42 NEGARA IKUTI SIMPOSIUM KEMARITIMAN INTERNASIONAL

Dalam upaya membahas masalah Keamanan Maritim Dunia, para Pemimpin Angkatan Laut dari 42 Negara mengikuti 2nd International Maritime Security Symposium 2015 yang digelar di Hotel Borobudur Jakarta. Acara yang berlangsung mulai 16 hingga 17 September 2015 tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi,SE.MAP.

IMSS 2015 yang diikuti sekitar 350 peserta sebagai upaya membahas bidang kemaritiman tingkat internasional, dan kegiatan tersebut digagas oleh Indonesia, dalam hal ini TNI Angkatan Laut dan merupakan even kedua dihelat Indonesia.

Dalam jumpa PERS yang digelar disela acara tersebut, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi,SE.MAP menegaskan, bahwa ancaman keamanan laut  saat ini semakin beragam dan semakin kompleks, baik itu ancaman non-traditional dan kejahatan lintas negara, Oleh karena itu, negara-negara di dunia perlu meningkatkan kerja sama untuk menghadapi ancaman terhadap keamanan maritim yang ada.

Lebih jauh Laksamana TNI Ade Supandi,SE.MAP menegaskan, bahwa kegiatan ini juga sebagai forum diskusi yang berkaitan dengan keamanan maritim menjadi sangat penting untuk menghadapi persoalan-persoalan di atas. “Diharapkan melalui simposium ini kita dapat mengidentifikasi tantangan dan peluang dari lingkungan strategis yang berkaitan dengan keamanan maritim serta menemukan peluang kerja sama antar berbagai negara dalam menciptakan keamanan laut. Semoga kegiatan ini juga dapat memberikan kontribusi dalam upaya menciptakan keamanan dan stabilitas maritim di kawasan,” ungkap Kasal.

Kegiatan simposium internasional ini digelar, juga dalam rangka membangun kerja sama di dalam penanggulangan keamanan maritim tingkat regional maupun internasional, dan ini juga berkaitan dengan program yang dicanangkan Presiden Indonesia Joko Widodo yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, karena pada dasarnya membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia tidak terlepas dari suatu kodisi keamanan maritim di tingkat nasional maupun regional yang bisa memberikan sumbangan terhadap pembangunan nasional. “Bahwa investasi itu sendiri akan tercipta apabila berada dalam suatu kondisi keamanan regional yang memungkinkan negara-negara lain yang masuk/keluar wilayah NKRI dalam rangka menanamkan investasinya dalam keadaan aman,” tambah  Laksamana TNI Ade Supandi,SE.MAP.

Hal yang sama juga diungkapkan Menteri Koordinator (Menko) bidang Politik, Hukum, dan Keamananan (Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan, bahwa  TNI Angkatan Laut (AL) memiliki peran penting dalam mendorong perekonomian. Oleh sebab itu, penguatan TNI AL sangat dibutuhkan. Misalnya, proyek lapangan gas Masela yang terletak diantara Ambon dan Papua, membutuhkan peran TNI AL.

Peran serta TNI AL juga diperlukan dalam mewujudkan cita-cita Tol Laut. Luhut menjelaskan, Tol Laut merupakan satu upaya yang digagas Presiden RI Joko Widodo untuk mengurangi biaya transportasi. Saat ini biaya transportasi Indonesia di kisaran 14,9 persen dari total biaya produksi, jauh lebih tidak efisien dibandingkan Jepang yang hanya 4,7 persen. Dengan memperbaiki distribusi di darat dan laut, sambung Luhut, biaya transportasi diharapkan turun di level 7 persen. Peran AL juga sangat penting, karena dalam keadaan emergency kapal mereka tidak tertutup kemungkinan bisa kita gunakan untuk membantu, tegas Luhut. (Nurul)

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA