Ki Anom Suroto Bersama Dalang Cilik Pramirza Fadhlansyah dan Rafi Ramadhan Tampil di TMII

Ki Anom Suroto Bersama Dalang Cilik Pramirza Fadhlansyah dan Rafi Ramadhan Tampil di TMII

Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) sebagai salahsatu Lembaga Pendidikan Tinggi di Jakarta yang namanya diambil dari salahsatu nama kerajaan di Pewayangan, sangat peduli dalam pelestarian dan pengembangan Seni Tradisi Wayang Kulit, bahkan Dalang Kondang dari Surakarta, Ki Anom Suroto, saat ditemui disela Pergelaran Wayang Kulit, dalam rangka Wisuda Unindra ke 67, di Museum Perangko Taman Mini Indonesia Indah beberapa saat lalu, mengapresiasi jajaran Akademika UNINDRA, yang terus aktif Nguri-uri juga Nguripi Wayang Kulit.

“Saya sering tampil ke Kampus-kampus, namun untuk Unindra dalam setahun itu tidak kurang dari 6 kali pergelaran, sementara Universitas lain hanya sekali dalam setahun, ini menunjukkan bahwa Unindra betul-betul peduli dengan Pelestarian Wayang, jadi Unindra bukan saja nguri-uri, tetapi juga nguripi Wayang”, ungkap penuh rasa syukur.

Lebih jauh Ki Anom Suroto juga menegaskan, bahwa Wayang sudah diakui Unesco, untuk itu Wayang harus terus dilestarikan, bahkan Unindra juga telah memperkenalkan Budaya Tradisi Indonesia Wayang Kulit hingga ke Mancanegara, baik dalam Pergelaran maupun memperkenalkan Seni Wayang dan Musik Gamelan hingga ke Korea, India dan Rusia, dalam sosialisasi atas kerjasama dengan Universitas di India, Korea dan Rusia, kita bersyukur banyak anak-anak muda disana tertarik untuk belajar Wayang Kulit, jadi Wayang Kulit Indonesia sudah go Internasional, tegasnya.

Pergelaran Wayang Kulit dengan lakon Wahyu Tri Manggolo, yang diawali dengan pergelaran Dalang Cilik Pramirza Fadhlansyah dan Rafi Ramadhan ini, untuk Pengrawit maupun Sinden juga diisi oleh para dosen Unindra dibawah pimpinan Rektor Unindra, Prof H Sumaryoto, yang lebih menarik para penabuh gamelan tersebut, bukan saja dari Suku Jawa, namun juga dari Suku Sunda maupun Batak, yang telah belajar di Sanggar Seni Unindra.

Rektor Unindra, Prof H Sumaryoto disela pergelaran tersebut juga menegaskan, bahwa Pergelaran Wayang Kulit kali ini merupakan pergelaran rutin dalam acara Wisuda Unindra, yang biasanya digelar di Tugu Pancasila, namun karena hari ini bersamaan dengan kegiatan HUT Taman Mini Indonesia Indah, maka pergelaran dalam acara Wisuda ke 67 ini dipindahkan di Museum Perangko TMII.

Saat disinggung akan pergelaran yang juga bersamaan peringatan Hari Kartini, Prof Sumaryoto berharap pergelaran yang juga kebetulah bersamaan peringatan Hari Kartini, bisa menjadi penyemangat generasi muda khususnya kaum Wanita, untuk terus menimba ilmu di pendidikan tinggi, sebagaimana yang diperjuangkan Raden Ajeng Kartini dalam masalah pendidikan, dimana dari data di Unindra saat ini jumlah Mahasiswa maupun Dosen lebih banyak perempuan, ini menunjukkan bahwa semangat juang Ibu Kartini betul-betul menuju pencapaian cita-cita RA Kartini, paparnya.

Sebagaimana tema lakon Wahyu Tri Manggolo ini, bahwa sesungguhnya Kemauan Keras, dan dengan ketekunan dalam berusaha akan mendapatkan wahyu dalam menggapai cita-cita, ungkap Prof Sumaryoto. (Nrl)

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA