Diklat Sesparlu sebagai diklat diplomatik tingkat lanjut bagi para diplomat senior yang telah beberapa kali ditugaskan keluar negeri. Yang juga sebagai prasayarat bagi para diplomat senior yang akan dipromosikan untuk mendapatkan gelar diplomatik Minister Counsellor, dan untuk meningkatkan ketrampilan diplomatik para diplomat senior, khususnya dalam negosiasi dan public speaking tingkat lanjut, manajemen dan kepemimpinan serta proses pengambilan keputusan.
Bertempat di Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, seluruh peserta Diklat Sekolah Staf dan Pimpinan Kementrian Luar Negeri mengikuti Kegiatan Culinary Diplomacy dalam bentuk Cooking Compettion.
Ketua Yayasan Trisakti Bimo Prakoso, mengaku mendukung upaya Diplomasi, sebagaimana yang tertuang dalam Mukadimah Undang Undang Dasar 1945, karena dengan kegaitan ini maka kemampuan diplomasi para peserta akan meningkat, kita menyambut baik kerjasama dengan Kementrian Luar Negeri, karena memang Yayasan Trisakti telah bekerjasama dengan beberapa Universitas di beberapa negara Asia dan Eropa.
Melalui kegiatan Pembekalan pengetahuan Kuliner Nusantara ini, juga upaya mengangkat masakan tradsional ke kancah internasional, yang juga akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, karena akan membutuhkan bahan mulai dari Sayur hingga bumbu atau rempah yang Negara luar mereka tidak ada, kita memiliki makanan tradisional yang banyak dan nikmat, dan ini semua ada di Indonesia, ungkapnya.
Ketua Kelas Diklat Sekolah Staf dan Pimpinan Kementrian Luar Negeri, Kemenlu, M Aji Surya, disela acara tersebut pada wartawan juga menegaskan, bahwa kegaitan ini adalah upaya pembekalan Diplomasi Kuliner sebagai bagian dari promosi Budaya, setelah kita belajar tentang ilmu negosiasi, kepemimpinan, psikologi dan teori lain, karena jika Budaya kita baik maka kita juga akan diterima oeh siapapun juga, kalau Gudeg itu enak maka semua akan mengatakan gudeg itu enak, sehingga Diplomasi perut itu sangat penting, dan itu adalah suatu cara untuk memperkenalkan Indonesia, dan diplomasi kuliner ini saya yakin akan mampu menembus dan memenangkan hati para pihak. paparnya.
Sementara Wakil Ketua Bidang Akademik STP Trisakti, Chondro Suryono, SE, MM menegaskan, bahwa pihaknya menyambut baik kerjasama ini, dengan menjadikan kuliner sebagai diplomatic dalam hal makanan, dan STP Trisakti berkewajiban membesarkan nama Indonseia dalam hal kuliner, ini juga jadi cita-ciita kita semua untuk mempromosikan Kuliner Indonesia ke negara lain, mereka yang mengikuti kegiatan ini adalah calon-calon Komjen, serta Duta Besar, yang akan ditempatkan di bebearapa negara, oleh sebab itu STP Trisakti memberikan pendiidkan secara reguler dengan bermacam-macam menu tradisional asli Indonesia.
Kerjasama STP Trisakti dan Kementrian Luar Negeri ini, juga membawa misi untuk mengembangkan dan memperkenalkan makanan Indosneia yang selama ini belum dikenal, dengan berbekal pengetahuan dasar memasakl diharapkan bisa dikembangkan di sana saat mereka tugas di luar negeri maupun para Duta Besar negara lain di Indonesia saat pulang ke negaranya bisa turut memperkenalkan makanan asli Indonesia sehingga mereka dapat mengenal dan tau makanan Indonesia, sehingga mereka akan berkunjung ke Indonesia, hal tersebut terkait dengan program Pemerintah dalam meningkatkan kunjungan Wisata, untuk mendatangkan 21 juta wisatawan ke Indonesia, papar Chondro Suryono.
Bertempat di Kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, seluruh peserta Diklat Sekolah Staf dan Pimpinan Kementrian Luar Negeri mengikuti Kegiatan Culinary Diplomacy dalam bentuk Cooking Compettion.
Ketua Yayasan Trisakti Bimo Prakoso, mengaku mendukung upaya Diplomasi, sebagaimana yang tertuang dalam Mukadimah Undang Undang Dasar 1945, karena dengan kegaitan ini maka kemampuan diplomasi para peserta akan meningkat, kita menyambut baik kerjasama dengan Kementrian Luar Negeri, karena memang Yayasan Trisakti telah bekerjasama dengan beberapa Universitas di beberapa negara Asia dan Eropa.
Melalui kegiatan Pembekalan pengetahuan Kuliner Nusantara ini, juga upaya mengangkat masakan tradsional ke kancah internasional, yang juga akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, karena akan membutuhkan bahan mulai dari Sayur hingga bumbu atau rempah yang Negara luar mereka tidak ada, kita memiliki makanan tradisional yang banyak dan nikmat, dan ini semua ada di Indonesia, ungkapnya.
Ketua Kelas Diklat Sekolah Staf dan Pimpinan Kementrian Luar Negeri, Kemenlu, M Aji Surya, disela acara tersebut pada wartawan juga menegaskan, bahwa kegaitan ini adalah upaya pembekalan Diplomasi Kuliner sebagai bagian dari promosi Budaya, setelah kita belajar tentang ilmu negosiasi, kepemimpinan, psikologi dan teori lain, karena jika Budaya kita baik maka kita juga akan diterima oeh siapapun juga, kalau Gudeg itu enak maka semua akan mengatakan gudeg itu enak, sehingga Diplomasi perut itu sangat penting, dan itu adalah suatu cara untuk memperkenalkan Indonesia, dan diplomasi kuliner ini saya yakin akan mampu menembus dan memenangkan hati para pihak. paparnya.
Sementara Wakil Ketua Bidang Akademik STP Trisakti, Chondro Suryono, SE, MM menegaskan, bahwa pihaknya menyambut baik kerjasama ini, dengan menjadikan kuliner sebagai diplomatic dalam hal makanan, dan STP Trisakti berkewajiban membesarkan nama Indonseia dalam hal kuliner, ini juga jadi cita-ciita kita semua untuk mempromosikan Kuliner Indonesia ke negara lain, mereka yang mengikuti kegiatan ini adalah calon-calon Komjen, serta Duta Besar, yang akan ditempatkan di bebearapa negara, oleh sebab itu STP Trisakti memberikan pendiidkan secara reguler dengan bermacam-macam menu tradisional asli Indonesia.
Kerjasama STP Trisakti dan Kementrian Luar Negeri ini, juga membawa misi untuk mengembangkan dan memperkenalkan makanan Indosneia yang selama ini belum dikenal, dengan berbekal pengetahuan dasar memasakl diharapkan bisa dikembangkan di sana saat mereka tugas di luar negeri maupun para Duta Besar negara lain di Indonesia saat pulang ke negaranya bisa turut memperkenalkan makanan asli Indonesia sehingga mereka dapat mengenal dan tau makanan Indonesia, sehingga mereka akan berkunjung ke Indonesia, hal tersebut terkait dengan program Pemerintah dalam meningkatkan kunjungan Wisata, untuk mendatangkan 21 juta wisatawan ke Indonesia, papar Chondro Suryono.
0 komentar:
Posting Komentar