Bertempat di Hotel Ballroom Crown Plaza Jakarta, Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta menggelar Seminar Internasional Pembangunan Pariwisata Indonesia, acara yang juga diikuti dengan Soft Launching Festival Topeng Nusantara 2010 tersebut, menampilkan pembicara Hermawan Kartajaya (Founder and President of MarkPlus Inc; President of World), DR. Anak Agung Gde Agung (Pemerhati Pariwisata Indonesia), Mr. Alitstrair G. Speirs (Chief Executive Officer, PT. Phoenix Communication), Mr. Poul E. Bitsch (Chairman of the Jakarta Internasional Hotel Association), serta Dirjen Pemasaran Kembudpar RI.
Menurut Ketua ST Pariwisata Trisakti, Djoko Sudibyo, SE, MM, PhD, bahwa Seminar Internasional ini, ST Pariwisata Trisakti, ingin mengajak kita semua, untuk membicarakan dan membedah strategi para Akademisi, Birokrasi, Praktisi dan para Pakar, bersama dengan cara mengenali keterbatasan, tantangan serta peluang pariwisata Indonesia. Diharapkan dapat diambil berbagai langkah koreksi dan solusi yang bermanfaat dalam peningkatan daya saing Pariwisata Indonesia di Asean khususnya dan Internasional.
Dengan seminar ini kita juga ingin mengenali dan mendiskusikan keterbatasan, kelebihan, peluang dan tantangan pembangunan Pariwisata Indonesia masa depan, akibat munculnya dampak perhatian yang berlebihan (“Over Focus”) hanya pada destinasi tertentu saja. Mencari solusi pragmatis dan berkesinambungan dalam memecahkan masalah-masalah actual, guna mendorong percepatan pembangunan pariwisata, menuju kepada perubahan paradigm (“paradigm shift”) Pariwisata Indonesia yang lebih berkembang (“upward spiral”).
Saat disinggung tentang program pengabdian masyarakat, Djoko Sudibyo, SE, MM, PhD mengaskan, bahwa ST Pariwisata Trisakti telah lama melakukan binaan dengan “Program Pendidikan Pariwisata Masuk Desa”, dimana saat ini telah memiliki daerah binaan seperti yang dilakukan di Cirebon, Sukabumi, Bogor dan Jakarta, dimana masyarakat gratis dalam mengikuti pendidikan, untuk mengikuti bimbinan singkat wirausaha, dengan tehnik produksi hingga pemasaran, program ini akan terus ditingkatkan bersama dunia industri dan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, paparnya.
Pimpinan Yayasan Prima Ardian Tana, Pegy Melati Sukma juga menambahkan, bahwa pihaknya ingin terus membangkitkan minat masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan Seni Topeng, sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, melalui “Festival Topeng Nusantara”, yang menampilkan topeng dari berbagai daerah di Indonesia, sehingga kedepan seni Topeng dapat berdampak secara luas, bukan saja disektor pariwisata, tetapi juga UMKM, paparnya.
Sementara ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi DKI Jakarta, DR Arie Budhiman saat dimintai tanggapan akan seminar tersebut, mengaku gembira, atas peran semua pihak dalam memajukan kepariwisataan di Indonesia, dengan seminar ini telah menegaskan, sebuah korelasi yang sangat signifikan, antara kepariwisataan dan kebudayaan, karena berbicara pariwisata bukan saja bicara ranah ekonomi saja, tetapi juga karakter budayanya, hal tersebut sesuai dengan kode etik pariwisata global, yang menyatakan bahwa Pariwisata adalah pengguna warisan budaya, sehingga tema kepariwisataan yang juga membahas masalah Topeng Nusantara, sehingga kekhasan ini juga diharapkan akan menjadi warisan dunia, sebagaimana Keris, Batik dan Wayang.
Dengan kenyataan bahwa aktifitas Pariwisata sudah menjadi tulang punggung ekonomi sebuah bangsa, maupun kelompok masyarakat, maka dibutuhkan sebuah keberanian bagi pengelola Negara, untuk lebih meningkatkan investasi maupun Promosi kepariwisataan, disamping melakukan perbaikan fasilitas sarana produk pariwisata, tetapi Promosinya juga harus lebih ditingkatkan, karena tanpa promosi, masyarakat dan wisatawan tidak akan tau obyek-obyek yang memang layak di kunjungi, papar Arie Budhiman.
0 komentar:
Posting Komentar