GEJOLAK ALAM, NEGARA BERADAB DAN BESAR



Alam! kita hidup di alam!? kita belum tahu alam dan kehendaknya!!? Sebelum kita membahas mengenai gejolak dan bencana alam, marilaha kita tenggok sejenak sejarah alam dan kehidupan kita di alam ini, agar kita lebih akurat, mendasar dan mengandung obyektifitas dalam pengulasan tentang permasalahan alam kita ini. alam kita terdiri dari 4 anasir/unsur + Nyawa (energi) dimana 4 unsur yang terdiri dari unsur air, unsur api, unsur bumi (tanah) dan unsur angin itulah yang membentuk wujud kita beserta energi Nyawa yang membuat kita hidup di bumi ini. Kita dengan bumi ini tidak beda perwujudannya, sama! terdiri dari 4 anasir /unsur alam beserta nyawa (energi) yang menghidupkannya.

Mahluk hidup dibumi ini terdiri dari lima jenis yang terbagi berdasarkan kemampuan beradaptasi terhadap unsur-unsur alam yang menyetainya dan yang membedakan fungsi dan martabatnya mahluk tersebut hidup dibumi ini.

1. mahluk hidup di alam tanpa nyawa / wujud (hidup di angin)
mahluk tersebut masih merupakan energi yang fungsi dan keberadaannya tidak bisa kita pungkiri, tapi tidak bisa kita lihat, karena belum mampu berwujud golongan mahluk, tersebut kita sebut Roh (nyawa tanpa wujud) yang sering kita sebut juga mahluk halus.

2. Mahluk 2 unsur alam
Golongan mahluk tersebut hidup di perairan dan unsur mahluk tersebut terdiri dari persenyawaan unsur air dan bumi. Golongan mahluk tersebut yang kita sebut mahluk ikan dan sejenisnya yang menguasai seluruh perairan

3. Mahluk 3 unsur alam
Golongan mahluk tersebut adalah golongan mahluk yang telah mampu bersenyawa dengan tiga unsur alam diantaranya unsur air, api, dan bumi itulah yang kita sebut golongan mahluk binatang baik itu binatang berkaki empat, melata, dan sejenis burung yang jelas golongan mahluk daratan dan pegunungan selain manusia.

4. Mahluk 4 unsur alam
golongan mahluk yang mampu bersenyawa dengan (Air, api,bumi dan angin) empat unsur alam dimana fungsi- fungsi unsur alam tersebut bersenyawa dengan dirinya adalah mahluk manusia. Dimana yang membedakan mahluk manusia dengan mahluk binatang adalah.
Mahluk manusia mampu mengakomodir fungsi unsur angin yang melahirkan funngsi unsur akal yang dapat menyerap ilmu pengetahuan yang didasari ilham-ilham serta intuisi- intuisi yang ada di angin untuk merubah tatanan hidup beradab dan terbentuknya fungsi unsur angin inilah yang menjadikan manusia lebih berderajat diantara mahluk-mahluk lainnya.
mahluk binatang tiga unsur yang tadi dan lainnya walau bernafas dengan angin tapi golongan binatang tingkat tiga tersebut tidak mampu menyerap dan mengakomodir fungsi dari unsur angin tersebut yang merupakan inti dari penghantar ilham-ilham ilmu pengetahuan dan intuisi-intuisi budaya yang ada dialam ini yang dapat melahirkan kehidupan modern atas pengolahan hal tersebut.

5. Mahluk 5 unsur alam
Golongan mahluk tersebut adalah golongan mahluk yang mampu melakukan persenyawaan dengan 4 unsur alam yang membentuk wujud dan prilakunya disertai mampu bersenyawa dengan alam batin sebelum dan sesudah adanya kehidupan dimana dia mampu berfikir dan memahami jiwanya serta mengerti dariman dia terlahir dan dilahirkan oleh alam ini, sehingga dapat menerapkan apa arti dan fungsi kehidupan dialam ini serta dapat membentuk peradaban yang lebih manusiawi dikehidupan alam ini sesuai tingkat fase-fase peradaban yang terbentuk di bumi ini.

Dialah mahluk 4 sehat 5 sempurna yang dapat mencapai keunggulan sebagai mahluk hidup yang sempurna yang di cita-citakan oleh seluruh ajaran kitab suci yang terlahir baik itu dari agama maupun budaya, yang menjadi tujuan aturan hidup untuk seluruh insan mahluk dimuka bumi ini.
Setelah kita tahu posisi kita sebagai mahluk di bumi dan alam ini, marilah kita masuk kepada terjadinya gejolak alam yang kita diami yang menjadi momok menakutkan dalam kehidupan ini
Kita hidup, bumi inipun hidup!! setiap yang hidup pasti mengalami fase-fase perubahan, setiap fase perubahan akan melahirkan degradasi wujud dan fungsi untuk kebutuhan perubahan tersebut. kita terlahir dari Bayi à Balita à Anak-anak à Dewasa à Manula. Setiap perubahan fase demi fase kita akan mengalami degradasi dalam tubuh kita baik itu panas, dingin pertumbuhan-prtumbuhan yang ada di tubuh kita maupun perubahan-perubahan sikap dan pola pikir dalam menuju fase pertumbuhan dari bayi sampai menuju dewasa / manula.
Begitupun kejadian pada bumi ini, karena bumi pun tumbuh dan hidup, maka bumi juga dipastikan mengalami perubahan-perubahan dan pertumbuhan-pertumbuhan baru, baik didalam fisiknya maupun suasananya yang kita anggap perubahan perubahan tersebut sebagai bagaian dari bencana alam maupun revolusi peradaban dimana hal tersebut tidak terelakan
Karena kita hidup didalamnya. Kita harus paham itu dan memahaminya !!!
Fase-fase Perubahan Bumi

“Setiap Fase Perubahan Bumi dipastikan terjadi bencana”

Fase Pertama Pembentukan Bumi

Fase pembentukan 4 unsur alam membentuk bumi – dalam pembentukan bumi tersebut dimulai dari segumpal air yang berputar tetap pada porosnya yang melahirkan panas, lalu terjadinya air dan api terus menyatu dalam putaran tersebut sehingga melahirkan larva yang membentuk wujud bumi, makanya didalam bumi masih terjadi proses tersebut dengan adanya wujud gunung berapi dan gas yang selalu keluar dari dalam bumi yang masih terus mengeluarkan dan menjadi sumber panas. Setelah ketiga unsur tersebut membentuk bumi dan bumi terus berputar sambil mengeluarkan gas dan udara, maka terbentuklah bumi kita ini terdiri dari gabungan 4 unsur alam dimulai dari air, api, tanah/bumi dan angin.
Didalam proses pertama fase ini jelas terjadi perubahan alam yang kita sebut sa’at ini mungkin sebuah bencana alam.

Fase Kedua Pembentukan Mahluk Hidup Pertama
Setelah bumi ini ada, dan terus berputar pada porosnya disertai persenyawan yang tidak dapat dipisahkan dari keempat unsur tersebut, maka dipastikan akan terlahir mahluk-mahluk dilokasi bumi ini yang disesuaikan dengan keadaan sikon dan geografis bumi pada saat itu.
Seluruh wujud yang ada dibumi ini baik hidup dan tidak, tidak ada yang tercipta dengan sim salabim ……… Ala kadabraa ……… !!! ada kehendak dan proses alam yang menyertai dengan unsur-unsurnya yang menjadikan semua ini ada.

Atas dasar itu, maka keberhasilan mahluk pertama di muka bumi ini, yang telah berhasil menyesuaikan diri dan bersenyawa dengan alam bumi ini, itulah mahluk awal yang melahirkan kita dan adanya kita sa’at ini karena adanya beliau dan keberhasilannya dalam mengimbangi kehendak putaran alam sehingga kita ada dan layak hidup di bumi ini, dalam proses penyeimbangan dan belajar maupun hidup di bumi ini, mahluk pertama tersebut jelas mempunyai nalar dan daya cipta yang melahirkan perubahan-perubahan serta tatanan di bumi ini yang tentunya terjadi gejolak alam untuk tujuan tersebut.
Kita kadang lupa akan peran mahluk pertama tersebut yang melahirkan wujud dan kelayakan kita hidup di bumi ini.

Fase Ketiga Pembentukan Peradaban Lautan
Setelah mahluk pertama terlahir dan mampu beradaptasi di bumi ini, maka terlahirlah mahluk-mahluk kedua dan ketiga serta kelanjutannya. Manusia-manusia yang ada di muka bumi ini terlahir dari bagian adanya mahluk pertama tersebut.
Manusia berkembang biak menjadi lima rumpun bangsa dibelahan bumi tercinta ini, kelima rumpun bangsa tersebut terbagi menjadi rumpun Melayu, rumpun Tiong Hoa, rumpun Eropa, rumpun Rusia, dan rumpun Arabia, rumpun-rumpun yang lainnya tercipata karena adanya percampuran perkawinan dari kelima rumpun tersebut. Kelima rumpun manusia tersebut mempunyai karakter dan kebiasaan yang berbeda sesuai dengan keadaan alamnya masing-masing.

