Politisi Muda Kader PDI Perjuangan yang kini menjawab sebagai Wakil DPD PDI Perjuangan Provinsi Bengkulu, Cupli Risman, S.Sos bertempat di Jakarta telah secara resmi mendeklarasikan Calon Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, menggantikan Megawati Soekarnoputri, dan siap berkompetisi pada Konggres yang sebentar lagi digelar di Bali.
Diakuinya tantangan untuk hal tersebut memang berat, namun dengan dukungan dari Kader dan pengurus PDC PDI Perjuangan, dari wilayah Kalimantan, Jawa maupun daerah Sumatera ini, dirinya yakin bolah salju yang ia gelindingkan bakal terus membesar dan membesar, serta akan lebih besar lagi dalam memperoleh dukungan dari kader ditingkat Kabupaten/Kota dari seluruh Indonesia, kini upaya sosialisasi ke daerah terus di galakkan, upaya sosialisasi juga akan dibarengi dengan penjabaran visi, misi dan program kerja apabila dirinya diberi amanah dalam konggres Bali mendatang.
Apabila ada pelarangan, penekanan pemilih, pihaknya siap mengerahkan masanya arus bawah, dan kalau mereka masih memaksakan kami akan lakukan gerakan, yang mungkin tidak mereka perhitungkan, ini fakta politik karena pencalonan sebagai Ketua Umum DPP adalah keinginan masyarakat yang terwakili oleh kepengurusan Cabang maupun Daerah, untuk kepentungan PDI Perjuangan kedepan, mari kita hargai proses demokrasi yang baik ditubuh PDI Perjuanga, pintanya.
Cupli Risman, S.Sos yang memang dibesarkan di PDI Perjuangan ini juga mengaku sedih, karena PDI Perjuangan saat ini diisi oleh orang-orang yang dulu bernaung di partai lain, kenapa bukan kader PDI Perjuangan sendiri, apalagi tokoh-tokoh Pendiri PDI Perjuangan juga sudah pada keluar dari partai, oleh sebab itu ibu Megawati juga harus mampu menghargai kadernya sendiri, serta membuka peluang yang sama, untuk melakukan perubahan dan regenerasi, guna memperoleh hati masyarakat, khususnya dari masyarakat lecil, basis PDI Perjuangan.
Proses idiologi Partai harus tetap terjaga, tetapi harus memiliki figur-figur yang memiliki idialisme yang tinggi, kalau partai nasionalis ini tidak diembankan pada figir pemimpin yang tidak memiliki nilai-nilai itu, maka partai ini akan tercabut dari akar idiologinya, dan akan menjadi partai yang kalah, karena ditinggalkan pemilihnya yaitu masa marheins, kalau kekuasaan ini dipegang dengan cara yang otoriter serta di manage dengan baik, maka bisa jatuh secara tragis pula, oleh sebab itu kita ingin ada regenasi yang normal serta memberi peluang yang sama pada kader-kadernya, untuk memimpin partai kedepan, kita ingin mengingatkan baik yang memiliki stuktur partai maupun tidak untuk dapat bersama-sama menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai terbesar di Indonesia dan tetap dicintai rakyat, dan bisa membawa Negara ini kearah yang lebih baik, untuk membangun rakyat dan bangsa menuju kesejahteraan, pintanya.
0 komentar:
Posting Komentar