Beberapa waktu lalu, Sang Maestro Keroncong “Gesang” telah dipanggil pulang, ke Rahmatullah, atas kepergian tersebut menurut seniman Keroncong yang juga Pendiri serta pimpinan Keroncong Bandar Jakarta, Drs. H. Yoyo Muchtar, bahwa wafatnya Eyang Gesang, telah membuat seluruh penggemar serta pecinta musik Keroncong merasa sangat kehilangan, karena beliau selama ini, sangat berperan besar dalam mendorong aspirasi masyarakat Keroncong diseluruh Indonesia.
Lebih jauh Penyanyi Keroncong yang telah tampil membawakan lagu-lalu Gesang di Belanda, Malaysia, Taiwan serta beberapa negara lainnya ini menilai, bahwa disamping Ismail Marzuki, Eyang Gesang juga sosok pejuang, yang telah menggugah semangat bela negara melalui karya-karyanya, sehingga seluruh masyarakat yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, bisa bangkit bersatu melawan penjajah, dan dengan Keroncong-lah saat ini menjadi alat perjuangan bangsa Indonesia.
Menanggapi sosok Gesang, H Yoyo melilai bahwa Eyang Gesang merupakan sosok yang sabar, dan tekun didalam berseni musik Keroncong, meskipun kondisi Musik tradisional yang satu ini, seringkali mengalami pasang surut, akibat munculnya aliran musik lain yang kadang membuming, namun Eyang Gesang yakin, kalau Musik Keroncong adalah musik yang tidak pernah mati.
Lagu-lagu Keroncong karya Eyang Gesang, juga merupakan karya yang abadi dan tidak pernah mati, karena ketika dia mengarang lagu, menggunakan naluri atau hati nurani (Qolbu), sehingga sampai sekarang lagu beliau tetap abadi, tegasnya.
Saat ini diakuinya para Musisi Keroncong maupun Organisasi Penyanyi Keroncong berharap banyak, agar Keroncong bisa berjaya kembali, namun menurutnya, agak sulit, karena situasi dan kondisi saat ini berbeda dengan tempo dulu, dimana saat tahun 40, 50 atau 60an, Keroncong bisa menjadi idola masyarakat, karena kita belum mengalami musik-musik dari luar, sementara sekarang ini telah mengalami era baru, ketika masuknya musik-musik dari Negara Barat, sehingga anak-anak muda, hampir seluruhnya tidak menguasai tentang Keroncong, oleh sebab itu sebagai seniman dan pecinta Keroncong, saya berharap pada seluruh insan Keroncong, baik Penyanyi, Musisi, pengamat musik serta seluruh pecinta Keroncong, untuk dapat menjadikan momen, atas wafatnya Gesang (20 Mei), yang juga bersamaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, agar dapat menjadikan tonggak sejarah kebangkitan Keroncong, demikian juga wafatnya Ismail Marzuki (25 Mei), juga masih dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional, oleh sebab itu marilah kita jadikan momen ini sebagai “Hari Kebangkitan Keroncong” di Indonesia. Bagaimana insan Keroncong bisa mengembalikan Citra Musik Keroncong sebagai Budaya Nasional, dengan terus menggali dan mengembangkannya, sehingga Keroncong tidak akan punah sampai kapanpun, tegas H Yoyo Muchtar.
0 komentar:
Posting Komentar