Film Kenapa Harus Bule ?, Ramaikan Perfilman Nasional

Film Kenapa Harus Bule ?, Ramaikan Perfilman Nasional

Film Kenapa Harus Bule? yang akan dirilis 22 Maret 2018 mengangkat cerita dengan tokoh utama perempuan yang anti diskriminasi dan menolak kekerasan seksual dalam hubungan cintanya, sesuai dengan tema selebrasi Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2018

Film Kenapa Harus Bule? Yang dibintangi Putri Ayudya dikenal juga sebagai Puteri Intelegensia Indonesia pada pemilihan Puteri Indonesia tahun 2011 dan mengembangkan karirnya sebagai aktris dan sekarang berperan sebagai Pipin, tokoh utama di film ini.
Pemutaran film sangat terbatas khusus pegiat isu kesetaraan dan media telah dilakukan beberapa minggu lalu. Pemutaran Resmi khusus media secara umum selanjutnya, akan dilakukan tanggal 15 Maret 2018.


Berkaitan dengan Hari Perempuan Internasional yang mengusung ajakan untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan di muka bumi, beberapa pesan dari film ini dapat dijadikan edukasi yang menghibur bagi penonton baik perempuan maupun laki-laki.

Film yang disutradarai dan ditulis oleh Andri Cung dan diproduseri oleh Nia Dinata adalah film yang menyuguhkan sebuah sindiran sosial namun dikemas dalam dialog dan adegan komedi. Seperti:

       Pandangan tentang bule dengan kulit putih yang superior masih sangat kental di dalam masyarakat kita, ini bisa saja disebabkan oleh supremasi kulit putih yang tidak kita sadari masih mengakar. Khususnya di Indonesia Negara yang mempunyai sejarah cukup lama dijajah pihak Belanda. Sehingga memiliki pasangan ‘bule’ akan dianggap meningkatkan strata seseorang. Film ini juga hendak menyinggung realita tersebut.

Namun di sisi lain, film ini juga hendak menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki selera pilihannya sendiri terhadap siapa yang akan dicintai dan hendak dijadikan pasangan hidup. Termasuk selera dengan pilihan pria bule.

       Menyuguhkan tentang sterotipe terhadap tubuh dan pilihan selera perempuan. Bahwa perempuan ketika menentukan fesyen pilihannya termasuk cara bersolek dengan menor biasanya akan dilabeli dengan label yang negatif, seperti lebel ‘ayam’ yang seringkali disematkan kepada perempuan yang menggunakan pakaian terbuka dan atau tata rias yang mencolok demikian juga dengan sterotipe perempuan yang memiliki selera pria impian bule juga kerap dicap sebagai perempuan yang hanya ingin menerima kemapanan ekonomi pada laki-laki bule. Sehinngga embel-embel ‘ayam’ senantiasa ditempelkan masyarakat atas dirinya.

       Film ini juga hendak menginformasikan bagaimana tekanan masyarakat soal kesuksesan seorang perempuan yang diukur degan sudah atau belumnya ia menikah. Perkawinan menjadi sebuah pencapaian yang sempurna yang dibebankan kepada perempuan, membuat banyak perempuan mengalami tekanan secara tidak langsung hingga menjadikannya sebagai tujuan hidup.

       Terakhir, film ini menyampaikan kepada publik tentang lapisan kekerasan terhadap perempuan dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari hal yang dianggap sepele seperti cat calling, yaitu: dimana pria dengan sponstannya mengomentari perempuan dengan teriakan “Hey Cantik” “Hey Manis” “Hey Seksi” dan lain sebagainya dengan intonasi yang merendahkan.

Hubungan manipulatif yaitu: Memanipulasi pasangan secara finansial  hingga tindakan pemaksaan melakukan hubunga seksual dalam relasi pacaran. Jenis-jenis kekerasan ini seringkali tidak disadari dan praktek-parketnya kemudian dianggap lumrah oleh masyarakat.

Sutradara film Kenapa Harus Bule? Andri Cung dan produser Nia Dinata berharap dengan film ini perempuan Indonesia dapat lebih percaya diri, tidak mudah dipengaruhi oleh media dan tekanan masyarakat atas pilihan hidupnya dan bisa menjadi perempuan produktif serta mandiri.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA