Kehadiran investor memang sangat dibutuhkan Pemerintah Dareah, dalam upaya meningkatkan pembangunan diwilayahnya, namun demikian dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada, terkadang juga berdampak yang kurang baik pada masyarakat setempat, oleh sebab itu perlu upaya bersama, agar investasi yang ditanamkan dapat berkembang dengan baik, dan masyarakat juga turut merasakan kesejahteraan dari investasi tersebut. Ketua Dewan Pembina DPP GM Sriwijaya yang juga Ketua Forum Peduli Sriwijaya, Sadek Suloso Hasbi setelah melakukan investigasi di Oku Timur, Sumsel menemukan banyak hal, berikut petikan wawancara dengan Sadek Suloso.
Setelah melakukan investigasi di Kabupaten Oku Timur, Sumatera Selatan, apa problem investor di Oku Timur ?
Sadek SH : secara umum investor disana tidak menghadapi hambatan yang berarti, dimana disana ada yang namanya perkebunan tebu, PT Laju Perdana Indah, Perkebunan Sawit PT Okan Hamparan Hijau, PT Lomsum, PT Jampang Tiga serta perusahaan yang lain, disana terjadi pekembangan perkebunan yang luar biasa, yang apabila dikatan problem, ya…. Hanya kasus tanah berskala kecil, antara rakyat disana dengan beberapa investor yang menurut pengamatan saya, adanya sistem manajemen yang dilaksanakan investor, sehingga ada perbedaan yang cukup berarti. Problem lain, berhubung lima puluh tahun lalu disana terdapat rawa-rawa, sementara kanal baru yang dibuat investor membuat air menyusut, sehingga yang tadinya rawa menjadi tanah darat, hal inilah yang menimbulkan permasalahan atas tenah tersebut, yang tadinya rawa tanpa surat kepemilikan, tapi saat terjadi tanah darat (surut) terjadi perebutan lahan tersebut, sehingga menimbulkan problem antara masyarakat itu sendiri.
Kebangkitan ekonomi Oku Timur sendiri, bagaimana menurut anda ?
Sadek SH : saya melihat sendiri dimana setiap harinya terdapat lebih dari 250 truk mengangkut ribuan ton karet, dari Oku Timur menuju Palembang, belum lagi Coklat, serta hasil perkebunan lain, yang cukup membangkitkan perekonomian rakyat disana, kemudian ada juga persawahan padi yang prima di Kecamatan Belintang dan sekitarnya, yang didukung dengan irigasi over komering, sehingga terciptalah ribuan hektar sawah yang menghasilkan padi dan dipanen 3 kali per-tahun. Dengan perputaran ekosistem tersebut sehingga masyarakat disana mengarah pada kesejahteraan, dan kini telah lahir seorang pionir dibidang pertanian serta pekebunan rakyat, yaitu bapak Yapani dari Dinas Pertanian Kecamatan, dan beliaulah yang telah mengembangkan pertanian di Kecamatan Cempaka, sehingga hasil sayur mencapai 2 hingga 3 ton perhari, inilah kenyataan disana dan mudah-mudahan akan terus berkembang, dengan dukungan Pemda serta Investor yang mendorong laju gerak pertanian tersebut.
Dengan masuknya banyak investor di Oku Timur, dalam jangka panjang apa dampak yang anda perkirakan ?
Sadek SH : dampak jangka panjang menurut saya, 60% lahan perkebunan dan pertanian di Oku Timur akan dikuasai investor, dengan HGU masing-masing, dengan penyempitan kepemilikan tanah rakyat, maka manakala penduduk berkembang, maka akan terjadi krisis tanah, dan dapat berdampak pada krisis ekonomi, krisis budaya, krisis moral dan yang lain, karena perpaduan masuknya budaya asing serta akan terjadi persaingan yang sangat berat antara investor dengan masyarakat setempat, bahkan kemungkinan dapat terjadi erosi nasionalisme dan menurunya semangat patriotisme dikalangan generasi muda. Karena terkontaminasi dengan kapitalisme, bahkan kemungkinan terbesar saat terjadi sesuatu tentang tanah yang dikuasai investor asing, maka banyak kemungkinan berdampak merugikan pertahanan dan keamanan, sementara secara politik, akan mengurangi daya nasionalisme, dapat berdampat berat, dan kemungkinan besar menyengsarakan rakyat setempat.
Mungkin bapak melihat kasus-kasus yang sedang berkembang saat ini ?
Sadek SH : kasus – kasus yang sedang berkembang yang dapat berpotensi menjadi masalah besar, maupun problem berskala besar, adalah sengketa tanah PT.LPI dan PT Campang Tiga, sengketa tanah PT LPI dengan Rakyat Linang, dan banyak sengketa lain, seperti PT Madu Sari dengan Oknum penduduk setempat yaitu Yusuf AR, yang mencapai 500 hektar serta banyak sekali ketegangan perbatasan antara Oku Timur dengan Ogan Timur, antara Komering Hilir dengan Ogan Hilir serta sengketa perbatasan tanah adat, yang sudah banyak memakan korban disana-sini karena banyaknya senjata liar ditangan masyarakat di dareah perbatasan. Sehingga berdampak sangat buruk manakala tidak diselesaikan segera oleh Pemda masing-masing.
Apa harapan rakyat Oku Timur pada Investor ?
Sadek SH : Harapanya adalah masarakat meminta agar para investor mau memenuhi janjinya pada pemda, dimana 20% perkebunan mereka harus ada plasma, atau perkebunan inti atau bekerjasama dengan masyarakat setempat, sehingga tidak ada timbul jurang pemisah yang begitu jauh, dan investor juga harus membantu hal-hal yang dibutuhkan masyarakat setempat seperti Rumah Sakit, Sekolah dan jalan, sehingga terjadi harmonisasi dengan warga setempat, dan mengurangi hal yang tidak diinginkan seperti kebencian dan lain-lain, kongkritnya, hendaknya investor tidak hanya mengacu pada sistem ekonomi, tetapi tetapi sebagian gerakannya memikirkan rakyat sekitar terutama direkrutnya tenaga kerja masyarakat lokal, sehingga mengurangi pengangguran dan mengurangi diskriminasi serta hal lain.
Harapan pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Sumsel ?
0 komentar:
Posting Komentar