Kalau melihat dari usia Sumpa Pemuda yang ke 84 tahun, maka diusia tersebut Sumpah Pemuda yang digelorakan oleh para Pemuda Indonesia pada 1928, sudah menjadi sebuah modal kedewaan dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu peran Pemuda harus terus didorong semangatnya untuk dapat menjadi dinamosator dalam pembangunan nasional. Maka Pemuda harus lebih kritis dan konstuktif dalam melihat situasi dan fenomena yang berkembang sekarang ini. Hal tersebut diungkapkan Aktifis Pemuda yang juga Ketua KNPI Kota Jakarta Timur, Benny Wijaya SHi.
Perubahan DKI Jakarta sebagai barometer nasional, ditandai dengan Pemilihan Gubernur beberapa waktu lalu, dimana proses pemilukada tersebut sudah selakaynya dijadikan contoh bagi Provinsi lain di Indonesia, bahwa para kandidat yang maju telah menggambarkan kedewasaan berpolitik, dan sifat kenegarawanannya, sehingga Jakarta sebagai ibukota hingga hari ini Jakarta tetap aman terkendali.
Kondisi tersebut juga taklepas dari peran Pemuda di DKI Jakarta ini, demikian juga bapak-bapak yang diatas sudah seharusnya melakukan regenerasi, untuk menyerahkan tongkat kepemimpinan pada para Pemuda, baik yang ada di Legeslatif, Eksekutif maupun Yudikatif.
Apabila melihat umur Sumpah Pemuda yang ke 84 tahun, seakan kita melihat usia yang sudah uzur, bagi Pemuda yang kini sudah duduk di Legeslatif maupun Eksekutif hendaknya untuk tampil menjadi contoh yang baik, sehingga saat ada peralihan terjadi, dan yang muda tampil maka moralitas serta kapabilitas Pemuda harus dijunjung tinggi. Sehingga berimbas pada adik-adiknya, oleh sebab itu sebagai aktifis pemuda saya berharap para Pemuda yang kini mengembang amanah rakyat juga mampu menjadi pengayom, dengan fenomena dan dinamika yang terjadi, Sumpah Pemuda hendaknya dapat menjadi daya pemikat dan daya perekat bagi para Pemuda yang akan menggantikan para pendahulu nanti. Papar Benny Wijaya.
0 komentar:
Posting Komentar