-19, pembelajaran daring mulai dari tingkat dasar (SD-SMP) sampai Perguruan Tinggi (PT) menjadi tidak terelakkan lagi. Tetapi dari situ terlihat sangat jelas ada ketimpangan antara satuan pendidikan (sekolah) yang sudah mapan di perkotaan dengan sekolah yang berada di wilayah jauh dari kota.
Kapendam IV/Diponegoro Letkol Kav Susanto, S.I.P., M.A.P. mengungkapkan pada Senin (27/7/2020) bahwa pembelajaran berkualitas belum berjalan secara optimal dan merata antar wilayah. Selain itu kompetensi siswa di berbagai wilayah masih sangat membutuhkan pendampingan. Dengan adanya Covid ini semakin menyadarkan kita bahwa guru dan sekolah tidak menjadi satu-satunya tempat dan sumber belajar bagi anak-anak.
“Oleh sebab itu kegiatan yang diinisiasi oleh Koptu Hasan, salah satu Babinsa Koramil 15 Pekuncen, Kodim Banyumas ini sangat bagus sekali”
Selaku Babinsa yang bertugas membantu Satgas TMMD Reguler Banyumas, Koptu Hasan berupaya meningkatkan minat baca anak agar kemampuan literasinya lebih baik lagi. Hal itu dilakukan melalui pendampingan belajar kepada anak-anak Desa Petahunan.
Setidaknya ini mampu meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas. Seperti ungkapan Ki Hajar Dewantara bahwa setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah; Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya.
“Pandemi Covid-19 hendaknya dijadikan pembelajaran bersama bahwa semua harus bersatu dan bergotong royong dalam segala hal termasuk dalam pendidikan dan tertib atau disiplin dalam segala hal” pungkas Kapendam.
0 komentar:
Posting Komentar