Disela acara Muktamar VIII dan Milad 35 Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), juga digelar Seminar Internasional, di Universitas Islam As-Syafi’iyah, hadir sebagai Keynote Speaker Mantan Perdana Menteri Malaysia, DR Mahathir Muhammad, dengan membahas “Islam, Keadilan dan Perdamaian, Transformasi Menuju Dunia Yang Berkeadaban”.
Ketua Umum BKMT yang juga Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah, Prof. DR Hj Tutty Alawiyah AS, pada wartawan menegaskan, bahwa Muktamar VIII dan Milad 35 Badan Kontak Majelis Taklim dalau upaya Peningkatan Kualitas Muslimah yang berkaitan dengan Era Global, serta meneguhkan kembali, untuk membangun Kebersamaan Ukhuwah, Islam yang Rahmatan Lil Alamin, dan bukan Islam yang Radikal maupun Liberal.
Di Indonesia maupun di negara-negara lain di dunia, peran Perempuan saat ini sangat besar, banyak perempuan yang menjadi pemimpin, bahkan di Indonesia anggota PMR RI, 35% nya adalah Perempuan, dan kesempatan perempuan untuk tampil sebagai pemimpin terbuka lebar, melalui Muktamar ini kita ingin membangun kualitas Muslimah, untuk mengisi pembangunan bangsa dan negara Indonesia kedepan.
Perempuan tidak boleh menganggap sebagai warga kelas dua, jangan sampai peran wanita hanya sebatas rumah tangga saja, karena kita bisa berbuat, kita bisa mengambil contoh peran instri Nabi Muhammad SAW, yang hebat-hebat dan bisa menjadi contoh bagi kita semua, dengan kegiatan ini kita juga berharap dapat membangun tali silaturahmi sesama pengurus dan anggota BKMT yang datang dari 32 Provinsi di Indonesia, yang jumlahnya 2.700 orang, kita bersyukur antusias peserta yang berpartisipasi cukup tinggi, seperti dari Selawesi Selatan hingga 500 peserta, dari Papua 250 peserta dan provinsi lain, sehingga panitia menyediakan 5 tempat tinggal untuk seluruh peserta, kesempatan ini juga untuk meningkatkan wawasan tentang egalitarian, yaitu perempuan dan laki-laki sama tanggung jawabnya, jadi jangan menganggap sebagai kelas dua, karena perempuan saat ini posisi dan peluangnya cukup tinggi dalam menjadi pemimpin, baik tingkat nasional maupun daerah, tegas Prof. Hj Tutty Alawiyah AS.
Dalam Seminar Internasional tersebut,DR. Mahathir Muhammad menekankan akan perlunya umat Islam untuk terus menimba Ilmu, dengan banyak membaca, karena dalam Al Quran juga dimulai dengan Iqro, oleh sebab itu banyaklah mempelajari ilmu-ilmu yang ada pada Al Quran, dimana saat ini negara yang bukan Islam telah lebih maju mendalami ilmu pengetahuan yang ada pada Al Quran, di Eropa banyak orang yang mempelajari ilmu khusus yang berkenaan dengan ajaran Islam, sementara umat Islam justru menepikan (mengesampingkan), sehingga negara-negara Eropa yang bukan negara Islam lebih maju daripada negara Islam.
Mahathir juga melihat, bahwa saat ini banyak Umat Islam yang hijrah ke negara yang dipimpin oleh orang yang bukan Islam, ini sangat memprihatinkan karena negara kita tidak ditakdirkan dengan baik, tidak aman, banyak permusuhan sesama umat Islam, mereka berperang dengan perbedaan pendapat, kadang perbedaan tersebut dikarenakan masalah ajaran Islam itu sendiri, sehingga negara Islam menjadi begitu buruk, sehingga rakyat Islam berhijrah ke negara bukan Islam, ini siapa yang salah, apakah musuh kita atau kita sendiri, ungkap Mantan Perdana Menteri Malaysia tersebut.
Pada seluruh pengurus Badan Kontak Majelis Taklim yang hadir, Mahathir Muhammad mengajak untuk melakukan kajian-kajian, dengan mengikuti ajaran Islam sebagai tuntunan hidup, teruslah membaca, kuasai ilmu agama, tanpa meninggalkan Sains, kalau hidup kita baik, maka negara juga akan maju, bagi yang diberi amanah memimpin negeri ini, dengan jabatannya, hendaknya dijalankan dengan benar dan baik, tanpa melakukan apa yang dilarang dalam Islam, karena kalau kurang beramanah maka akan menyalahgunakan jabatannya, maka sudah tentu hasil perbuatannya juga kurang baik. Bangsa ini, rakyat ini membutuhkan pemimpin yang amanah, maka negara Islam akan maju, ungkapnya.
Ketua Umum BKMT yang juga Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah, Prof. DR Hj Tutty Alawiyah AS, pada wartawan menegaskan, bahwa Muktamar VIII dan Milad 35 Badan Kontak Majelis Taklim dalau upaya Peningkatan Kualitas Muslimah yang berkaitan dengan Era Global, serta meneguhkan kembali, untuk membangun Kebersamaan Ukhuwah, Islam yang Rahmatan Lil Alamin, dan bukan Islam yang Radikal maupun Liberal.
Di Indonesia maupun di negara-negara lain di dunia, peran Perempuan saat ini sangat besar, banyak perempuan yang menjadi pemimpin, bahkan di Indonesia anggota PMR RI, 35% nya adalah Perempuan, dan kesempatan perempuan untuk tampil sebagai pemimpin terbuka lebar, melalui Muktamar ini kita ingin membangun kualitas Muslimah, untuk mengisi pembangunan bangsa dan negara Indonesia kedepan.
Perempuan tidak boleh menganggap sebagai warga kelas dua, jangan sampai peran wanita hanya sebatas rumah tangga saja, karena kita bisa berbuat, kita bisa mengambil contoh peran instri Nabi Muhammad SAW, yang hebat-hebat dan bisa menjadi contoh bagi kita semua, dengan kegiatan ini kita juga berharap dapat membangun tali silaturahmi sesama pengurus dan anggota BKMT yang datang dari 32 Provinsi di Indonesia, yang jumlahnya 2.700 orang, kita bersyukur antusias peserta yang berpartisipasi cukup tinggi, seperti dari Selawesi Selatan hingga 500 peserta, dari Papua 250 peserta dan provinsi lain, sehingga panitia menyediakan 5 tempat tinggal untuk seluruh peserta, kesempatan ini juga untuk meningkatkan wawasan tentang egalitarian, yaitu perempuan dan laki-laki sama tanggung jawabnya, jadi jangan menganggap sebagai kelas dua, karena perempuan saat ini posisi dan peluangnya cukup tinggi dalam menjadi pemimpin, baik tingkat nasional maupun daerah, tegas Prof. Hj Tutty Alawiyah AS.
Dalam Seminar Internasional tersebut,DR. Mahathir Muhammad menekankan akan perlunya umat Islam untuk terus menimba Ilmu, dengan banyak membaca, karena dalam Al Quran juga dimulai dengan Iqro, oleh sebab itu banyaklah mempelajari ilmu-ilmu yang ada pada Al Quran, dimana saat ini negara yang bukan Islam telah lebih maju mendalami ilmu pengetahuan yang ada pada Al Quran, di Eropa banyak orang yang mempelajari ilmu khusus yang berkenaan dengan ajaran Islam, sementara umat Islam justru menepikan (mengesampingkan), sehingga negara-negara Eropa yang bukan negara Islam lebih maju daripada negara Islam.
Mahathir juga melihat, bahwa saat ini banyak Umat Islam yang hijrah ke negara yang dipimpin oleh orang yang bukan Islam, ini sangat memprihatinkan karena negara kita tidak ditakdirkan dengan baik, tidak aman, banyak permusuhan sesama umat Islam, mereka berperang dengan perbedaan pendapat, kadang perbedaan tersebut dikarenakan masalah ajaran Islam itu sendiri, sehingga negara Islam menjadi begitu buruk, sehingga rakyat Islam berhijrah ke negara bukan Islam, ini siapa yang salah, apakah musuh kita atau kita sendiri, ungkap Mantan Perdana Menteri Malaysia tersebut.
Pada seluruh pengurus Badan Kontak Majelis Taklim yang hadir, Mahathir Muhammad mengajak untuk melakukan kajian-kajian, dengan mengikuti ajaran Islam sebagai tuntunan hidup, teruslah membaca, kuasai ilmu agama, tanpa meninggalkan Sains, kalau hidup kita baik, maka negara juga akan maju, bagi yang diberi amanah memimpin negeri ini, dengan jabatannya, hendaknya dijalankan dengan benar dan baik, tanpa melakukan apa yang dilarang dalam Islam, karena kalau kurang beramanah maka akan menyalahgunakan jabatannya, maka sudah tentu hasil perbuatannya juga kurang baik. Bangsa ini, rakyat ini membutuhkan pemimpin yang amanah, maka negara Islam akan maju, ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar