LKK KOSGORO Hadirkan Budaya Santun di Tengah Persaingan Politik yang Keras dan Terbuka
Peristiwa transkultural abad ini sangat memengaruhi berbagai sendi kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini antara lain, berdampak pada meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan hidup, dan krisis multidimensional.
Perlu upaya kolektif untuk memperkokoh budaya dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak tereliminasi oleh budaya reformasi yang tak sejalan dengan nilai dan tatanan bangsa Indonesia.
Demikian antara lain, disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) KOSGORO, H. Hayono Isman, S.IP, ketika menerima pengurus Lembaga Kebudayaan dan Kesenian (LKK) KOSGORO, di Wisma Mas Isman, Jl. Cik Ditiro No. 34 Menteng Jakarta Pusat, Senin (19/02/2018).
Reformasi, lanjut Hayono, selain ada harapan membawa berkah, namun sekaligus tantangannya berat. “Berat karena sebagian masyarakat menggunakan kebebasan secara keras, dan beringas. Tidak mengindahkan kepentingan orang lain. Demokratisasi kita telah dimanipulasi oleh sebagian elit politik,” ujarnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, era Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) ini mengatakan, perobahan tatanan kekuasaan pada masa ini sangat kompleks, rumit dan sarat dengan berbagai kepentingan. Sehingga memerlukan tuntutan dan ruh yang dapat memberi sinar terang. Tidak terjebak pada gelapya nikmat kekuasaan.
Oleh itu, harapannya melalui gerakan kebudayaan, proses transformasi dapat lebih dihaluskan. “Program LKK KOSGORO harus mengena pada sasarannya. Mampu menyentuh hati masyarakat dengan cara yang damai, yaitu melalui seni dan budaya. Bagaimana kita dapat membawa kembali bangsa ini pada budaya santun, saling hormat-menghormati, menjaga nilai-nilai kebersamaan, di tengah persaingan politik yang keras dan terbuka,” ujar Hayono.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Pusat LKK KOSGORO, Hj. Sumarni Padil, menyampaikan, sebagai organisasi kader, LKK KOSGORO, diharapkan dapat berperan aktif. “Melalui proses kreatif, serta kegiatan seni dan budaya, sudah seharusnya LKK KOSGORO dapat mengambil peran penting dalam rangka membentuk jatidiri bangsa,” ujarnya.
Di masa kepengurusannya, Sumarni berharap, LKK KOSGORO secara kolektif dapat berperan aktif menjalankan fungsi advokasi, melakukan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pembinaan masyarakat, menciptakan kantong-kantong komunitas dalam upaya melakukan konservasi budaya.
“Pertemuan ini menjadi pertanda, bahwa sikap empati telah tumbuh subur di dalam hati sanubari kita. Seluruh jajaran LKK KOSGORO maupun PPK KOSGORO yang sedemikian antusias, telah meyakinkan saya, bahwa ketika kita mampu bersinerji dan bekerjasama, insya Allah apa yang menjadi harapan kita bersama akan terwujud,” ujarnya.
Pengurus Pusat LKK KOSGORO Masa Bakti Tahun 2017 – 2022, Hj. Sumarni Padil (Ketua), Eddie Karsito (Sekretaris), Retno Dewi Hendrastuti SE, (Bendahara), Agus Wibowo, (Wakil Ketua Bidang Konservasi Budaya), J. Isdaryanto B. Oetomo,S.Sn (Wakil Ketua Bidang Pengembangan Budaya), RA. Ade Puspa Djayanti, S.Sn (Wakil Ketua Bidang Sosial dan Pendidikan), dan Jose Choa Linge, SE (Wakil Ketua Bidang Humas dan Promosi).
Sesuai tata laksana kerja, secara struktural LKK KOSGORO menjadi badan otonom, di bawah kepemimpinan langsung Ketua Umum PPK KOSGORO, H. Hayono Isman, S.IP, serta di bawah koordinasi Ketua Kebudayaan dan Kesenian Rakyat, yang dipimpin, B.R.ay. Erna Santoso. (Nurul)
0 komentar:
Posting Komentar