Ternyata Ini Alasan Ngluyu Jadi Incaran TMMD 101 Nganjuk
Nganjuk - Di antara 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Nganjuk, Ngluyu adalah satu-satunya wilayah yang hanya memiliki satu akses jalan utama antar wilayah. Yakni antara Kecamatan Ngluyu dengan Kecamatan Gondang yang berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat pemerintahan kecamatan. Akibatnya, arus lalu lintas hanya bergerak dari dua arah, Kecamatan Ngluyu menuju Kecamatan Gondang, begitu juga sebaliknya. Sehingga, apabila terjadi kemacetan pada jalur utama, menyebabkan mobilitas masyarakat Kecamatan Ngluyu menuju Kecamatan Gondang atau beberapa wilayah lainnya jadi terganggu.
Camat Ngluyu Drs. Supardi, M.Si mengatakan, beberapa waktu lalu pernah terjadi tebing longsor, hingga ada batu besar dan material longsor menutup jalan di Watu Gandul. Akibatnya, akses jalan utama tersebut tertutup total hingga berjam-jam. Lantaran, warga kesulitan untuk memindahkan material longsor tersebut, dan terpaksa mendatangkan alat berat.
“Kalau jalur utama tertutup, seperti beberapa tahun lalu ada bongkahan batu menutup jalan di Watu Gandul, akses jalan macet total, karena jalur menuju Kecamatan Gondang iya cuma satu itu,” terang Camat Supardi, Minggu, 29 April 2019.
Kondisi perekonomian masyarakat Ngluyu tergolong miskin dibanding wilayah kecamatan lain di Nganjuk. Penghasilan penduduk setempat rata-rata bertani padi dan palawija. Kondisi tanah berkapur dan mudah kering. Untuk turun ke sawah, petani mengandalkan air tadah hujan. Sementara irigari dari sumber atau bendungan, sangat minim.
Sebagian ada yang beternak, sapi, kerbau, kambing, dan unggas. Namun sebagian besar berternak kambing. Hanya sistem beternak masih konvensional.Ternak tidak dirawat dalam kandang dengan diberi makan rumput atau konsentrat, melainkan diliarkan merumput di hutan.
“Pagi di lepas, sore pulang sendiri ke kandang,” kata Paidin, salah satu warga Dusun Gurit, Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu.
Ini tampaknya yang menggerakkan hati Komandan Kodim 0810 Nganjuk, Letkol Arh. Sri Rusyono memusatkan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-101 tahun 2018 di Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu. Karena, salah satu desa ini, penduduknya tergolong tertinggal dari desa-desa lain di Nganjuk. Selain lokasinya berada di lereng pegunungan Kendeng Utara, juga kondisi masyarakatnya banyak yang tidak mampu.
Letkol Arh. Sri Rusyono menyampaikan, salah satu indikator program TMMD untuk memajukan daerah tertinggal. Seperti TMMD yang dipusatkan di Desa Lengkonglor, Kecamatan Ngluyu ini, salah satu wujud Operasi Bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan pemerintahan daerah Kabupaten Nganjuk, dilaksanakan secara terintegrasi bersama masyarakat. Tujuannya, meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggal, terisolasi, perbatasan, dan daerah kumuh perkotaan serta daerah lain yang terkena dampak akibat bencana.
“Termasuk di Desa Lengkonglor ini, sudah memenuhi kriteria untuk dilaksanakan program TMMD, termasuk akses jalan utama yang hanya satu menjurus ke wilayah kecamatan lain. Dan hanya di Ngluyu yang hanya memiliki satu jalan utama, sehingga arus kendaraan hanya bergerak bolak-balik,” terang Komandan Kodim 0810 Nganjuk ditemui di lokasi TMMD, Minggu, 08 April 2018.
Untuk itu, lanjutnya, telah dibuka jalan baru sepanjang 5,2 kilometer, dengan lebar 5 meter dari Desa Lengkonglor menuju Desa Losari, Kecamatan Gondang. Satgas TNI bersama warga setempat, dibantu beberapa pelajar, pramuka, dan ormas bahu-membahu membangun jalan tembus, menerobos hutan dan perkampungan. Sehingga akses jalan, tidak lagi hanya satu, masyarakat Kecamatan Ngluyu bisa menggunakan akses jalan baru bila hendak ke wilayah kecamatan lain.
“Ini merupakan upaya TNI untuk berkontribusi melestarikan sejarah terutama nilai kemanunggalan TNI-Rakyat,” tegasnya.
Dengan dibangunnya jalan baru, mobilitas sistem perekonomian menjadi lancar. Petani tidak lagi bermasalah dengan sarana transportasi untuk mengangkut hasil panen. Juga warga lain dapat membangun jaringan bisnis baru dengan warga lain yang ada di daerah lain. Desa tidak lagi sepi, mereka dengan mudah berinteraksi dengan masyarakat luar Desa Lengkonglor.
“TMMD dapat dikatakan sebagai lompatan pembangunan awal di pedesaan, selebihnya bisa dilanjutkan oleh pemerintahan desa atau pemerintah daerah. Yang penting bukti permulaan sudah terbentuk, tinggal bagaimana tindak lanjutnya,” tukas Dandim.(Pry)
0 komentar:
Posting Komentar