Nusantara Indonesia adalah wilayah satu-satunya di dunia yang memiliki letak geografis yang sarat dipenuhi oleh berbagai kekuatan tenaga bathin, spiritual dan magis. Hal ini disebabkan mau tidak mau akan terjadi dan sangat berpengaruh pada kondisi kehidupan yang menempatinya. Faktor tersebut terjadi karena wilayah kita terdiri dari faktor sumber Energi Lautan yang bergolak, sember Energi Pegunungan Berapi yang berjejer disepanjang kepualauan, sumber Energi Daratan dan merupakan perlintasan garis khatulistiwa yang membentang mengitari Wilayah Nusantara ini.
Tidak heran apabila bangsa ini memiliki insan-insan kepemimpinan atau juga masyarakat Nusantara tempo dulu yang memiliki kekuatan magis dan spiritual yang diakui oleh dunia. Salah satu contoh pengakuan tersebut diantaranya, bagaimana seorang Waliyulloh bangsa timur tengah, berguru kebathinan kepada seorang kuwu (tingkat kepala kelurahan) yang akhirnya mendapat gelar salah satu Waliyulloh di bangsa ini (Syekh Syarif Hidayatulloh). Seorang Kuwu saja dapat memberikan eksistensi sebesar itu pada perjalanan bathin anak didiknya, apalagi tingkat raja-rajanya ???
Atas dasar itulah saya menuliskan dan mengajak kembali pada nilai-nilai luhur dan Masyhur yang pernah ada, dimana kita saat ini masih terkung-kung (terkurung), tidak bisa lepas oleh dan dari kekuatan-kekuatan Spritual Bathin Leluhur dalam setiap gerak kehidupan bermasyarakat maupun bernegara di bangsa ini. Salah satu hal yang tidak dapat terlepas dari kekuatan itu, diantaranya sabda salah satu Raja Nusantara Paduka Yang Mulia Raja Jayabaya yang telah meramalkan atau mematok ketentuan tentang kepemimpinan di Nusantara ini.
“ Kerusakan, Kemunduran dan Kemelaratan Atas Keluar Dari Ketentuan Itu Sudah Sangat Cukup Untuk Kita Mengkaji dan Memahami Bagi Perjalanan Bangsa Kita Kedepannya ”
Ramalan Paduka Raja Jayabaya
Dalam salah satu kitab yang memuat pandangan-pandangan beliau tentang perjalanan bangsa kedepan diantaranya, bahwa nama-nama pemimpin bangsa Nusantara ini haruslah masuk pada akhiran No-To-No-Go-Ro. Apabila pemimpin tersebut masuk pada rumusan dan dibarengi haknya, Insya Alloh bersama bukti yang telah terjadi dalam kepemimpinan orang tersebut, akan mendapatkan eksistensi tersendiri bagi pertumbuhan dan perkembangan bangsa ini. Mari kita lihat kepemimpinan di bangsa ini dari Presiden pertama sampai Presiden yang ke enam.
1. Presiden Pertama
Presiden pertama kita nama akhirannya masuk rumus No- dan juga masuk hakekat sebagai figur seorang sipil, maka dalam kepemimpinan beliau kita dapat merasakan arti sebuah legalisasi bangsa yang telah merdeka dan bangsa yang di akui eksistensinya di mata dunia, sebagai bangsa yang sangat berpengaruh terutama dalam kancah politik dunia Internasional. dimana Beliau dalam kepemimpinanya telah melahirkan sebuah aliran Non Blok bersama Negara-negara berkembang lainnya di antara kekuatan Negara-negara Adidaya yang telah mencetuskan sebagai kelompok negara beraliran Blok Timur dan Blok Barat dimana kekuatannya sangat menetukan bagi negara-negara yang dipengaruhinya.
Dalam kepemimpinannya berbangsa dan negara, bangsa ini sangat dihormati dan dihargai di dunia internasional. Dan juga restu yang diberikan dalam kekuasaannya cukup lama dan berarti. Kekuasaanyapun mencapai waktu lebih dari 20 tahun. Suatu kekuasaan yang sangat fantastik untuk lama waktu kekuasaan dijaman ini. Hal ini terjadi dari kepemimpinan yang mendapat Restu karena sesuai rumus dan hakekat figur yang di sanding oleh beliau tersebut di atas.
2. Presiden Kedua
2. Presiden Kedua
Presiden kedua kita nama akhirannya pun masuk rumus To- Dan juga masuk hakekat sebagai figur seorang militer sejati, sehingga dalam kepemimpinanya beliau mendapatkan Restu dan Anugerah membangun bangsa dan negara ini dalam pertumbuhan pembangunan ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan nasioanal yang kita kenal dengan programnya dalam rencana pembagunan perlima tahun (REPELITA).
Hal ini sangat memberikan pula eksistensinya yang sangat berarti bagi keberadaan bangsa ini, dimana seluruh keberadaan bangsa dan negara ini dibuat kondusif dan berwibawa terhadap negara-negara tetangga lainnya. Lama kekuasaanya pun sangat fenomenal tak tergoyahkan selama kurang lebih 30 tahun. Hal ini pula tidak dapat kita pungkiri adanya kekuatan Energi Magis yang terlahir dari sabda-sabda leluhur kita yang mendukung dan membantu terhadap kekuatan dan kemampuan dirinya, padahal Beliau terlahir dari manusia biasa yang tidak diperhitungkan sebelumnya untuk menjadi pemimpin besar dimasanya.
3. Presiden Ketiga
Entah kenapa dalam fase ketiga kepemimpinan di bangsa ini, bangsa ini mengalami perubahan terutama didalam tatanan politik dan tingkah perilaku kehidupan dalam bermasyarakat ataupun dalam kepemerintahan. Reformasi istilahnya yang dijadikan sebagai simbol dan alat perubahan itu. Pengaruh dan tekanan luar negeri merupakan proses dominan terjadinya udara reformasi tersebut. Luar negeri sangat berkepentingan mendikte bangsa ini demi mempermudah invasi investasi sumber daya alam dan membuka lahan perdagangan bebas yang seluas-luasnya bagi produk-produk yang jauh lebih unggul dari pada produk-produk bangsa ini. Pada fase ketiga kepemimpinan di negara ini, nama akhirannya
Bi- yang mewakili figur Akademisi dan Teknokrat. Mulailah nama pemimpin tersebut keluar dari rumus No-To-No-Go-Ro walau masuk pada perwakilan hak mewakili figur seorang Akademi Teknokrat. Apa yang terjadi dalam kepemimpinan figur yang namanya keluar dari rumus tersebut, bangsa ini mengalami kehilangan sebagian negeri yang diperjuangkan teramat sangat mengeluarkan harta benda dan nyawa, serta dimulainya masuk pengaruh-pengaruh asing yang sangat dominan untuk mencabik-cabik keutuhan bangsa ini dari berbagai sisi. Hal inilah yang disebabkan kemungkinan besar kita telah menentukan pemimpin yang keluar dari rumusan Soko Guru kita Paduka yang Mulia Raja Jayabaya dalam rumusan formula kepemimpinan bangsa Nusantara No-To-No-Go-Ro.
4. Presiden Keempat
4. Presiden Keempat
Presiden keempat kita nama akhirannya Dur- beliau mewakili figur tokoh keagamaan terbesar dibangsa ini dan mencoba pula untuk mewakili kepemimpinan di bangsa ini. Apa yang terjadi dalam kepemimpinannya, menyiratkan kepada kita bahwa telah terjadi tatanan-tatanan berbangsa yang telah tercipta oleh pemimpin-pemimpin terdahulunya hancur tidak karuan, dimana istilah dan atas nama Demokrasi, semua kehancuran itu seakan-akan legal adanya. Terjadi Chaos dimana-mana yang mengakibatkan korban jiwa dan harta. Itulah masa kepemimpinannya. Kekuatan Spiritual sebagai tokoh keagamaannya, tidak membantu banyak untuk perbaikan bangsa yang pada saat itu masyarakat berharap figur beliau sebagai tokoh agama dapat menjadi figur alternatif yang bisa memberi harapan baik tersendiri bagi kelangsungan perjalanan bangsa kedepan. Kurang bagaimana dukungan doa dari ribuan tokoh Kiayi dan Umat Islam pada waktu itu agar beliau menjadi tokoh rohmatan lilalamin dalam kepemimpinanya, tapi tetap tidak terjadi malah sebaliknya. Kekuasaannya pun diturunkan dengan tidak lama. Bukan salah beliau dan para pendukungnya yang bermaksud untuk dapat berbuat lebih baik di bangsa ini, akan tetapi rumusan formula No-To-No-Go-Ro lah yang sudah tersabda Paduka Raja Jayabaya yang merupakan sabda tak terelakan kekuatan, ketentuan serta restunya, dalam dan untuk menetukan sebuah kepemimpinan yang direstui dan dianugerahi di bangsa dan negara ini, kekuatan dan ketentuan apapun, tidak dapat merubah rumusan formula No-To-No-Go-Ro tersebut yang kedepannya mesti kita kaji bersama.
5. Presiden Kelima
Nama Presiden kelima berakhiran Ti- figur beliau dikenal netral, dalam visi misinya berpihak pada wong cilik sehingga beliau identik sebagai figur nasionalis sebagai hakekat ketokohannya. Beliau hakekatnya sebagai Presiden atau pemimpin yang melanjutkan dari kepemimpinan sebelumnya. Tidak terlalu banyak gejolak di bawah kepemimpinannya, hanya beberapa aset negara hilang dan dalam pemerintahannya tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi perubahan bangsa ini dan lama kekuasaannya pun tidak terlalu lama.
6. Presiden keenam
Presiden keenam kita kebetulan masuk rumus No- tapi sayang tidak masuk pada figur haknya. Yang dimaksud hak disini adalah kejelasan figur yang ditonjolkan untuk mewakili peran yang telah menjadi bagian dari rumusan dan hakekat yang telah digariskan. Presiden keenam kita ini sama-sama kita tahu, tidak jelas mewakili salah satu peran profesi apa dalam jatidiri kepemimpinannya. Walau beliau dari seorang perwira ABRI, tapi sikap dan peran kepemimpinannya tidak sedikitpun mencerminkan sikap seseorang sebagaimana layaknya seorang prajurit Militer.
Apalagi peran yang lain-lainya yang tidak beliau kenal dan pahami. Atas dasar itu, pada waktu beliau baru menjabat, saya telah menyarankan tempo hari di hotel Hilton kepada beberapa kolega dekatnya agar beliau dapat mewakili Integritas figur yang jelas dalam citra kepemimpinanya baik itu spritual atau apa, tapi hal itu tidak tersampaikan, sehingga akibat yang saya gambarkan kepada mereka akan terjadinya protes alam dan segala sesuatu hal yang tidak akan menentu di bangsa ini terjadi di bawah kepemimpinanya. Saat ini sangat kita rasakan kejadian-kejadian fenomena alam yang sebelumnya tidak terjadi yang saat ini sangat menguncang dan menyengsarakan sebagaian belahan masyarakat kita di bangsa ini, baik itu dari unsur air (banjir, tsunami), unsur bumi atau tanah (gempa dimana-mana, longsor dan kebocoran bumi lapindo), unsur api (kebakaran dimana-mana dan harga BBM yang tidak menentu dalam kenaikannya), unsur angin (puting beliung dan sejenisnya, penyakit-penyakit aneh seperti flu burung dan cikungunya), unsur nyawa (semua insan bernyawa baik manusia atau binatang keadaan jiwanya kurang stabil dengan adanya demo-demo serta ketidakpuasan dimana-mana yang menimbulkan persetruan-persetruan dan lain-lain. Dan anehnya, kenapa kalau hal ini disebut bencana-bencana biasa, hal ini pula tidak terjadi di negara tetangga yang serumpun dan sehamparan dengan negara kita. Dari sinilah mari kita lihat dan pahami bahwa kejadian-kejadian ini terjadi karena faktor kepemimpinan yang masuk rumus tetapi tidak pada hakekatnya dilihat dari kacamata Supranatural Metafisika sesuai keterangan tadi di atas. Sehingga kita perlu membantu dan meyarankan agar kekuatan legenda yang telah tersabdakan akibatnya dapat di minimalisir dan atau kita kedepannya dapat mencari pemimpin yang sesuai dengan kehendak rumus No-To-No-Go-Ro beserta hakekatnya.
SOLUSI
SOLUSI
Bercermin dari seluruh gambaran dan akibat-akibat manfaat serta mudharat pada bangsa dan negara ini yang dikarenakan faktor kepemimpinan, maka sekali lagi saya mengajak kepada seluruh elemen bangsa dalam hal ini masyrakat, birokrat dan para praktisi politik berserta jajarannya untuk dapat memahami akan pentingnya memilih dan menetukan pemimpin di bangsa dan negara ini sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki oleh Kehendak Bathin Dan Lahir. Dalam perenungan dan anlisa saya kita masih punya harapan dalam mengembalikan citra baik dan besar bangsa ini apabila kita mampu memilih dan menetukan sebuah kepemimpinan yang dapat mewakili semua kehendak teraniaya di dalam perjalanan bangsa kedepan. Mari kita lihat dan kaji bersama didalam kepemimpinan era Presiden kedua, disitulah kita mulai mentukan pemimpin-pemimpin yang tidak sesuai dengan rumusan dan hakekat yang telah ditentukan diatas bagi negara ini. Dan pada saat itu pulalah kita menjatuhkan pemimpin (presiden kedua) yang sesuai rumus To- didalam rumusan No-To-No-Go-Ro beserta hakekatnya (MILITER) dengan tidak berkeadilan dan rasa terima kasih atas jasa-jasa besar beliau terhadap bangsa dan negara ini. Sehingga perjalanan bangsa ini dimulai saat beliau dilengserkan dengan tidak hormat, bangsa dan negara ini mengalami masa-masa sulit dan keadaan yang tidak karuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pola tindakan kita yang tidak tahu terima kasih atas jasa-jasa beliau membangun dan membesarkan bangsa, didalam perjuangan kepemimpinannya yang begitu lama serta terhormat. Kesalahan kecil dalam menunaikan tugas kepemimpinanya bukan berarti kita harus menghapus jasa-jasa besar yang telah dikaryakan untuk bangsa dan negara, juga tidak sepantasnya pula beliau diberhentikan dengan disertai cacimaki dimana sang pencacimakipun tidak sangat lebih baik dibanding karya dan kebesaran-kebesaran beliau di negara ini. Sebagai bangsa timur yang beradab, kita patut mempunyai rasa terima kasih dan penghormatan pada setiap orang yang berjasa kepada kita. Kemunduran bangsa dan negara saat ini bagian dari jeritan hati dan jiwa beliau yang teraniaya atas ketidaktaudirian bangsa dan rakyatnya terhadap peran yang telah beliau karyakan demi kemakmuran dan kehormatan bangsa beserta rakyatnya pula. Kita paham reformasi harus terjadi dan perubahan itu dibutuhkan dalam setiap perjalanan... tidak terkecuali dalam perjalanan berbangsapun, tapi bukan berarti kita tidak patut berterimakasih atas peran seseorang yang telah menjadikan kita hidup berbangsa lebih baik atas jasa-jasanya dan kita terus mencacimaki serta mengancam hukuman sampai akhir hayatnya. Kita masih dalam kutukan dan kwalatnya!!
FOKUS
Dilihat dari kacamata dan kajian secara Global/Include dari sebuah perjalanan berbangsa sampai saat ini, kita semua dan para pemimpin di bangsa ini tidak salah, pada prinsip dan tujuannya semua pemimpin ingin berbuat lebih dan terbaik untuk bangsa dan negaranya. Faktor X- lah yang memberikan sebab akibat kita harus mengalami perjalanan dan akibat-akibatnya didalam hidup berbangsa dan bernegara. Dua faktor penting yang seharusnya kita fokus dalam perbaikan bangsa kedepan dilihat dari kacamata norma Spiritual dan etika berbangsa adalah,
1. Faktor kepemimpinan yang harus sesuai rumus dan perwakilan haknya didalam rumusan No-To-No-Go-Ro,
2. Faktor kepemimpinan era presiden kedua yang diberhentikan tidak sepantasnya di tengah jalan, yang secara norma spiritual harus dilanjutkan kembali agar kita tidak kena dampak atas tindakan pemberhentian yang tidak sepantasnya tersebut. Saya punya analisa, untuk mewakili penyelesaian kepemimpinan tersebut, bangsa dan rakyat Indonesia kedepan haruslah memilih pemimpin yang namanya berakhiran To- dimana figur To-tersebut haruslah mewakili figur,
1. Seorang berlatar belakang Militer (perwira tinggi) sebagai perwakilan dan pelanjut energi kepemimpinan yang tertunda dan teraniaya pada masa kepemimpinan presiden kedua yang diberhentikan di tengah jalan.
2. Tokoh Reformasi, sebagai perwakilan untuk mewakili rasa dan selera reformasi saat ini dan kedepannya.
3. Seorang Akademisi, sebagai perwakilan dari kalangan intelektual.
4. Seorang Tokoh Nasional untuk mewakili selera masyarakat diseluruh bangsa ini,
5. Seorang Islami, Untuk mewakili selera kepercayaan masyarakat mayoritas dibangsa ini.
Kelima figur tokoh yang menyatu didalam diri dan peran insan yang namanya berakhiran To-, seorang tokoh itulah yang akan menyelamatkan bangsa ini dari seluruh krisis multidimensi, berbekal Energi Restu Alam, Energi Leluhur dan Energi Tuhan YME. Hal ini disebabkan figurnya dapat mewakili selera berbagai kehendak elemen Lahir maupun Bathin. Tokoh tersebut harus kita cari dan kita upayakan semaksimal mungkin untuk dijadikan pemimpin, apabila kita sudah bosan oleh ketidakmenentuan atas kejadian-kejadian di bangsa ini. Saya sangat pesimis apabila tokoh tersebut tidak ada atau tidak memimpin di era yang akan datang, dilihat dari kacamata teropong SUPRANATURAL, bangsa ini dipastikan akan menjadi bangsa bonekanya luar negeri dan negara kita akan tercabik-cabik oleh ulah bangsa luar negeri. Kita akan kehilangan bangsa yang tidak direstui, tidak berenergi dan dipastikan semuanya tergantung luar negeri. Yang akhirnya bangsa ini hilang di telan bumi dan luar negeri. Tulisan ini saya buat bukan bermaksud untuk profokasi, iri hati atau berpihak pada salah satu peran di ini negeri, tapi tulisan ini terlahir dari pengkajian penela’ahan serta renungan yang mendalam lahir dan bathin disertai turut prihatinnya melihat keadaan negeri yang tiada berujung seri, atas dasar itulah semoga saya sebagai bagian dari anak bangsa ini dapat berperan dalam sumbangsih pemikiran demi terbukanya arah akar penyelesaian bagi bangsa dan Ibu Pertiwi yang tercinta ini.
Walssalam Wr.Wb
Penulis KRT. Nurseno S.P. Utomo
Ketua FKPPAI (Forum Komunikasi Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia)
Guru Besar. V. SKM. G.D.P.D (Syahbandar Kari Madi)
Dewan Penasehat Lembaga Swadaya Masyarakat
LSM SIKAT (Aksi Reaksi dan Kreasi Masyarakat)
0 komentar:
Posting Komentar