Setelah mereka berbangsa sesuai rumpunnya masing-masing, peradaban (ekonomi, sosial, politik, dan pertahanan) dimulai dari lautan. Hal ini terjadi dan tercipta karena infrastuktur di daratan belum ada dan tercipta. Setiap penguasa zaziriah-zaziriah di daratan adu pengaruh dan kekuasaannya berjalan dilautan. Kapal-kapal besar dan pesisir pantai merupakan pusat kendali dari roda peradaban pada sa’at itu.
Seluruh puncak kejayaan dibidang ekonomi, politik dan kekuasaan wilayah darat dan lautan pada sa’at itu terjadi dan mapan di lautan.

Alam Mempunyai Kehendak Lain !?
Adu jago dan kekuasa’an diantara bangsa-bangsa pada sa’at itu digelar dilautan untuk menentukan penguasa dunia pada sa’at itu. Terjadilah pertempuran sengit pada waktu itu untuk mencapai kekuasaan tertinggi yang menentukan kehidupan di bumi ini. Seluruh armada dan kekuatan antar bangsa dikerahkan untuk mencapai kekuasan tertinggi tersebut, entah apa yang terjadi semua kebesaraan, kemaharajaan di lautan hancur, hilang tak berbekas oleh pertempuran sengit yang entah siapa pemenangnya dari semua itu. Kejadian dan kesaksian ini tidak tercatat dan terpublikasikan, karena pada sa’at itu arus komunikasi belum mampu dan semuanya tenggelam terbawa arus gelombang lautan yang berkehendak.
Mulai sa’at itu peradaban lautan hilang dan menjadi momok menakutkan bagi bangsa-bangsa lainnya yang ada di daratan, karena seluruh armada besar dan awaknya yang tadinya tak terkalahkan serta penuh karisma, hilang tanpa berita dan jejak ditengah lautan dalam rangka adu pengaruh dan kekuasaan untuk menentukan sebagai penentu kekuasaan di dunia.

Fase keempat Pembentukan Peradaban Daratan
Seluruh peradaban lautan menghilang, maka seluruh insan-insan manusia di bumi ini terkonsentasi hidup dan membentuk peradaban di daratan yang terdiri dari wilayah daratan dan pegunungan. Mereka mulai berfikir cara hidup di darat dan pegunungan. Berkebun dan pengembangan teknologi menjadi target pencapaian kesejahteraan bagi pemenuhan kehidupannya. Pada fase bumi ini semua kejadian dan ilmu pengetahuan dari berbagai sudut sudah bisa dicapai dan tercatat. Banyak hal-hal besar sebelum era fase ini yang terjadi di alam bumi ini yang tidak tercatat. Hal ini pula karena hal itu, kita atas sebagian kejadian luar biasa di bumi ini, menganggap hal yang luar biasa, contohnya didalam karya-karya insan manusia yang masuk pada 7 keajaiban bumi dan karya-karya spiritual lainnya yang tidak memiliki catatan dasar pembentukan dan kejadiannya, kita terperangah kagum.

Di era fase peradaban daratan ini kita telah mampu menerima tatanan kehidupan beragama, berbudaya dan berteknologi yang menjadikan kita sebagai mahluk insan modern dalam kehidupan walau tatanan tersebut masih terpetak-petak dan belum memenuhi rasa keadilan bagi seluruh insan mahluk di bumi ini yang dikarenakan seluruh bangsa di dunia ini belum menyatu dan bersatu atas dasar demi kepentingan idiologi, ekonomi, sosial, politik bagi pemenuhan hidup bangsa dan golongannya.

Padahal kalau kita memahami sejarah asal kita tadi kita adalah satu keturunan mahluk manusia yang sepantasnya bersatu dan saling memahami. Adapun kita tercipta berbeda bangsa dan idiologi dan geografis hal itu hanya merupakan pengaruh alam dan geografis dimana kita berpijak saja, hanya karena hal tersebut demi kepentingan idilogi dan geografis pada era fase bumi ini, kita telah keterlanjuran banyak mengorbankan sisi-sisi- kehidupan, baik nyawa, harta, dan tahta yang tidak sedikit diantara kita demi mencapai suatu faham yang belum tentu kebenarannya yang seakan-akan mungkin mau kiamat esok hari. Padahal kalau kita lihat sejarah bumi ini, bumi ini semakin hari semakin kuat dan kokoh. Ribuan tahun yang lalu target kiamat bumi belum terbukti, yang terbukti hanyalah Pemindahan dan pergeseran bumi untuk menuju lebih kokoh yang kita sebut hal tersebut bencana alam atau kiamat bagi yang kena bencana tersebut.
Bumi ini tidak akan menggalami kehancuran global yang kita sebut kiamat, karena struktur bumi makin hari makin kuat dan kokoh. Adapun anggapan bahwa bumi akan berbenturan dengan planet lain, hal itu pun tidak masuk akal. Bagaimana mungkin bumi yang terdiri dari 4 unsur alam dan memiliki energi alam sebagai pelindungnya, dapat dihantam oleh benda diluar bumi yang hanya terwujud dari satu atau dua unsur alam ? hal ini perlu menjadi acuan dan pandangan kita terhadap bumi yang kita pijak dan cintai ini. Kalau iya, mungkin hal itu telah terjadi sejak dulu dan kita tidak seperti ini. Yang jelas bumi ini ada yang mengurus dan menjaganya yang kita tidak tahu dan melihatnya.

Fase Kelima dan Yang akan Terjadi (Fase Era globalisasi)
Untuk menjawab dari pernyataan tadi di atas tentang bencana alam yang sedang terjadi sa’at ini dan menyeluruh disetiap penjuru dunia, maka sudah saya katakan tadi bahwa ini merupakan global warning dari fase bumi berikutnya yang akan terjadi(fase era globalisasi).
Fase bumi peradaban daratan saat ini yang sedang menuju kepada fase bumi era globalisasi, jelas akan terjadi berbagai perubahan menyeluruh saat ini yang merupakan perubahan srtuktur bumi dan alam yang tidak dapat terelakan, baik itu perubahan struktur bumi maupun perdabannya. Setelah kita mampu menerapkan keidupan maju dan luhur didalam keseharian, dimana ilmu dan teknologi telah mencapai puncak menciptakan alat kesejahteraan bagi kehidupan mahluk dimuka bumi ini, maka kita dituntut untuk menciptakan norma-norma luhur untuk bersatu seluruh bangsa-bangsa dibumi ini serta menjadikan bumi ini surga bagi kita semua
Apa yang menjadi cita-cita dan pandangan-pandangan mengenai surga di dalam kitab suci itu telah kita capai dalam bentuk kebutuhan material yang telah dapat kita ciptakan dan rasakan dalam kehidupan ini. Di fase globalisasi yang di tandai dengan global warning secara mendunia, hal ini pertanda tatanan hidup kita dimuka bumi harus berubah, yang disesuaikan dengan sinyal-sinyal yang dilahirkan oleh kehendak alam yang ada disekeliling kita agar kita tidak terkena dan lama terimbas akibat peringatan-peringatan alam berupa bencana-bencana diberbagai lini dan sisi yang terjadi.

Bencana alam, bencana kemanusiaan dan juga mengimbas pada ketidak menentuan tatanan ekonomi sosial hukum dan teknologi saat ini, maka hal ini menandakan sekali lagi kita harus berfikir dan memahami akan hal-hal yang telah kita jalani dan hal-hal pada esok hari yang akan datang. Pada saat ini bumi menghendaki tatanan bagi pengisinya untuk menuju norma-norma unggulan di dalam pergaulan antar bangsa dan mausia di muka bumi ini. saat ini kita sedang mengalami degradasi perubahan global bumi tersebut yang sepatutnya kita cepat memahami dan mengkaji apa yang menjadi kehendak nya.

Tatanan kehidupan dibumi saat ini masih menyertai kehidupan kuasa dan du’afa padahal kita terlahir sama. Bumi pada fase globalisasi ini ingin dan menghendaki tatanan yang akan datang lebih manusiawi, berkeadilan mencapai makmur, bermartabat bersama dalam berprikemanusiaan bermotokan insan rahayu balaroa waluya setiap insan terhormat dan dihormati oleh lingkungan sekelilingnya.

Tulisan ini saya buat berdasarkan pesanan Tabloid Warta Nasional untuk mengisi stap press tentang bencana alam, adapun artikel lainnya akan saya buat lebih lanjut. Dasar pemikiran tulisan ini bersumber pada berita guru bathin saya dimana saya sehingga peletak dasar keilmuan Syahbandar Kari Madi yang mengemban tugas untuk menyumbangkan ilmu energi hidup bagi siapa pun insan di bumi ini yang menginginkannya. Tujuannya agar insan-insan yang telah memiliki energi hidup yang dihasilkan dari jurus-jurus inti persenyawaan kita dengan unsur-unsur alam di perguruan ini, akan jauh memberikan nilai-nilai arti dan fungsi kehidupan bagi dirinya masing-masing.
(terjaga, percaya diri, cepat memahami dan mempunyai ketenangan hati serta membanglkitkan pengembangan intuisi-intuisi dalam mengisi kehidupannya masing-masing).

Penulis :
Nurseno. SP. Utomo
v Ketua FKPPAI
v Guru Besar V. SKM (Syahbandar Kari Madi)
v Pendiri LSM SIKAT (Aksi-Reaksi & Kreasi Masyarakat Propinsi Jawa Barat)
Mewakili Nurani masyarakat
Jl. Blok Pesantren No. 88 Batujajar Kab. Bandung – Jawa Barat



0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA