Presiden SBY dan Keluarga Ikuti Proses Perekaman e-KTP



Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono, di Pendopo kediaman pribadi Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menjalani proses perekaman sidik jari untuk kepentingan pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP). Dalam proses input data tersebut, juga didampingi Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi serta Menko Polhukam Djoko Suyanto dan sejumlah pejabat terkait lainnya.

Presiden SBY yang siang ini mengenakan batik berwarna gelap kemudian memulai proses perekaman dengan menjawab pertanyaan mengenai data dirinya. “Apakah Anda lahir di Pacitan, Jawa Timur, tanggal 9 September 1949,” tanya petugas perekaman e-KTP. “Betul,” jawab SBY.

Kemudian orang nomor satu di Indonesia ini melanjutkan dengan diambil fotonya dengan background merah, pengambilan sidik jari tangan, pengambilan foto retina. dan diakhiri dengan membubuhkan tanda tangan. Semuanya dilakukan secara digital. Ibu Ani yang memakai kebaya berwarana biru terang juga melalui proses yang sama, hanya saja background foto yang digunakan berwarna biru.

“Nanti para wartawan kalau mau diambil sidik jarinya makan telur yang banyak, karena harus kuat menekannya,” ujar Presiden SBY, bercanda, yang disambut senyum para wartawan peliput. Petugas memang meminta SBY dan Ibu Ani menekan kaca perekaman sidik jari dengan kuat agar terekam jelas. Usai SBY dan Ibu Ani, giliran Ibas dan Aliya. Hatta Rajasa yang berdiri bersebelahan dengan Djoko Suyanto tampak serius mengamati putrinya ketika proses perekaman.

“Tegangnya kok sama kayak tegang pas akad nikah,” SBY mencandai Ibas dan Aliya yang tengah duduk di hadapan petugas perekam. Guyonan SBY ini mencairkan suasana, terbukti Ibas dan Aliya kemudian melemparkan senyum.

Sementara ditengah Perekaman Data e-KTP oleh Presiden SBY tersebut, Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi pada wartawan menjelaskan, bahwa Kementerian Dalam Negeri, menargetkan sebanyak 172 juta orang penduduk di 300 kabupaten/kota di Indonesia dapat direkam secara elektronik data pribadi, foto diri, sidik jari, iris mata dan tanda tangannya pada tahun 2012, proses e-KTP dilakukan sebagaimana  amanat UU, untuk memverifikasi data, untuk proses nomor induk kependudukan.

Diakuinya, Proses pembuatan e-KTP yang membutuhkan verifikasi berlapis, berhasil menyisihkan jutaan warga kedapatan berusaha membuat e-KTP ganda. Modus penggandaan e-KTP relatif sederhana, yaitu mengubah data pribadi. "Biasanya mengganti nama dan tanggal lahir untuk membuat KTP ganda," ungkap Mendagri.
 

Di dalam rangkaian pembuatan e-KTP, ada tahap verifikasi dengan sidik jari dan bola mata. Melalui data hasil pemindai bola mata, didapati sebanyak tujuh juta orang mencoba membuat e-KTP ganda.  sedangkan melalui pencocokan data sidik jari, didapati sebanyak 42.600 orang warga mencoba membuat e-KTP ganda. Maka aplikasi e-KTP baru mereka otomatis ditolak.
"Ketika di-scan, ternyata datanya juga ada di tempat lain. Namanya yang berbeda," papar Gamawan.


Lebih lanjut mantan Gubernur Sumatera Barat ini menyatakan, target pembuatan e-KTP di seluruh Indonesia sebesar 400 ribu per hari. Sehingga pada akhir 2012, sebanyak 172 juta WNI sudah memiliki e-KTP, papar Gamawan Fauzi

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA