Sebelum Kita masuk pada berbagai permasalahan bangsa beserta rahmat-rahmat-Nya yang sudah, sedang dan akan terjadi, marilah kita tengok sejenak latar belakang bangsa kita yang besar ini.
Bangsa kita adalah bangsa nusantara yang memiliki letak geografis, dinamis dan bermagis yang didasari oleh tanah daratan, lautan dan pegunungan diantara dua benua serta dilalui jalur katulistiwa yang membawa kecerahan alam setiap saat serta memberikan berbagai kekuatan spiritual bagi penghuni-penghuninya.
Hampir seluruh bangsa-bangsa di dunia pada dasarnya sangat tergantung pada produksi alam kita dalam penyempurnaan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Bagaimana rempah-rempah, barang tambang dan seluruh zat hidup di bangsa ini, dari hal kecil sampai hal besar sangat diminati oleh dan untuk kebutuhan bangsa-bangsa lain dengan bernilai komoditi ekspor.
Bangsa yang istimewa ini tentunya tidak terjadi begitu saja, dimana kita tinggal menikmati dan memiliki. Tentunya juga hal ini dapat terjadi bukan oleh suatu kebetulan dimana sesuatu itu terjadi selalu ada sebabnya. Kita telah lupa bahwa kita telah memiliki nenek moyang yang memiliki kekuatan spiritual tinggi sehingga sejak dulu kita telah menjadi bangsa yang beradab diantara bangsa-bangsa lain dan juga nenek moyang pemberani sebagai insan-insan maritim yang menyebar ke seantero belahan bumi dimana semua insan-insan manusia di bumi ini berasal dari bangsa kita yang besar ini. Hal ini dibuktikan dengan fosil dimana seluruh jenis manusia di dunia perwakilan jenisnya ada di bangsa ini, tetapi jenis bangsa kita tidak semua terwakili di salah satu bangsapun di dunia ini. Inilah bukti nyata dan obyektif bahwa Bangsa Nusantara-Indonesia adalah Bangsa yang menentukan di dunia berkat kekuatan spiritual nenek moyang kita, sehingga anugerah-anugerah di bangsa ini sangat hebat telah kita miliki dan nikmati.
Pokok permasalahan saat ini yang sedang kita alami, dimana kita ada dalam titik terendah sebagai bangsa yang kalah, tidak berkah dan teramat banyak rakyat menjerit susah, tentunya kita bersama perlu aji diri, dan mengkaji, apakah kita berjalan di bangsa ini dan saat ini telah sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang diridhoi oleh leluhur kita dimana kita seperti apapun tidak dapat terlepas dan merupakan bagian dari nilai-nilai leluhur kita.
Akar dan pokok permasalahan bangsa ini saya kira terletak pada bahwa kita telah melupakan nilai-nilai luhur peradaban dan jatidiri nenek moyang kita dalam menentukan sikap berbangsa, bermasyarakat dan bernegara, dimana seluruh pola dan formula sikap hidup kita saat ini berpatokan kepada nilai-nilai diluar tatanan dan perilaku leluhur kita, sehingga kita menjadi bangsa yang tidak diridhoi dan direstui berdiri di bumi yang kita pijak ini, dan kita tidak dapat memungkiri dimana semua yang kita rasakan saat ini adalah bagian dari perjuangan seluruh leluhur kita…!!!
Mari kita lihat…sudahkah kita bernegara atas dasar pemikiran dan karya hasil dari kemampuan jati diri kita sebagai bangsa yang tadi?
1. Wilayah Negara RI dari mulai perbatasan Negara dan batas-batas wilayah Propinsi masih mengikuti batas-batas hasil pemetaan penjajah, tidak sedikitpun pada waktu berdirinya Negara ini kita mampu merubah batas-batas tersebut, sehingga pada perjalanan hidup bernegara kita banyak terpatok oleh sikap kesukuan yang telah diciptakan oleh penjajah, padahal kita satu nenek moyang dan bangsa Nusantara yang berkultur sama. Batas-batas wilayah itulah yang menciptakan suku-suku yang berbeda yang untungnya kita masih dapat bersatu didalam perbedaan hidup di negeri ini.
2. Hukum dan kaidah-kaidah aturan hidup di Negara dan Bangsa ini secara legal tidak satupun memenuhi pola-pola anjuran dari sebuah sikap hidup yang dicontohkan oleh leluhur kita. Hidup rukun Tatatentrem Kertoraharjo dalam sebuah Permusyawaratan telah dihancurkan oleh tatanan hukum dari luar, baik KUHP maupun hokum-hukum budaya luar yang telah menjauhkan kita dari nilai-nilai kemanusiaan dimana kita hidup satu bangsa, rumpun dan budaya. Dengan kita nasih nenakai hukum warisan penjajahan, bagaimana legitimasi kita sebagai bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri hasil berdikari, dimana syah dan terhormatnya suatu Negara adalah Batas Wilayah dan Hukum yang ditentukan oleh sikap sendiri yang disesuaikan dengan keadaan jati dirinya dan kultur yang diwariskannya.
Kita masih malu Bernegara saat ini, dikarenakan kita masih mengakomodir aturan dan tatanan bangsa lain dimana kita belum mampu untuk berani mengubah tatanan itu sesuai nurani kita sendiri. Kita masih dijajah dan dihukum oleh aturan bangsa lain. Kapan kita sadar dan menyadari !!! dimana kita harus merasakan kemerdekaan secara keseluruhan tidak hanya diam dan menonton di pintu gerbang kemerdekaan. Memang sesuai sabda Yang Mulya Bapak Proklamator Kita, bahwa kita baru dihantarkan pada pintu gerbang kemerdekaan marilah tugas kita untuk masuk pada kemerdekaan yang sesungguhnya sebagai bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri dan berani merubah tatanan-tatanan yang ada disesuaikan dengan jatidiri akar budaya kita sebagai bangsa yang besar, luhur dan beradab.
Contoh Dan Pokok Permasalahan
Sesuai tadi yang telah saya jelaskan tentang kekuatan spiritual leluhur kita, dimana kita tidak bisa lepas dari pengaruh tatanan dan kehendaknya. Hal ini dapat dibuktikan dalam perjalanan kita bernegara dimana apabila suatu ERA tidak berpedoman pada nilai-nilai budaya luhur bangsa, maka ERA tersebut akan mengalami teguran dan kehinaan.
Contoh-contoh
- Era Orde Lama
Dikala pada masa Orde Lama akan menetapkan bahwa pemuda rakyat akan dipersenjatai dimana hak yang bersenjata sudah ada yaitu TNI AD, maka pada saat itulah terjadi perseteruan G.30.S.PKI. Atas kejadian itu masa Era Orde Lama mengalami kehancuran dan penghapusan. Hal ini bukti nyata bahwa sikap dan niat mempersenjatai masyarakat yang tidak pada tempatnya tidak sesuai dengan akar budaya kita yang luhur sehingga kita pada masa itu mendapat teguran dan hukuman dengan seruannya timbul kejadian G.30.S.PKI.
- Era Orde Baru
Pada masa Orde Baru, kebijakan dalam menjalankan roda pemerintahan menitikberatkan pada peran pemaksaan ketaatan, untuk suatu tujuan Pembangunan Bangsa yang kondusif. Peran pemaksaan dan ketaatan dan penyisihan terhadap yang tidak sepaham. Inipun membuat Era Orde Baru mengalami degradasi keruntuhan walau mereka dalam kondisi semua elemennya siap dan siaga selalu. Keruntuhannya tidak teralakan karena itu tadi bahwa pola kebijakan politiknya belum sesuai dengan akar budaya luhur kita yang penuh santun dan beradab.
- Era Reformasi
Pada saat ini pintu gerbang demokrasi dan kebebasan telah dibuka. Semua orang bebas berkehendak tanpa koridor norma-norma yang mestinya diperhatikan. Tidak jelas antara pemerintah dan masyarakat pendemo, apakah pemerintah itu hakekatnya masyarakat pendemo, dimana pemerintah sebagai roda pelaksana tujuan, pembangunan dan penataan kehidupan berbangsa selalu dijegal dan diprotes atas kebijakan-kebijakannya yang kadang keputusan yang telah dan harus dijalani terjegal dan batal telak atau para masyarakat pendemo bagian yang memerintah dimana pemerintah mengikuti keputusan-keputusan para pendemo!? Hal ini tidak jelas dari suatu komitmen kepemerintahan sehingga hal inipun dan saat inipun sudah mulai dapat teguran dari guncangan bencana-bencana alam serta segala sesuatu yang tidak menentu dari berbagai sikap dan keadaan di Negara ini.
Hal inipun suatu kenyataan bahwa kita perlu mengkaji kembali tentang perjalanan dan sikap kita dalam berbangsa dan bernegara harus sesuai dan kembali pada kaedah-kaedah luhur akar budaya kita Bangsa Nusantara.
Peran legislatif dan eksekutif di pemerintahan ini harus cepat berfungsi sebagai penghubung dan penentu untuk perubahan-perubahan mendasar bagi kelanjutan sikap hidup berbangsa yang sesuai hal tersebut diatas, agar mendapat ridho serta bagian pelanjut kebesaran-kebesaran Bangsa Nusantara yang menentukan kehidupan di dunia/bumi ini.
SOLUSI KEMBALI KEPADA KEBESARAN INI NEGERI
Untuk menumbuhkan pohon bangsa yang subur dan berbuah serta tidak berhama, kita harus mengkaji, menganalisa dan memperbaiki dari akar pohon tersebut sebagai penyebab berdiri dan runtuhnya pohon tersebut. Atas pengertian tersebut diatas, pohon bangsa ini kita artikan terdiri dari, pohon legislatif, ranting eksekutif dan daun-daun serta kembang-kembang masyarakat berbangsa.
Untuk menuju solusi Reformasi tak tercela menuju kebesaran bangsa, kita sebagai pohon dalam satu kesatuan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri, akan tetapi kita mesti memiliki kesadaran bersama dalam fungsi di peran masing-masing pohon tersebut. Meninjau bersama-sama terhadap akar yang menjadi peranan terhadap tumbuh dan besarnya kita di pohon tersebut.
Apabila kita menyangkut pada akar permasalahan, maka kita tidak dapat terlepas dari faktor norma dan spiritual yang menjadikan mekanisme penyelesaiannya, dimana akar itu tidak terlihat, akan tetapi sangat menentukan! Begitu pula penyelesaian secara norma dan spiritual, tidak bedanya dengan fungsi akar terhadap pohon !!!.
Tiga peranan dalam penyelesaian pohon bangsa yang akan menjadikan bangsa ini besar dan berkarisma adalah kesadaran serentak dan bersama-sama antara pohon legislatif, dahan dan ranting eksekutif serta daun dan kembang masyarakat berbangsa untuk merubah sikap dan memperbaiki fungsi dan peran di pohon bangsa ini.
- Fungsi pohon legislatif (DPR-MPR) untuk penyelesaian dan perbaikan bangsa adalah bagaimana peran legislatif untuk merubah hukum produk luar digantikan menjadi hukum nurani kita yang bersumber pada kehidupan madani tatatentrem kertoraharjo, silih asah silih asih silih asuh dimana hukum kita mestinya hanya bersumber pada teguran dan pembinaan di bawah pengawasan perwakilan sesuai idiologi bangsa ini dan tidak menghukumi yang sifatnya memenjarakan, dimana status manusia, kita samakan dengan fungsi hukuman terhadap binatang, dimana manusia bangsa ini direndahkan oleh aturan bangsanya sendiri. Kita jangan takut dan minder oleh bangsa lain yang tidak memiliki akar budaya sebagai manusia beradab !!!
- Fungsi dahan dan ranting pohon eksekutif (pemerintahan) dalam penegakan wibawa dan pengayoman mengurus dan menata kehidupan berbangsa, saya sarankan pemerintah mengadakan upacara ritual untuk menyampaikan penghormatan, pengakuan dan rasa terima kasih kepada seluruh unsur yang mendorong menjadikannya Negara ini berdiri dan diakui oleh bangsa-bangsa lain. Hal ini perlu dilakukan agar seluruh komponen pemerintahan tidak terkutuk dan kena imbas nasib para pendorong pendiri negara ini. Dimana saya melihat nasib seluruh pimpinan Negara dan jajarannya dari yang terdahulu sampai saat ini seperti mengalami nasib serupa, dimana setelah berkarya besar di dalam peran kepemimpinannya diakhiri oleh nasib yang dicampakkan, ibarat habis manis sepah dibuang. Dimana hal ini menunjukan citra pemerintahan Negara ini kurang baik atas hal itu. Insya Alloh apabila norma penghargaan tersebut telah dijalankan, akan lahir dan terlihat pemerintahan yang baik dan direstui, yang sepatutnya setiap orang yang telah berperan dipemerintahan mendapat penghargaan dan penghormatan yang layak.
- Peran dan fungsi perbaikan daun dan kembang masyarakat di pohon bangsa ini adalah, Kami dari Paguron Syahbandar Kari Madi siap memberikan peran pada kehidupan berbangsa dimana Kami siap pula memberikan kekuatan batin spiritual kepada masyarakat bangsa ini untuk menjadikan bekal kekuatan dalam kehidupan bagi seluruh masyarakat di bangsa ini, yang menjadikan bangsa ini kelak dihormati dan dihargai, tentunya akan berpatokan pada perilaku masyarakatnya yang handal, profesional dan mempunyai kekuatan spiritual yang tinggi dan luhur.
Kami siap memberikan pola itu kepada seluruh elemen bangsa agar bangsa ini dengan instant mendapat kekuatan izin hidup, focus pada tujuan, penuh percaya diri, dapat memahami berbagai falsafah dan sinyal-sinyal kehidupan serta dikabulnya apa yang di cita-citakan yang sebelumnya tidak.
Kekuatan ini diambil oleh formula jurus persenyawaan kita dengan Alam dan Tuhan Yang Maha Kuasa yang sudah terimplentasi di 120 cabang Paguron Kami di seluruh Nusantara dan Luar Negeri.
Andai seluruh elemen bangsa ini mempunyai kekuatan batin spiritual yang tinggi, sehat jiwa dan raganya, tenang hidup dan pemikirannya, dibarengi oleh restu alam dan Tuhan dalam keseharian hidupnya, entah akan menjadi apa Bangsa dan Negara ini, tentunya kita akan menjadi bangsa panutan yang dihargai dan dicintai oleh bangsa lain, sesuai dengan derajat jatidiri dan penghidupannya. Disamping itu tentunya akan tercapai rasa keadilan, kebersamaan dan berhenti bencana alam diantara kita apabila kita komitmen bersama berani berubah dan merubah seluruh pola tatanan untuk menuju lebih baik. Sekian dan terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar