Cupli Risman : Megawati Harus Melihat Sejarah






Menyikapi munculnya dua anak Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri, yang akan maju dalam bursa calon Ketua Umum PDI Perjuangan, yaitu M Pranada Prabowo dan Puan Maharani, ditanggapi serius oleh Kader Muda PDI Perjuangan yang juga siap maju menggantikan Megawati dalam Kongres PDI P di Bali, Cupli Risman S.Sos. menurutnya pencalonan Pranada dan Puan adalah upaya Megawati dalam membangun Dinasti di PDI Perjuangan, hal tersebut lebih buruk dari apa yang dilakukan oleh Soeharto pada Orde Baru.

Menurutnya Megawati harus melihat sejarah, dimana apabila dirinya membangun sebuah dinasti dengan kooptasi maka dia akan hancur berkeping-keping layaknya rezim otoriter yang ada di Indonesia maupun rezin otoriter yang ada di dunia. Oleh karena itu saya fikir Megawati harus obyektif, harus jernih dan harus berjiwa besar, dengan memberi peluang pada seluruh kader-kader muda PDI Perjuangan, yang ada diseluruh Indonesia.

Kalau dibandingkan dengan Puan maupun Pranada, saya fikir saya sama-sama memiliki peluang yang sama, kalau ibarat Banteng, mereka Banteng yang hidup di Perkotaan, sementara kami adalah Banteng liar yang hidup di hutan belantara, dan sudah terbiasa menghadapi ular berbisa dan binatang-binatang buas, kalau mereka ibarat ayam adalah ayam potong, hidupnya dari poor, yang rentan terhadap penyakit, sementara saya adalah ayam hutan yang bisa terbang tinggi, membawa partai ini kedepan, oleh karena itu tidak boleh ada penyiapan-penyiapan yang beraroma kooptasi pada dan penekanan DPD, DPC untuk memberi posisi strategis pada anak-anaknya


Saya yakin betul, tidak banyak yang berani mengungkapkan akan hal ini, bisa jadi ini adalah ungkapan yang menentang arus besar, tetapi sesungguhnya ungkapan ini adalah wujud sayang kita kepada Megawati yang sesungguhnya, dan bukan wujud saying yang mengekor dibelakang, yang kemudian membiarkan Mega jatuh kedalam jurang, oleh karena itu saya menghimbau kepada seluruh jajaran PDI Perjuangan mulai dari tingkat bawah (Pengurus DPD, DPC, PAC dan Ranting) terutama mereka yang ikut dalam Konggres Bali, agar lebih berani bersikap, berpihak kepada calon yang betul-betul merintis dari bawah, mulai dari daerah, kemudian ke Gelanggang Nasional, sehingga idialisme, loyalitas dan kapasitas sebagai kader tidak usah diragukan lagi.

Kedepan PDI Perjuangan harus menjadi partai modern yang transparan, mengakar kepada rakyat serta memberikan kesempatan yang sama, seperti partai modern di berbagai Negara dan belahan Negara sekarang ini, dan demokrasi itulah yang harus dibangun di PDI Perjuangan, bukan figure yang paternalistik, bukan tokoh yang tidak paham visi, misi partai, oleh sebab itu kedepan harus ada keterpaduan antara karisma dan sistem, dimana ketika karisma itu hilang maka system akan mampu untuk membackup, kesinambungan PDI Perjuangan, pada masa-masa yang akan datang.

Sementara menangali akan wacana peran PDI Perjuangan, sebagai koalisi atau oposisi dengan pemerintah, Cupli Risman mengaku hal tersebut sangat positif, namun harus diingat bahwa PDI Perjuangna harus konsisten pada garis perjuangan partai, bahwa PDI Perjuangan harus mengontrol pemerintahan ini secara kritis, dan harus berani memunculkan ide-ide baru, serta gagasan baru untuk memecahkan permasalahan bangsa ini, oleh karena itu kita mendukung penuh oposisi PDI Perjuangan sebagai kekuatan rakyat sebagai partai yang berpihak kepada rakyat, dan gagasan ini harus diformalisasikan dalam Konggres Bali, dalam bentuk rekomendasi. Tegas Cupli Risman yang juga, mantan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan, yang kini menjabat sebagai Ketua Pusat Aliansi Nasional Pemuda dan Mahasiswa Marhaen, DPP PDI Perjuangan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA