Sejak peristiwa terbakarnya KM. Zahro Express yang mengangkut sebanyak 184 orang pada hari Minggu 1 Januari 2017 di perairan Kepulauan Seribu, Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, S.Sos., memerintahkan langsung kepada unsur-unsur jajaran Koarmabar dari Satuan Kapal Cepat Koarmabar (Satkat Koarmabar), Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta, Satuan Komando Pasukan Katak Koarmabar (Satkopaska Koarmabar) dan Dinas Penyelamatan Bawah Air Koarmabar (Dislambair Koarmabar) untuk melaksanakan search and rescue (SAR) guna mengevakuasi dan mencari korban di perairan Kepulauan Seribu, Senin (2/1).
Hingga hari ke-2 pasca terjadinya musibah KM. Zahro Express, Koarmabar telah mengerahkan sembilan unsurnya yang terdiri dari dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI); yaitu KRI Cakalang-852 dan KRI Barakuda-366; dua Kapal Angkatan Laut (KAL); yaitu KAL Sanca dan KAL Kobra serta lima Patroli Keamanan Laut (Patkamla); yakni Patkamla Sunda Kelapa, Patkamla Ronin, Patkamla Mutiara, Patkamla Muara Baru serta Patkamla Untung Jawa.
Penumpang KM. Zahro Express dipastikan berjumlah 184 orang sesuai data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan rincian sebagai berikut: Korban selamat 130 orang, Korban meninggal di RS Polri : 22 orang dan di RS Cipto Mangunkusumo: 1 orang, Korban di rawat: di RS Atmajaya 22 orang, diantaranya 4 orang dirujuk ke RSPAD dan 1 orang ke RS Polri serta dirawat di RS PIK 2 orang dan RS Pluit 7 orang
Dalam pelaksanaan SAR pencarian korban musibah KM.Zahro Express unsur-unsur Koarmabar bergabung dengan unsur-unsur dari instansi lain diantaranya unsur Badan SAR Nasional (Basarnas), KPLP, Polairud dan kapal-kapal nelayan setempat.
0 komentar:
Posting Komentar