Curah Hujan Tinggi, Masyarakat Diminta Waspada

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa potensi terjadinya bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah di Tanah Air meningkat akibat masih tingginya curah hujan.


"Fenomena La Nina diperkirakan baru terdeteksi pada Juli, Agustus, dan September nanti, yang akan berimbas pada meningkatnya hujan selama musim kemarau," kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin (20/6).

Dia menjelaskan, saat ini harusnya sebagian besar wilayah Indonesia memasuki awal musim kemarau.
"Pertengahan bulan Juni umumnya sudah kemarau. Namun saat ini, hujan berintensitas tinggi masih sering turun Artinya selama musim kemarau curah hujan masih sering terjadi karena fenomena La Nina," katanya.

Dia menambahkan, ada dampak positif dan negatif dari fenomena La Nina tersebut. "Dampak positif contohnya adalah kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan tidak akan parah. Produktivitas pertanian khususnya padi, jagung dan palawija akan meningkat karena pasokan air tetap tersedia dan lain sebagainya," katanya.

Sementara dampak negatifnya, kata dia, adalah potensi banjir, longsor, dan puting beliung akan tetap tinggi selama kemarau. Selain itu, pertanian khususnya tembakau dan bawang merah akan terdampak akibat hujan selama musim kemarau.

Anomali cuaca tersebut, kata dia, disebabkan adanya beberapa faktor yaitu hangatnya suhu muka laut di atas normal perairan Indonesia barat. Selain itu, masuknya aliran massa udara basah dari samudera India di maritim kontinen Indonesia, lemahnya aliran masa udara dingin Autralia di wilayah Indonesia, dan adanya daerah perlambatan, pertemuan dan belokan angin di wilayah Sumatra dan Kalimantan yang mengakibatkan kondisi atmosfer menjadi tidak stabil sehingga terjadi peningkatan curah hujan.

"Untuk itu, BNPB mengajak semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir serta longsor," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA