Sebagaimana amanat Trisakti, agar bangsa ini mampu berdaulat secara politik dengan idiologi bangsa sendiri yaitu Pancasila, berdikari secara ekonomi dengan mengelola potensi Sumber Daya Alam yang ada serta Berkepribadian Secasa Sosial Budaya, dengan menjaga, melestarikan dan mengembangkan budaya Nusantara, kini seluruh jajaran Lembaga Pendidikan Tinggi dilingkungan Yayasan Trisakti terus menggali potensi melalui kajian-kajian akademik, guna menghasilkan kurikulum dan pembelajaran perkuliahan yang mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia berwawasan kebangsaan, dan berkarakter Kebhinekaan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bertempat di Kampus STMT Trisakti, Yayasan Trisakti bersama seluruh Sekolah Tinggi melakukan kerjasama dengan Ikatan Alumni Lemhannas RI serta menghadirkan para pakar dibidang Sejarah, Politik, Agama, Budaya maupun Pertahanan dan Keamanan negara, guna menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dilingkungan Sekolah Tinggi yang berada pada Yayasan Trisakti.
Kepala Bidang Studi Logistik STMT Trisakti, Dr Sri
Raharjo juga menambahkan, bahwa dalam menyusun RPS ini, adalah amanat Akademik,
sesuai keputusan permendikti yang disusun berdasarkan struktur capaian
pembelajaran learning outcome yang diharapkan serta kajian kajian ilmiah dan
capaian Pembelajaran mata kuliah wajib, yaitu Pancasila, Agama, bahasa
Indonesia dan Kewarganegaraan. Pencapaiannya
membentuk lulusan mahasiswa yang punya karakter, sikap yang Pancasilais,
nasionalis dan NKRI, ungkapnya.
Sejarawan Indonesia Prof. Anhar Gonggong disela penyusunan
RPS STMT Trisakti juga menegaskan,bahwa selama ini ada kekeliruan yang terjadi
yaitu mengabaikan hal-hal penting yang mendasari keberadaan dan proses
keberadaan bangsa Indonesia, yaitu mengabaikan sejarah, akibatnya orang tidak
memahami dirinya, tidak memahami jatidiri bangsa, kalau bangsa ini tidak tau
lagi sejarah tentang berdirinya negara, bagaimana Negara Kesatuan Repubik
Indonesia ini terbentuk, maka dapat mengancam keutuhan NKRI.
Dengan mempelajari sejarah berdirinya Indonesia,
yang mampu mempersatukan aneka Suku, Budaya, Ras maupun Agama menjadi NKRI,
harus dipahami, demikian juga tentang
kebhinekaan Indonesia melalui pendekatan sejarah, kalau generasi penerus
bangsa tidak mengenal sejarah, maka generasi yang akan datang, tidak akan mencari
maupun menemukan sesuatu yang tidak akan pernah ditemukan, karena tidak diberi
tahu, untuk itu di era globalisasi era Now ini, kita harus memperkuat landasan
identitas diri kita.
Menanggapi akan merosotnya kebhinekaan dan pluralisme
saat ini, Prof Anhar Gonggong menegaskan, bahwa hal tersebut terjadi karena
masyarakat sudah tidak memahami sejarah berdirinya Indonesia, bahwa sejatinya
Indonesia itu bisa-tidakbisa adalah pluralis, bentukan Indonesia adalah dari
kebhinekaan “yang satu dan bersatu”, oleh karena itu proses pembentukan
Indonesia yang beraneka suku, ras, budaya maupun agama yang satu dan bersatu
ini harus ditanamkan melalui ajaran sejarah, dan kita harus bisa memiliki
semangat dan jiwa bela negara, untuk mempertahankan bangsa dan negara, tetap
satu dalam bingkai Negara Kesatua Republik Indonesia, diri kita harus satu dan
bersatu, pinta Prof Anhar Gonggong.
Ketua STMT Trisakti, Dr. Ir Tjuk Sukardiman, MSi juga
menambahkan, bahwa Sarasehan dan Lokakarya dalam Pengembangan dan Pemantapan
Wawasan Kebangsaan dalam Kebhinekaan, bagi sivitas Akademika STMT Trisakti yang
mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyatakat, berbangsa
dan bernegara sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia pada wartawan
menegaskan, bahwa Yayasan Trisakti memiliki tanggungjawab untuk mencetak generasi
bangsa yang berwawawan kebangsaan, berjiwa nasionalis serta bela negara, dalam
konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang mengedepankan Persatuan
dan Kesatuan Bangsa, tegasnya.
STMT Trisakti dan Yayasan Trisakti berkomitmen untuk
bersama-sama dengan sivitas akademika Sekolah Tinggi dibawah Yayasan Trisakti,
menjadikan hal ini sebagai kurikulum tentang wawasan kebangsaan, sistem implementasi
kurikulum wawasan kebangsaan ini adalah bela negara, jadi korelasi wawasan
kebangsaan dan bela negara ke depan kita berharap generasi penerus bangsa harus
dibekali akan wawasan kebangsaan dan bela negara tersebut, kalau tidak Siapa
yang menjaga NKRI.
Luluasan Transportasi akan menjadi pusat penghubung
transportasi, untuk itu mereka harus mengenali jiwa kebangsaan ini, mereka
harus memahami bahwa Indonesia dibangun dengan riwayat perjuangan bangsa
Indonesia, itulah namanya sejarah nasional kebangsaan Indonesia, dan STMT
Trisakti akan mereferensi buku ajar yang dilihat dari perspektif sejarah, dari persatuan dan kesatuan, juga perspektif
bela negara, baik dengan agama dan keyakinan masing-masing.
Bagaimana generasi muda bisa memahami
Pancasila dengan bentuk implementasi bela negara, juga mengetahui serta menyadari
bahwa Pancasila sebagai dasar negara yang mengikat persatuan dan kesatuan
bangsa, dalam wadah NKRI, untuk itu mutlak dibutuhkan pembelajaran sejarah,
dengan sarasehan ini bisa mengimplementasikan materi-materi rencana
pembelajaran semester dan kurikulum Silabus, kita akan terbitkan buku 4 edisi
pengembangan pemantapan wawasan kebangsaan dari perspektif sejarah, kebangsaan
Nasional Indonesia, tentang pengembangan pemantapan wawasan kebangsaan dari
perspektif tentang keyakinan beragama dari perspektif bela negara, juga
perspektif persatuan dan kesatuan Indonesia dan melekat dalam Pancasila, tegas
Dr Tjuk Sukardiman. (Nrl)
0 komentar:
Posting Komentar