TNI AL LAKSANAKAN INTELLIGENCE EXCHANGE CONFERENCE DENGAN AL SINGAPURA

TNI AL LAKSANAKAN INTELLIGENCE EXCHANGE CONFERENCE DENGAN AL SINGAPURA

TNI Angkatan Laut yang diwakili Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Laut (Aspam Kasal) Laksamana Muda TNI S. Irawan, S.E selaku Ketua Delegasi melaksanakan Intelligence Exchange Conference (IEC) bersama dengan Angkatan Laut Singapura, pekan kemarin, di Singapura. Intelligence Exchange Conference (IEC) merupakan forum dialog sekaligus diskusi dalam membahas isu – isu ancaman maritim di lingkungan global, regional dan nasional yang berdampak kepada stabilitas keamanan maritim khususnya antara Indonesia dan Singapura.

Forum ini merupakan sarana komunikasi strategis - operasional di level Angkatan/Matra, khususnya dibidang intelijen melalui berbagi informasi (information sharing) dan komunikasi (Communication Sharing) dalam rangka meneruskan kebijakan kerjasama internasional yang telah dituangkan dalam bentuk kesepakatan pada tingkat pimpinan negara, Kementerian dan Mabes TNI. Kegiatan Intelligence Exchange Conference (IEC) diharapkan dapat menjadi mekanisme efektif untuk memperkuat dalam berbagi informasi, komunikasi dan berkoordinasi guna meningkatkan kerjasama antara kedua angkatan laut dibidang intelijen.

Selain melaksanakan (IEC), dalam lawatannya di Singapura, delegasi TNI AL juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Laut Singapura Laksamana Muda Lew Chuen Hong serta mengunjungi International Fusion Centre (IFC) Changi. Dalam kunjungan kehormatan ini, Aspam Kasal didampingi para perwira dari jajaran Staf Pengamanan Angkatan Laut antara lain, Paban 4 Spamal Kolonel Laut (P) Akmal, Pabandya Sigint Spamal Letkol Laut (P) Agung Wahyu Minulyo, serta Pabandya Kersin Spamal Letkol Laut (P) Yudi Ardian.

Dalam pertemuan dengan Kasal Singapura, dibicarakan berbagai hal terkait Angkatan Laut kedua negara diantaranya membahas bahwa, kedua belah pihak sepakat bentuk dan jenis ancaman baik tradisional maupun non tradisional / militer atau non militer di wilayah perairan Selat Malaka telah menjadi fokus perhatian dunia dan mengganggu stabilitas keamanan maritim kedua negara. Kedua belah pihak harus dapat memperkuat kerjasama dengan berbagi intelijen (Intelligence Sharing) atau informasi/komunikasi (Information/Communication Sharing) dan segera membuat suatu mekanisme bersama guna memberikan pengaruh yang besar dalam menjaga keamanan maritim regional.

Dalam pertemuan ini juga TNI AL dan Republic of Singapore Navy (RSN)  telah sepakat bahwa laporan - laporan dari organisasi dan media maritim seperti International Maritime Berau (IMB), majalah, atau media online mengenai kegiatan kejahatan di perairan Selat Malaka tidak valid, karena mereka hanya menerima laporan sepihak dan mereka tidak berada di lapangan untuk pengecekan ulang. Sehingga, baik pihak TNI AL maupun RSN perlu menggunakan hak jawab dalam rangka menjelaskan situasi dan kondisi yang sebenarnya.

Dalam pertemuan ini Aspam Kasal menyampaikan bahwa, intelijen TNI AL telah berusaha secara optimal untuk memberikan intelijen kepada satuan operasional sebagai dasar untuk penindakan diseluruh wilayah perairan Indonesia. Hal ini telah memberikan hasil yang signifikan dengan keberhasilan TNI AL dalam menangkap MV Sunrise yang membawa sabu-sabu lebih dari 1 ton, STS 50 yang merupakan buronan Interpol, penyelundupan mobil mewah, dan banyak keberhasilan lainnya.

Sementara Pihak RSN menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada TNI AL atas keberhasilannya melakuan penindakan terhadap upaya pelanggaran Hukum.  “Hal tersebut memberikan kesadaran bagi RSN bahwa TNI AL sangat penting dan memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap stabilitas keamanan Selat Malaka melalui penindakan terhadap kapal-kapal yang melakukan pelanggaran hukum”, ungkap Laksamana Muda Lew Chuen Hong.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SEL SURYA

SEL SURYA