Hingga hari ini penyebaran asap masih terus menyelimuti beberapa wilayah di Indonesia, bahkan untuk wilayah Sumatera diperkirakan 80% yang tertutup asap akibat kebakaran tersebut.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Dr. Sutopo Purwo Nugroho menegaskan, bahwa musim kemarau akibat El Nino akan mengakibatkan kemarau semakin panjang hingga November, sehingga di prediksi hujan baru akan tiba awal Desember, sehingga potensi terjadinya kebakaran lahan hutan dan kekeringan diperkirakan masih terjadi di wilayah ekuator Indonesia seperti beberapa daerah Sumatera dan Kalimantan, masih berpotensi terjadi peningkatan kebakaran lahan, hutan dan kekeringan, bahkan kebakaran hutan bukan saja di Sumatera dan Kalimantan tetapi juga akan terjadi di wilayah Jawa" paparnya.
Sebaran asap masih terjadi sejak 1-3 September di tiga provinsi di Pulau Sumatera. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di tiga provinsi itu yang mengakibatkan sebaran asap di wilayah Sumatera hampir mencapai 100 persen, kita bersyukur penyebaran asap belum sampai ke Singapura dan Malaysia, dan masih di wilayah Indonesia, namun kita tidak bisa mencegah jika nanti meluas ke negar tetangga, oleh sebab itu kita terus berupaya dengan Pemadaman yang maksimal, tegasnya.
Dilihat dari pantauan menggunakan satelit, terlihat sejumlah titik panas atau hotspot yang yang menandakan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Asap dari kebakaran membuat munculnya konsentrasi gas beracun yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia.
"Kondisi kebakaran lahan di Sumatera masih tampak sejumlah sebaran titik panas. Asap dari kebakaran ini muncul konsentrasi gas racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Karbon monoksida (CO) di udara sangat tinggi, khususnya di wilayah Jambi, dampak dari kebakaran lahan tersebut," ucapnya.
Sementara Deputi Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto juga menegaskan, bahwa penanggulangan kebakaran hutan masih akan terus dilakukan oleh BNPB. Berbagai upaya seperti pemadaman manual bersama relawan, operasi udara, dan modifikasi cuaca dilakukan untuk menekan sebaran api.
"Pemadaman melalui darat, juga dibantu dengan operasi udara. Water bombing, dan TMC teknologi modifikasi cuaca. Paket ini diharapkan menekan jumlah sebaran api," katanya.
Lebih jauh Tri Budiarto menegaskan, bahwa upaya pemadaman yang disiapkan BNPB serta pihak terkait dengan menyediakan helikopter dan pesawat kassa di daerah yang masih rawan peningkatan kebakaran lahan. Helikopter untuk water bombing, kemudian pesawat cassa diproyeksikan untuk upaya hujan buatan. Selain itu, di jalur darat juga dibuat pembuatan kanal yang dialirkan ke lahan gambut, agar kebakaran tak semakin meluas. Pasalnya, area yang terbakar sebagian besar wilayah gambut yang kekeringan, ungkapnya tegas.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Dr. Sutopo Purwo Nugroho menegaskan, bahwa musim kemarau akibat El Nino akan mengakibatkan kemarau semakin panjang hingga November, sehingga di prediksi hujan baru akan tiba awal Desember, sehingga potensi terjadinya kebakaran lahan hutan dan kekeringan diperkirakan masih terjadi di wilayah ekuator Indonesia seperti beberapa daerah Sumatera dan Kalimantan, masih berpotensi terjadi peningkatan kebakaran lahan, hutan dan kekeringan, bahkan kebakaran hutan bukan saja di Sumatera dan Kalimantan tetapi juga akan terjadi di wilayah Jawa" paparnya.
Sebaran asap masih terjadi sejak 1-3 September di tiga provinsi di Pulau Sumatera. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di tiga provinsi itu yang mengakibatkan sebaran asap di wilayah Sumatera hampir mencapai 100 persen, kita bersyukur penyebaran asap belum sampai ke Singapura dan Malaysia, dan masih di wilayah Indonesia, namun kita tidak bisa mencegah jika nanti meluas ke negar tetangga, oleh sebab itu kita terus berupaya dengan Pemadaman yang maksimal, tegasnya.
Dilihat dari pantauan menggunakan satelit, terlihat sejumlah titik panas atau hotspot yang yang menandakan terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Asap dari kebakaran membuat munculnya konsentrasi gas beracun yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia.
"Kondisi kebakaran lahan di Sumatera masih tampak sejumlah sebaran titik panas. Asap dari kebakaran ini muncul konsentrasi gas racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Karbon monoksida (CO) di udara sangat tinggi, khususnya di wilayah Jambi, dampak dari kebakaran lahan tersebut," ucapnya.
Sementara Deputi Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto juga menegaskan, bahwa penanggulangan kebakaran hutan masih akan terus dilakukan oleh BNPB. Berbagai upaya seperti pemadaman manual bersama relawan, operasi udara, dan modifikasi cuaca dilakukan untuk menekan sebaran api.
"Pemadaman melalui darat, juga dibantu dengan operasi udara. Water bombing, dan TMC teknologi modifikasi cuaca. Paket ini diharapkan menekan jumlah sebaran api," katanya.
Lebih jauh Tri Budiarto menegaskan, bahwa upaya pemadaman yang disiapkan BNPB serta pihak terkait dengan menyediakan helikopter dan pesawat kassa di daerah yang masih rawan peningkatan kebakaran lahan. Helikopter untuk water bombing, kemudian pesawat cassa diproyeksikan untuk upaya hujan buatan. Selain itu, di jalur darat juga dibuat pembuatan kanal yang dialirkan ke lahan gambut, agar kebakaran tak semakin meluas. Pasalnya, area yang terbakar sebagian besar wilayah gambut yang kekeringan, ungkapnya tegas.
0 komentar:
Posting Komentar