Ungkap Gusdur Bapak Guru Bangsa, Rosmeinita Raih Gelar Doktor


Ungkap Gusdur Bapak Guru Bangsa, Rosmeinita Raih Gelar Doktor

Disertasi Rosmeinita dengan tema "Pluralisme Agama Dalam Perspektif Abdurrahman Wahid"  yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang terbuka, guna memperoleh gelar Doktor Pendidikan Agama Islam pada Program Doktor Pascasarjana Universitas Islam Jakarta (UID),  mampu meyakinkan seluruh penguji dalam sidang terbuka senat UID tersebut.

Didepan panitia penguji Promotor yaitu Prof. Dr. Ir H Raihan, M.Si, Prof.Dr. H Dede Rosyada,MA. Dr Atabik Luthfi, MA, Prof. Dr. H Zainun Kamal, MA, Prof  Dr H Aceng Rahmat,M.Pd. Prof. Dr H Aziz Fahrurrozi,MA dan Dr. H Sutardjo Atmowijoyo, M.Pd. Promovenda Rosmeinita akhirnya mampu menyandang gelar Doktor Pendidikan Agama Islam lulusan ke 12 dari Universitas Islam Jakarta.




Usai Sidang terbuka Senat UID, Dr Rosmeinita yang juga pimpinan Majelis Talim Darul Fikri Kalibaru, Tanjung Priuk ini pada wartawan menjelaskan, bahwa Indonesia adalah negara yang plural dan multikultural, dalam kondisi seperti ini konflik memang sangat potensial terjadi berlatar Isu keagamaan. Untuk Itu, term pluralisme agama muncul sebagai diskursus yang menjadi harapan banyak pihak agar agama-agama dapat berdampingan secara damai, aman, penuh tenggang rasa, toleransi yang saling menghargai.

Penelitian ini bertujuan pertama untuk memahami konsep pemikiran Gus Dur tentang pluralisme agama yang berbeda dengan tokoh lainnya. Kedua untuk mengungkapkan argumentasi di balik konsep pemikiran Gus Dur tentang pluralisme Agama.


Melalui kajian kualitatif, disertasi Ini berhasil menggali diskursus pluralisme agama dalam perspektif Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur, Pemikiran Gus Dur menjadi esensi dalam wacana pluralisme agama yang tidak berarti penyamarataan agama-agama. Keragaman adalah rahmat yang telah digariskan Tuhan.

Pernyataan Gus Dur ada dua yang penting. Pertama, bahwa "Yang sudah sama jangan ditarik-tarik untuk beda dalam pengertian agama yang umum. Semua agama mengajarkan jujur dan moral yang baik, Kedua, yang beda jangan dipaksa supaya sama pada cara mendiskripsikan Tuhan".

Dua pernyataan Itu menjadi pluralisme agama dalam konsep pemikiran Gus Dur, hal Itu merupakan realitas untuk mengatur kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara serta membangun tolerasi yang akan membawa kenyamanan hidup khususnya di Indonesia.

Hasil penelitian Ini dapat disimpulkan bahwa Gus Dur sebagai tokoh bangsa yang memilik plural talenta yakni sebagai budayawan, sebagai Bapak Guru Bangsa dan disebut juga sebagai Bapak Pluralisme, Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pertama, dapat menambah khazanah Intelektual tentang pluralisme agama. Kedua dapat menjadi evidence-based policy making (pembuatan kebijakan berbasis data) yaitu bahan masukan bagi stake holders (pemangku kepentingan) untuk merumuskan konsep pendidikan keagamaan yang dapat mendorong harmoni sosial antar pemeluk agama di Indonesia, yaitu pendidikan keagamaan berbasis pluralisme agama, paparnya.

Sementara Rektor UID, Prof Raihan mengaku bersyukur dimana para lulusan program Doktor mampu menyumbangkan pemikiran melalui kajian-kajian ajademik yang nantinya bisa membantu para pengambil kebijakan dalam peningkatan pelayanan masyarakat, khususnya dibidang Pendidikan Agama Islam.

Hari ini kita melihat pemikiran sosok tokoh nasional, Negarawan yang diakui Dunia, yaitu Abdurrahman Wahid atau yang dikenal Gus Dur sebagai Guru Bangsa dengan pemikiran-pemikirannya yang bisa menjadi contoh masyarakat, dengan kearifan, kesederhanaan dan pemikiran yang sangat dinamis, bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat Indonesia, apalagi kondisi saat ini sedang ada sedikit benturan umat, sehingga ini diharapkan memberikan kesejukan bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan mengambil hikmah terbaiknya. (Nrl).

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA