Jalan Tembus Prospek Tingkatkan Ekonomi Perajin Jati Gembol
Nganjuk. Belumlah lengkap bila hendak berkunjung ke Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur bila belum mampir ke salah satu home industri perajin meja gembol. Jenis perabot rumah tangga berbahan bonggol kayu jati tersebut terbilang antik. Selain bahan bakunya tua, karena berasal dari bagian bonggol batang kayu jati yang dekat dengan akar, juga masih utuh, tanpa ada sambungan sama sekali. Sehingga, rata-rata ukuran meja gembol cukup besar dan tebal.
Kisaran lebar di atas satu meter, panjang dua hingga tiga meter, dengan tebal 15 centimeter. Hanya bentuk meja sengaja dibuat tidak beraturan, mengikuti tekstur bonggol saat digergaji membentuk meja. Tampilan ini yang menjadikan meja gembol bernilai artistik dan banyak diminati pembeli. Lebih-lebih, tiang penyangga meja dipilih dari bonggol yang masih menyatu dengan akar-akarnya.
Praka Ainul Mustofa, salah satu anggota Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-101 2018, Kodim 0810/Nganjuk yang dipusatkan di Kecamatan Ngluyu menyampaikan, produk perajin meja gembol di Kecamatan Ngluyu rata-rata bernilai tinggi. Lantaran bahan baku bonggol mudah didapat dari tonggak kayu jati limbah yang umurnya sudah tua.
“Bahannya didapat dari tengah hutan, biasanya oleh pihak Perum Perhutani, jati yang umurnya sudah tua ditebang, bonggolnya ditinggal begitu saja. Terus oleh warga sekitar hutan, bonggol-bonggol jati tersebut diambil dengan alat berat dijadikan perkakas rumah tangga, ukir-ukiran dan relief,” terang Praka Ainul Mustafa saat membantu pekerjaan membuat meja gembol milik Kartian, warga Dusun Gurit, Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu, Jumat, 27 April 2018.
Praka Ainul Mustafa bersama sejumlah anggota Satgas TMMD lain sengaja membantu pekerjaan perajin gembol di desa setempat. Selain belajar teknis pembuatan dan finishing, anggota Satgas TMMD bermaksud membangkitkan motivasi para perajin untuk lebih meningkatnya kualitas produksinya. Selain itu, para prajurit TNI tersebut juga memberi masukan agar para perajin tidak asal menghasilkan sebuah karya artistik. Mereka ditunjukkan berbagai model terbaru, serta sejumlah contoh hasil karya yang bisa dikembangkan dengan bahan baku bonggol kayu jati. Selain itu, perajin juga ditunjukkan contoh finishing yang baik dan penggunaan alat modern, seperti gerinda, ampelas, dan lain-lain.
“Kalau motifnya banyak, hasilnya halus, pasti pembeli lebih tertarik, harganya juga ikut meningkat,” tegasnya.
Bukan hanya sistem produksi yang disampaikan kepada para perajin, melainkan sistem pemasaran juga menjadi perhatian serius. Kendati lokasi produksi berada jauh dari perkotaan, namun bila perajin dapat memanfaatkan sistem marketing modern bakal menghasilkan income yang lebih tinggi, yakni melalu sosial media atau internet.
“Sekarang ini jamannya serba canggih, kalau para perajin bisa memanfaatkan media internet, lewat online sosial media, seperti WhatsApp, facebook, instagram, dan lain-lain, pasti cepat dikenal,” katanya.
Lebih-lebih, di Desa Lengkonglor sudah dibangun jalan tembus menuju Desa Losari, Kecamatan Gondang, sehingga memudahkan para perajin untuk mengangkut hasil produksinya. Mereka bisa dengan mudah mengirim hasil produksinya ke tempat-tempat pemesan. Sebaliknya, para konsumen juga tidak kesulitan bila hendak memesan dari perajin langsung.
“Peluang para perajin gembol di Ngluyu untuk berkembang cukup tinggi, karena akses transportasi mulai terbuka, juga didukung sistem pemasaran modern, lewat sosial media,” tukasnya.
Kartian, (48) perajin jati gembol puluhan tahun ini mengaku lega dan optimistis hasil produksinya akan berkembang pesat. Menyusul akses jalan tembus menuju Desa Losari, Kecamatan Gondang tak lama lagi terbuka. Sehingga, memudahkan para perajin dan warga lain yang ingin mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan akses transportasi jalan tembus.
“Sebelumnya, produksi kami hanya itu-itu saja, meja, kursi, hiasan dinding, dan patung. Tapi setelah diberi masukan dari bapak-bapak tentara tadi, rasanya semakin terbuka peluang bisnis bonggol jati ini. Ternyata contoh-contoh model kerajianan yang bisa dikerjakan cukup banyak dan bagus-bagus,” ujar Kartian.
Sekadar diketahui, Kartian adalah salah satu dari puluhan perajin gambol di desanya. Dia menekuni bisnis bonggol kayu jati ini setelah mendapat pengalaman bekerja selama tiga tahun di salah satu perajin gambol dekat rumahnya. Lantas, dari modal tekad dan uang tabungan selama bekerja dijadikan bekal mendirikan home industri jati gembol sendiri, bekerjasama dengan beberapa orang di desanya.
Sayang, disoal masalah harga per unit, kartian belum bisa memberikan rincian harganya.
“Masalah harga, kami belum bisa memastikan, karena banyak jenisnya. Biasanya, pembeli datang, melihat-lihat, terus menunjuk barang yang disukai. Baru kami terjadi transaksi,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar