NAMA mobil Kiat Esemka akhir-akhir ini menjadi topik hangat yang dibicarakan banyak orang. Hal itu tidak lepas dari trobosan baru yang dilakukan oleh Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Walikota, FX Hadi Rudyatmo, untuk menggunakan mobil buatan siswa SMK di Solo bekerja sama dengan Kiat Motor Klaten itu sebagai kendaraan dinas.
Namun belum banyak yang tahu siapa tokoh penting di balik kisah sukses anak-anak SMK di Solo itu. Kiat Esemka merupakan nama mobil rangkaian anak-anak SMK di bawah bimbingan seorang penyandang difabel bernama Sukiyat. Bisa dibilang bahwa Sukiyat lah penggagas mobil ini. Karena itu nama mobil ini menggabungkat Kiyat –nama sapaan Sukiyat– dengan Esemka (SMK).
Kisah sukses yang diraih Kiyat merupakan bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi seseorang untuk maju.
Telepon genggam Kiyat, akhir-akhir ini selalu berdering. Panggilan masuk datang berkali-kali dari kolega barunya. “Sejak berita heboh di media massa, telepon saya tidak berhenti berdering. Banyak sekali pemesan mobil baru kepada kami. Jumlahnya ribuan unit dari berbagai instansi negeri, swasta, maupun perorangan,” ujar Kiyat saat ditemui di sela-sela kesibukannya di bengkel, akhir pekan lalu.
Kisah sukses yang diraih pria kelahiran 22 April 1957 itu tidaklah semudah membalik telapak tangan. Siapa sangka suami dari Halimah itu tidak pernah tamat SLTA. “Waktu itu kondisi saya yang cacat menjadi bahan ejekan teman-teman sekolah. Saya tak kuat sehingga memilih keluar sekolah,” kenang Kiyat.
Sebelum menggeluti bidang perbengkelan, Kiyat juga pernah menjajal profesi sebagai tambal ban selama setahun. Profesi itu digelutinya pada tahun 1974-1975. Pada waktu itu, dia benar-benar tidak berpikiran akan menjadi seorang yang sukses di bidang perbengkelan. “Saya hanya mengerjakan apa yang ada pada saat itu. Namun saya memiliki prinsip 3N yakni Nirokne, Niteni dan Nambahi. Prinsip itu yang selalu saya tularkan kepada para siswa SMK yang magang kerja di bengkel saya,” ujar Kiyat.
Melalui prinsip 3N itu, Kiyat belajar secara otodidak tentang cara membuat bodi kendaraan. Berkat ketarampilannya itu, kini dia sudah berhasil mendesain belasan jenis kendaraan roda empat dengan berbagai tipe. Beberapa tipe yang ditawarkan itu meliputi jenis Sport Utility Vehicle (SUV), pikap double cabin, pikap single cabin, dan lain-lain. Semua jenis kendaraan itu semua dirangkai oleh siswa SMK dengan bahan 80% berasal dari lokal dan 20% dari luar negeri. Kini, sudah ada 15 SMK dari berbagai daerah di Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang sudah menjalin kerja sama dengan Kiat Motor Klaten.
Selain pasangan Walikota dan Wakil Walikota Solo, Bupati Klaten, Sunarna juga sudah memesan satu unit mobil jenis SUV kepada Kiat Motor Klaten. Pembuatan mobil tersebut sudah mencapai 90%. Saat ini, mobil tersebut dipajang di depan bengkel Kiat Motor Klaten.
Pesanan mobil kian bertambah. Menurutnya, sebuah lembaga pemerintahan sudah memesan ratusan unit mobil pikap untuk mengangkut kelapa sawit kepadanya. Kendati banyak pesanan, Kiyat mengaku belum bisa melayani pesanan dalam jangka dekat. Pasalnya, hingga kini proses pengajuan perizinan trayek dan emisi belum turun. “Sebenarnya tenaga kami siap untuk melayani pesanan andai saja izin itu sudah turun. Nanti kami akan memberdayakan siswa SMK untuk membuat mobil ini. Ke depan, kami berharap ikon mobil nasional yang dibuat oleh putra bangsa,” tutur Kiat.
Namun belum banyak yang tahu siapa tokoh penting di balik kisah sukses anak-anak SMK di Solo itu. Kiat Esemka merupakan nama mobil rangkaian anak-anak SMK di bawah bimbingan seorang penyandang difabel bernama Sukiyat. Bisa dibilang bahwa Sukiyat lah penggagas mobil ini. Karena itu nama mobil ini menggabungkat Kiyat –nama sapaan Sukiyat– dengan Esemka (SMK).
Kisah sukses yang diraih Kiyat merupakan bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi seseorang untuk maju.
Telepon genggam Kiyat, akhir-akhir ini selalu berdering. Panggilan masuk datang berkali-kali dari kolega barunya. “Sejak berita heboh di media massa, telepon saya tidak berhenti berdering. Banyak sekali pemesan mobil baru kepada kami. Jumlahnya ribuan unit dari berbagai instansi negeri, swasta, maupun perorangan,” ujar Kiyat saat ditemui di sela-sela kesibukannya di bengkel, akhir pekan lalu.
Kisah sukses yang diraih pria kelahiran 22 April 1957 itu tidaklah semudah membalik telapak tangan. Siapa sangka suami dari Halimah itu tidak pernah tamat SLTA. “Waktu itu kondisi saya yang cacat menjadi bahan ejekan teman-teman sekolah. Saya tak kuat sehingga memilih keluar sekolah,” kenang Kiyat.
Sebelum menggeluti bidang perbengkelan, Kiyat juga pernah menjajal profesi sebagai tambal ban selama setahun. Profesi itu digelutinya pada tahun 1974-1975. Pada waktu itu, dia benar-benar tidak berpikiran akan menjadi seorang yang sukses di bidang perbengkelan. “Saya hanya mengerjakan apa yang ada pada saat itu. Namun saya memiliki prinsip 3N yakni Nirokne, Niteni dan Nambahi. Prinsip itu yang selalu saya tularkan kepada para siswa SMK yang magang kerja di bengkel saya,” ujar Kiyat.
Melalui prinsip 3N itu, Kiyat belajar secara otodidak tentang cara membuat bodi kendaraan. Berkat ketarampilannya itu, kini dia sudah berhasil mendesain belasan jenis kendaraan roda empat dengan berbagai tipe. Beberapa tipe yang ditawarkan itu meliputi jenis Sport Utility Vehicle (SUV), pikap double cabin, pikap single cabin, dan lain-lain. Semua jenis kendaraan itu semua dirangkai oleh siswa SMK dengan bahan 80% berasal dari lokal dan 20% dari luar negeri. Kini, sudah ada 15 SMK dari berbagai daerah di Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang sudah menjalin kerja sama dengan Kiat Motor Klaten.
Selain pasangan Walikota dan Wakil Walikota Solo, Bupati Klaten, Sunarna juga sudah memesan satu unit mobil jenis SUV kepada Kiat Motor Klaten. Pembuatan mobil tersebut sudah mencapai 90%. Saat ini, mobil tersebut dipajang di depan bengkel Kiat Motor Klaten.
Pesanan mobil kian bertambah. Menurutnya, sebuah lembaga pemerintahan sudah memesan ratusan unit mobil pikap untuk mengangkut kelapa sawit kepadanya. Kendati banyak pesanan, Kiyat mengaku belum bisa melayani pesanan dalam jangka dekat. Pasalnya, hingga kini proses pengajuan perizinan trayek dan emisi belum turun. “Sebenarnya tenaga kami siap untuk melayani pesanan andai saja izin itu sudah turun. Nanti kami akan memberdayakan siswa SMK untuk membuat mobil ini. Ke depan, kami berharap ikon mobil nasional yang dibuat oleh putra bangsa,” tutur Kiat.
0 komentar:
Posting Komentar