UNISMA, UID, APAISI Dan AMAPI Gelar Webinar Nasional Hadapi Era Merdeka Belajar Kampus Merdeka



UNISMA, UID, APAISI Dan AMAPI Gelar Webinar Nasional Hadapi Era Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Perkuliahan Tahun Akademik 2020 -2021 kini sudah berjalan, dimana proses pembelajaran di Perguruan Tinggi ditengah Pandemi Covid -19, harus dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh atau dengan Daring (dalam jaringan), serta dengan pembelajaran Merdeka Belajar - Kampus Merdeka, dan dalam upaya mendukung program tersebut, APAISI dan AMAPI, serta Universitas Islam Malang (UNISMA) Pada Kamis 3 Desember 2020 menggelar Webinar Nasional dengan tema "Manajemen Pendidikan Tinggi dan Model Pembelajaran di Era Merdeka Belajar – Kampus Merdeka". Dengan menampilkan pembicara Rektor Universitas Islam Jakarta (UID), Prof Raihan, Rektor UNISMA, Prof Maskuri Bakri, Dr Hj Rofiatul Hosna (Ketua HIPKIN Jatim) dan Prof Imron Arifin (Sekjen APAISI dan Sekjen AMAPI).


Dalam paparannya, Prof Raihan menegaskan, bahwa pembelajaran dengan kebijakan Merdeka Belajar Kamus Merdeka ditengah situasi Pandemi Covid 19 ini, merupakan tantangan bagi Perguruan Tinggi, bagaimana kita bisa menyikapi dengan tetap menjaga kualitas belajar - mengajar yang didalamnya semua pelaku harus bisa beradaptasi dengan teknologi informasi, tentunya di Semester Ganjil ini semua perguruan tinggi harus memiliki strategi yang lebih baik.

Berbagai hal yang harus disikapi dengan bijak, pertama adalah proses pembelajaran yang harus berubah dari tatap muka ke pembelajaran platform digital, dan kita tidak tau kapan kita bisa melakukan pembelajaran dengan tatap muka, untuk itulah apa yang diluncurkan Menter Pendidikan dan Kebudayaan RI, dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini, bagaimana meningkatkan kualitas belajar mengaja dimana semua pelaku harus beradaptasi dengan teknologi informasi, ini tentunya harus dengan strategi yang baik, seperti dosen harus siap dengan metode pembelajaran jarak jauh, demikian juga panduan Merdeka Belajar yang mewajibkan Mahasiswa S1, harus belajar 5 semester di kampus, dan 3 semester menjadi kegiatan belajar, dalam kegiatan belajar ada 8 pilihan, seperti Magang Kerja, Penelitian, Kewirausahaan, Pertukaran mahasiswa serta pilihan lain, disinilah perlu adanya panduan yang jelas.

Demikian juga Kurikulum Pendidikan Tinggi harus mampu mewarnai proses belajar mengajar, guna menghasilkan lulusan dengan bekal hard skill, soft skill serta ettitude, sehingga keluarannya bisa mengabdikan diri dengan baik, serta menjalankan tugasnya dengan etika dan moral yang baik, ini tentunya harus didukung denga kurikulum.

Kerjasama Perguruan Tinggi dengan Dunia Industri juga harus terus ditingkatkan, serta Kampus harus bisa seringkali menghadirkan Praktisi dari Industri untuk mentransfer ilmunya pada Mahasiswa, tentunya hal ini menjadi tantangan, adaptasi ini yang harus dilakukan mesti harus butuh waktu, papar Prof Raihan.

Hal yang sama juga diungkapkan Rektor UNISMA, Prof Maskuri Bakri, bahwa Universitas Islam Malang saat ini telah melakukan perombakan Kurikulum dan Reorganisasi Kurikulum untuk menselaraskan panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka,sehingga nantinya kita mampu melahirkan Generasi Bangsa yang Siap Kerja maupun Berwirausaha, tegasnya.(Nrl).

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA